/ / d u a p u l u h s e m b i l a n

19 4 7
                                    

Hai myszen!! We're mutysha

Sebelum membaca, jangan lupa untuk tekan tombol bintang di bawah ini, komen sebanyak-banyaknya dan share cerita ini ke teman kalian yha guyss...

Happy Reading ❤️

Happy Reading ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--^^--

Pertengkaran tak dapat di hindari oleh Anza yang melawan dua orang sekaligus dan Nindy satu orang lainnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Anza dengan keras menendang bagian dada salah satu lawannya tersebut hingga tersungkur. Tak tinggal diam, mereka membalas tendangan Anza dan Nindy yang tak kalah kerasnya. Beberapa kali juga Anza dan Nindy meringis akibat tendangan dan pukulan yang teramat kuat dari orang yang menghadangnya saat ini.

Sedangkan di dalam mobil, Aya tampak  cemas sekaligus takut. Ia hendak menelepon Ando untuk bisa menolong dirinya dan teman-temannya. Namun, pergerakan itu dihentikan oleh Nana.

"Mau ngapain?" tanya Nana ketika melihat Aya akan menelepon kekasihnya itu.

“Nelepon Ando, kasihan mereka.” jawab Aya. Namun saat Aya akan menekan kontak telepon Ando kembali, Nana lagi-lagi memberhentikan pergerakan Aya tersebut.

“Kita tungguin sebentar lagi, siapa tahu mereka bisa ngatasinnya. Kita jangan melibatkan orang lain dulu.” ujar Nana menenangkan yang ditolak mentah-mentah oleh Aya.

“Lo biarin mereka, Na? Gila lo?!” Aya tak menyangka dengan ucapan sahabatnya tersebut.

Nana hanya bergeming, sedangkan Aya dengan segera menelepon Ando untuk meminta bantuan. Hingga terdengar suara dari seberang sana menyahut ucapan Aya.

--^^--

Kelima inti ARPONERO kini sedang bercengkrama di markas yang ada di dekat sekolah. Mereka sedang bermain monopoli bersama sebelum bel masuk berbunyi. Hingga terdengar suara dering ponsel Ando, terlihat kontak telepon Aya yang di beri nama ‘boo’.

“Oke gue ke sana sekarang,” panggilan itu di akhiri oleh Ando yang tampak mengeraskan rahangnya dan ekspresi yang jarang ia perlihatkan. Segera ia bangkit dari duduknya dan memberitahu kepada sahabat-sahabatnya.

“Aya sama yang lain lagi di keroyok di jalan Cempaka Putih,” terang Ando dengan serius.

Mereka semua menoleh kemudian bangkit. “Kita ke sana.” ujar Athar yang di angguki oleh yang lain.

ATHAR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang