"Entah kenapa, diriku bisa dengan mudah menjalani kehidupan baru ini. Entah itu karena adanya dua bayi yang sangat menggemaskan, atau.. karena dia. Dia, dia yang tidak pernah ku bayangkan akan menjadi pilihan untuk masa depan ku."
~Hanin Raihana Syahira~
•••
Refleks, Rafka dan Hanin menoleh ke arah pintu. Mereka berdua melotot.
"Ayah."
"Kania?" ucapnya bersamaan.
"Ayah, Buna! Ngapain? Ayah kok gigit Buna cih," ucap Kania.
Sadar dengan posisinya, Hanin segera mendorong Rafka menjauh, lalu ia turun dari kasur.
"Sayang, anak Bunda kok bangun?" ucap Hanin sembari berjalan menghampiri putri kecilnya.
Rafka di buat terkejut dengan datangnya Kania dan langsung membuka pintu kamar. Ia menjadi salah tingkah karena ketangkap basah oleh putrinya.
"Tania mau susu, Buna," ucap Kania.
"Susu?" tanya Hanin, Kania mengangguk.
"Ya sudah, ayok, Bunda buatkan. Kita ke dapur, yookk," ucap Hanin sembari menggendong Kania dan berjalan menuruni tangga menuju dapur.
Setelah membuatkan Kania susu, Hanin kembali membawanya ke kamar di mana Kania dan Kenzo tidur.
"Tidur lagi ya sayangnya Buna, besok bangun pagi sekolah," ucap Hanin sembari membaringkan Hanin di tempat tidur.
Setelah dipastikan Kania telah tidur pulas, Hanin kembali ke kamar untuk istirahat.
Sudah tengah malah ia belum saja tidur, besok harus bangun pagi mengurusi tiga bayi dan ada jadwal kuliah pagi.
•••
Pukul 06.23 Rafka, Hanin dan anak-anak kini sedang menyantap sarapan paginya.
Setelah selesai dengan sarapannya, Hanin tidak lupa membuatkan bekal untuk anak-anaknya.Kenzo dan Kania sangat suka bekal makanan yang di buat oleh Hanin. Kerena itu Hanin akan buatkan setiap paginya.
"Pak Rafka, apa mau di buatkan bekal juga?" tanya Hanin.
"Boleh."
Setelah selesai semua, Hanin kembali ke atas kamar untuk mengambil sling bag-nya.
Mereka berangkat dengan mengantar anak-anak lebih dulu, lalu ke kampus.
•••
Sekitar pukul 8 pagi, Hanin sudah sampai di kelas. Hari ini, jadwal kuliah paginya hanya sampai 9.30. Pasti membosankan sekali jika harus pulang dan sendirian di rumah.
Rafka memang belum mempekerjakan ART di rumahnya. Karena kesibukan jadi belum sempat, hanya satpam rumah dan tukang kebun sudah ia cari dan sudah berkerja di rumahnya sejak kemarin.
Hanin berjalan memasuki kelasnya, di sana sudah ada Vita yang melambaikan tangan padanya.
"Huft..." menghela nafas sembari mendudukkan diri di bangku samping Vita.
"Kamu kenapa?" tanya vita.
"Gapapa," ucapnya sembari melipat kedua tangannya diatas meja, dan menidurkan kepalanya disana.
"Kamu sakit?" ucap Vita sembari memeriksa suhu tubuh Hanin.
"Lah, si naroh, teman sendiri di do'ain sakit," ucap Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda Itu Suamiku [ Repost ]
Romance(REPOST!!) FOLLOW DULU SEBELUM BACA! "Saya dan orang tua kamu sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Rafka, anak saya." Hanin, seorang mahasiswi, harus menikah karena perjanjian yang dibuat Ayahnya. Masalahnya, calon jodoh Hanin bukan lelaki biasa. D...