18. Bahasa Anehnya Vita

830 37 2
                                    

Malamnya selepas sholat isya di masjid, Rafka langsung di sibukkan dengan laptopnya.

Jika hari tadi mereka santai, maka besok adalah hari repotnya.

Sebelum waktunya untuk istrahat, Rafka akan menyiapkan file lebih dulu untuk dia ajarkan ke mahasiswanya.

Anak-anak sudah tidur lebih awal, Hanin mengingatkan besok mereka harus berangkat sekolah pagi-paginya.

Setelahnya menidurkan kenzo dan Kania, Hanin berjalan ke atas menuju kamarnya.
Setelah kejadian yang tadi siangnya, Hanin jadi takut untuk menyapa atau berbicara pada Rafka. Hanin merasa trauma.

Hanin masuk ke dalam kamar, pandangannya menyapu pada ruangan yang bernuansa putih Abu tua itu. Ia mencari sesuatu, apa itu?

Rafka. Ya Hanin mencarinya, ia melakukan itu untuk menjaga-jaga agar Rafka tidak menyerangnya tiba-tiba lagi seperti tadi siang.

Saat di dapatnya Rafka tidak ada, ia merasa lega dan masuk dalam kamar.

Hanin tidak tau jika Rafka sedang berada dalam kamar mandi melepas hajadnya yang meronta-ronta sedari tadi.

Hanin membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya.

Lelah, yang dia rasakan hari ini. Sudah di buat lelah hati dengan si nenek lampir, malah di tambah dengan Rafka yang cabul maen nyosor aja.

Saat Hanin hendak memejamkan matanya, tiba-tiba saja suara Rafka menghentikannya, ia kaget.

"Anak-anak udah tidur?" tanya Rafka.

"Hah? ud- udah," jawabnya terbata.

Rafka mengangguk. Ia menganggung tanpa dilihat langsung oleh Hanin.

Rafka kembali ke meja belajar, ia harus menyelesaikan pekerjaannya dan langsung beristirahat.

•••

Azan subuh berkumandang, memecahankan kesunyian pagi.

Hanin hari ini bangun lebih dulu dari Rafka, dia sudah harus di sibukkan dengan aktivitas paginya. Apa lagi kalau bukan membangunkan dua bocah kecil dan di tambah lagi dengan bayi besarnya.

Hanin akan membangun Rafka terlebih dulu, karena Rafka yang harus berangkat shplat subuh di masjid, kemari dia sudah sholat di rumah. Setelah itu Hanin akan membangunkan dua malaikat kecilnya.

"Bapak. Bangun pak, subuh dulu nanti keburu lewat," ucapnya sembari memukul pelan lengan suaminya.

"Jam berapa?" tanya Rafka dengan suara berat khas bangun tidurnya.

Meleleh... author aja meleleh Aaaaaa <3

"4.40," jawab Hanin.

Rafka segera bangun dari tempat tidurnya, dia masuk ke dalam kamar mandi. Mandi subuh lebih segar, rasa ngantuk pun hilang.

Setelahnya mandi dan bersiap, Rafka langsung berangkat ke masjid. Sebelumnya ia sudah pamit lebih dulu pada istrinya.

Hanin saat ini sedang membangunkan anak-anaknya. Kenzo sudah berhasil ia bangunkan, sekarang saatnya giliran untuk Kania. Si tuan putri yang sangat susah di bangunkan.

"Benar-benar kebo." batin Hanin.

Untung saja dirinya mempunyai sifat penyabar. Kalau tak, mungkin dari kemarin sudah dia bawa jual ini anak. Kan lumayan.

"Gimana thor?" ~ Hanin

"Iyee. Dosa lu tanggung sendiri ye, jan bawa-bawa gue. Gue belum kawin!" ~Author

Hanin sekali lagi mencoba membangunkan Kania, kali ini ia tidak membangunkan dengan hanya memanggil atau menepuk pelan.

Dengan rakusnya Hanin mencium dan mengendus-endus seluruh wajah kania sembari ia juga menggelitik pelan tubuhnya.

Mas Duda Itu Suamiku [ Repost ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang