//s e p u l u h

62 10 22
                                    

SUDA UP!! MARI BERSYUKUR!!

DUKUNG KITA TERUS YA, YUK SEMPETIN KLIK TOMBOL VOTE NYA YA! YANG BELUM TAHU TOMBOL VOTE ADA DI MANA, DI KIRI BAWAH LAMBANG BINTANG GUYS><

DUKUNG KITA TERUS YA, YUK SEMPETIN KLIK TOMBOL VOTE NYA YA! YANG BELUM TAHU TOMBOL VOTE ADA DI MANA, DI KIRI BAWAH LAMBANG BINTANG GUYS><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--^^--

Bersama dengan turunya rintik hujan, Athar menepikan motornya. Sekalian neduh kann...

“Pak, bakso komplit dua ya!” pinta Anza kepada penjual bakso tersebut.

“Siap Mbak!”

Sambil menunggu pesanan yang sedang dibuatkan, Anza menarik Athar untuk mencari tempat duduk yang ada di kedai bakso tersebut. Saat Anza ingin menduduki kursi yang menghadap ke arah jalanan yang mereka lewati, Athar langsung mencegah Anza agar tidak duduk di tempat tersebut.

"Gue yang duduk di sini," ucap Athar sambil menunjuk kursi yang akan Anza duduki.

"Aelahhh, lo ya ngerepotin gue terus, tinggal duduk di situ kenapa sih? Jangan cari gara-gara deh sama gue," cerocos Anza tanpa dosa seolah-olah ia tidak berbuat salah apapun.

"Gue apa lo yang ngerepotin?" sarkas Athar.

"Eh iya, yang ngerepotin kan gue, maaf ya!" maaf Anza dengan muka polosnya.

"Bentar gue pindah," lanjut Anza.

Athar hanya diam melihat tingkah Anza yang menurutnya lucu.

"Hah lucu? Gila lo Thar," batin Athar yang tak sesuai dengan ucapannya.

Setelah kejadian tadi, Athar dan Anza tidak saling membuka suara. Mereka fokus dengan ponselnya masing-masing.

Tujuh menit berlalu, bakso yang mereka pesan telah diantar oleh penjual bakso tersebut ke meja mereka.

“Dua porsi bakso komplit telah disajikan untuk mbak dan masnya." ujar penjual bakso tersebut dengan ramah.

Hanya dentingan garpu dan sendok yang mendominasi di tempat tersebut. Anza mulai memakan kuah baksonya yang ia campur dengan saos sambal yang membuat wajahnya memerah karena kepedasan.

Mungkin orang-orang melihat mereka seperti sepasang kekasih yang mempunyai sifat yang terbalik. Terlihat dari cara makan Anza yang super heboh dan Athar yang kalem seperti ala-ala anak sultan (author said : emang anak sultan) sambil sesekali memandang tingkah Anza yang tiba-tiba menggebrak meja karena kepedasan.

"Lo kalau makan emang kayak orang kesetanan?" tanya Athar yang sudah kehilangan kesabaran karena melihat tingkah Anza. Lihat saja sebentar lagi mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana.

"Lo jangan asal bicara ya!! Gini-gini gu—uhuk uhuk," Athar reflek memberikan air minumnya kepada Anza. Dengan senang hati Anza menerima dan menenggak hingga habis.

ATHAR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang