Pukul 16.45, Hanin selesai di dandani. Ia sudah siap untuk menghadapi acara resepsi.
Hanin memakai baju pilihannya, berwarna nude dengan hijab dan mahkota di atas kepalanya.
"Kak, apa ini gak ngeribetin banget ya?" ucap Hanin dengan bajunya.
"Enggak kok, nanti akan ada yang bantuin kamu jalan," ucap Wilda.
Hanin kembali menatap bajunya.
Rafka masuk ke dalam kamar rias istrinya.
Wilda yang melihat kedatangan Rafka pun pamit"Ya udah, Kakak keluar dulu ya," ucap Wilda dan bergegas keluar kamar.
Hanin mengangguk.
"Kamu udah makan belum?" tanya Rafka.
Hanin menggeleng."Kenapa tidak makan dulu sebelum dirias?" tanyanya lagi.
Hanin menoleh. "Gak sempat tadi."
"Mau makan sekarang? Biar saya ambilkan," ucap Rafka.
"Eh? Enggak. Gak usah, nanti riasannya berantakan, nanti aja setelah acara selesai," ucap Hanin.
"Ya, sudah," ucap Rafka.
"Hanin, udah?" Dannisa yang muncul dari balik pintu.
Hanin mengangguk dan berkata. "Udah"
"Ayok, dek," ucap Dannisa membantu menegangkan gaun Hanin.Rafka dan Hanin kini jalan bergandengan ke arah pelaminan.
Satu persatu tamu undangan mulai berdatangan. Kebanyakan orang dari kalangan bisnis Ayah dan Papa Arskan, ditambah dengan teman-teman bisnis Rafka juga.
Hanin juga mengundang teman-teman terdekatnya. Hanya! Karena ia memang tidak terlalu banyak bergaul juga.
Jadi mungkin bisalah menjaga secret untuk tidak menyebar luaskan gosip pernikahannya.
Hanin duduk di kursi pelaminan setelah empat jam berdiri terus menyalami satu per satu tamu. Saking pegalnya, sampai ia merasakan tidak memiliki kaki sekarang. Apa lagi pakai high heels.
"Capek?" tanya Rafka menoleh pada Hanin.
"Hanin mengadahkan kepalanya. "Hmm, dikit," gumamnya lemas."Ya udah, kamu duduk aja, biar saya yang berdiri Salaman. Lagian tamunya tinggal sedikit lagi," ucap Rafka.
Hanin menggeleng cepat dan berkata. "Enggak Pak, gapapa. Nanti aku malah di katain keenakan sendiri. Gapapa kok, aku masih kuat berdiri," ucap Hanin masih dengan lemas.
Hanin tidak hanya pegal karena kelamaan berdiri. Ia juga sedang nahan lapar di perutnya sekarang.
Hanin lupa kalau dia punya sakit magh, tau gini mending tadi ia makan dulu.
"Kamu yakin? Itu muka kamu udah pucat banget lho," ucap Rafka yang mulai khawatir.
"Iya, gapapa kok, Pak," ucap Hanin.
Mereka berdua kembali menyambuti para tamu. Sedangkan Hanin berusaha susah payah menahan sakit di perutnya.
"Huhuu... sahabat aku udah nikah aja, aku nya di tinggal," ucap Vita dengan langsung memeluk Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda Itu Suamiku [ Repost ]
Romance(REPOST!!) FOLLOW DULU SEBELUM BACA! "Saya dan orang tua kamu sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Rafka, anak saya." Hanin, seorang mahasiswi, harus menikah karena perjanjian yang dibuat Ayahnya. Masalahnya, calon jodoh Hanin bukan lelaki biasa. D...