01- Awal (Dari Segalanya)

3.8K 156 28
                                    

Happy Reading.


Hanin beserta Ayah dan Bundanya sedang melahap makan malamnya. Sesekali Hanin melirik dan melempar senyum ke arah Ayahnya.

“Hanin,” ucap Bunda.

“Hmm?” gumam Hanin dengan menoleh ke arah Bundanya.

“Kamu kenapa, senyam senyum gitu?” tanya Bunda sembari memasukkan sesuap nasi ke mulut.

“Gak apa-apa. Emang salah gitu, anaknya senyum sama orang tuanya? Ih, Bunda mah,” ucap Hanin dengan cemberut.

“Enggak gitu, kamu kalau ada masalah bilang sama Ayah atau Bunda, sayang,” ucap Bunda dengan lembut.

“Iya Bunda, Anin gak apa-apa kok, beneran.” Hanin mengatakan dengan menampilkan senyum terbaiknya.

Entah kenapa dirinya tiba-tiba aneh, dan Bunda merasakan itu perbedaan pada putri bungsunya tersebut.

“Oya, Ayah ada mau bicara sesuatu sama kamu, Anin.” Ayah menyelesaikan makannya dengan meneguk air putih yang ada di sampingnya.

“Apa itu, Ayah?” tanya Hanin.

“Begini... Anin, sebenarnya kamu sudah Ayah jodohkan dengan seseorang,” ucap Ayah dengan nada serius.

Hanin mematung. Refleks ia melepaskan sendok dan garpu yang ia pegang sedari tadi.

“Maksud Ayah?” tanya Hanin masih tidak mengerti arah pembicaraan sang Ayah.

“Ayah, akan menjodohkan kamu dengan nak Rafka, dia adalah anak dari sahabatnya Ayah sendiri,” jelas Ayah.

Hanin masih terdiam mematung. Ada rasa gelenyar aneh yang ia rasakan saat mendengarkan apa yang telah Ayahnya beritahu beberapa detik lalu. Perjodohan? Ada apa ini?

“Ayah, menjodohkan Anin dengan Rafka? Siapa itu Rafka?” tanya Hanin yang masih tetap berusaha untuk bersabar.

“Rafka, adalah seorang pria dewasa, ia saat ini sedang menjalankan masa dudanya. Dia sudah memiliki dua anak. Ayah mau kamu menikah dengannya.”

Ayah Iko menjodohkan Anak gadis bungsunya dengan anak sulung sahabatnya sendiri. Pria itu adalah duda dua anak yang pernah membangun rumah tangga dan sudah bercerai. Perjodohan itu semua terjadi karena ia memiliki perjanjian dengan sahabatnya yang bernama Arskan Papa dari Rafka. Dulu, saat kedua sahabat itu masih di masa muda, mereka pernah berjanji jika mereka sudah menikah dan mempunyai anak laki-laki atau perempuan, mereka akan menjodohkannya, dengan cara itu mereka akan bersatu menjadi keluarga, seumpama sahabat yang tak ingin di pisahkan meski di halang jarak. Tetapi dengan menikahkan kedua anaknya mereka akan tetap bersatu. Itu akan lebih baik.

Ayah melakukan perjodohan ini hanya tidak ingin punya perasaan berutang terhadap sang sahabat. Ia ingin menyelesaikan permasalahan ini agar tidak ada pikiran yang selalu mengimbanginya. Ayah Iko juga berpikir, Hanin sudah pantas untuk menikah, tidak baik jika Hanin anak gadisnya jatuh dalam buaian para lelaki di luar sana. Hanya ini yang terbaik untuk kehidupan seorang anak, tidak ada orang tua yang ingin menjatuhkan anaknya ke dalam gua yang gelap atau lubang terdalam yang menakutkan.

“Apa?! Menikah?! Apa Anin tidak salah dengar?” tanya Hanin.

“Kuliah Anin bahkan belum selesai Yah, Bund...,” lanjutnya dengan suara bergetar.

“Itu bisa nanti kita pikirkan. Yang pasti, Ayah, telah menjodohkan kamu dengannya, dan kamu harus mau.” Ayah men

Hanin menggeleng kkepalanya. Ia bangkit dari tempat duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan meja makan dengan perasaannya yang campur aduk.

Hanin masih bingung dengan semua ini. Fikirannya, mati berdiri lebih baik dari pada harus menikah di usia muda.

“Enggak, gak mungkin. Gak mungkin! Aku gak mau nikah muda!”

******

Di tempat lain...

Rafka Aprilio Mahendra. Putra sulung dari Arskan Mahendra dan Ratih. Seorang dosen sekaligus penerus dalam bisnis perusahaan yang telah Arskan bangun selama bertahun-tahun.

Rafka pria duda dua anak yang mana dulu ia menikah dengan kekasihnya sendiri. Namun, pernikahannya sakral itu berujung pada perceraian saat anak keduanya berusia satu tahun. Terjadinya perceraian yang mana karena mantan istrinya main belakang,  punya hubungan gelap dengan seorang pria lain. Selingkuh.

“Rafka, Papa ingin menjodohkan kamu dengan anaknya sahabat Papa.” Papa Arskan langsung mencerca Rafka dengan pernyataannya.

Rafka mengernyitkan dahinya. “Menjodohkan? Anak sahabat Papa yang mana?” tanya Rafka.

“Iya, dia anak sahabat Papa,” ucap Papa.

“Pah, untuk apa melakukan perjodohan ini? Aku juga sebenarnya tidak terlalu mementingkan itu, aku masih mampu mengurus anak-anakku.” Tanggapan Rafka atas ucapan Papanya.

“Rafka, Papa melakukan ini semua itu untuk kamu, Papa sangat menyayangi kedua cucu Papa. Papa melakukan ini semua ini karena Papa peduli sama anak-anak kamu. Ya kamu memang bisa berbicara seperti itu, tapi untuk seterusnya kamu tidak akan bisa terus-terusan hanya mengurus Kenzo dan Kania, kamu juga harus kerja dan cari uang. Perkataan itu gak segampang membolak-balikkan telapak tangan, Raf.” Papa mengatakannya dengan tegas.

Rafka terdiam. Menerawangi semua apa yang Papa katakan. Ia merasa, ada kemungkinan kebenarannya juga.

“Siapa orang yang akan Papa jodohkan dengan ku?” tanya Rafka.

“Namanya Hanin. Hanin Raihana Syahira, gadis cantik, dia juga masih sangat muda dan masih kuliah,” jelas Papa.

Rafka melolot. “Hah?! Ayah mau menjodohkan aku dengan mahasiswa?” tanyanya kaget.

Papa menganggukkan kepalanya.

“Papa tau, Papa memberitahukan ini secara tiba-tiba. Tapi perjodohan ini, sejujurnya sudah dari sebelum kamu lahir ataupun Papa menikah. Papa dan sahabat Papa dulu, pernah punya keinginan yaitu untuk menjodohkan anak kita saat mereka sudah dewasa.”

Rafka hanya bisa terdiam dengan raut wajah datar yang tak bisa terdefinisikan. Bisa dikatakan Rafka ini shocked, terkejut atas apa yang Papanya sendiri katakan. Menikah dengan mahasiswa?

Rafka membuang helaan napas panjangnya. Memijat pangkal hidung bangirnya. Ia pusing, mendengarkan masalah perjodohan ini membuat kepalanya rasanya ingin pecah saja. Apakah tidak ada gadis lain? Tidak dengan mahasiswa juga. Dia adalah pria dewasa, memiliki dua anak yang masih balita. Apakah dia pantas menjadi istrinya? Apa dia mampu menjadi ibu untuk kedua anaknya. Ini benar-benar tidak bisa dibayangkan, memikirkannya saja membuat aliran napasnya sesak. Ia tidak yakin dengan perjodohan ini, karena Rafka pikir gadis itu tidak akan bisa menjadi istrinya. Mengetahui dirinya yang seorang duda saja sudah dipastikan gadis itu akan langsung menolaknya. Mana ada gadis muda yang masih menjadi mahasiswa mau dijodohkan dan nikahkan dengan dirinya. Dirinya yang pernah gagal dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Rafka juga mempunyai trauma untuk menikah lagi. Pengalamannya yang awal telah menjadikan dirinya sebagai laki-laki terkutuk yang tidak bisa menjadi suami yang baik untuk mantan istrinya, hingga terjadilah istrinya berselingkuh dengan meninggalkannya bersama kedua anaknya. Karena itu ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Ia tak ingin ada dalam posisi buruk seperti saat dulu lagi. Cukup sekali dan selamanya ia tak akan pernah mau merasakannya lagi. Jika memang ia harus menduda untuk selamanya, tidak masalah, ia akan siap terima itu.

••••

To be continue..

Jangan lupa vote dan komen, dan jangan lupa follow Vita.

Mas Duda Itu Suamiku [ Repost ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang