"Ada satu cara!". Safira kembali membuka suara.
"Lo tanya langsung aja sama dia!".
"Gila ya lo. Hiii ngeri gue kalo harus berhadapan sama es itu. ". Sahut Vio, menatap horor ke arah Safira."Mau gimana? Yakali Alen kerja sendiri".
"Iya juga sih".
"Oke". Alen menganggukkan kepalanya.
Retta, Safi dan Vio mentapnya takjub. Apalagi saat melihat Alen bangkit dan menghampiri Deva.
_~_
"Ehh neng Alen. Nyari siapa?".
"Alen nyari Deva, jo". Balas Alen pada Jo yang bertanya.
"Oh. Itu lagi tidur. Bangunin aja kalo penting".
Alen mengangguk kemudian tidak sengaja bersitatap dengan seseorang yang duduk di samping leo. Ia bergidik ngeri, tatapannya sebelas-dua belas dengan Deva.
"Iel! Lo buat Alen takut tau". Leo menghela nafas melihat temannya ini menatap Valencia sedikit sinis?
Gabriel mengedikkan bahunya acuh lalu merebahkan kepalanya di atas meja.
"Bangunin aja Al, mau bahas soal kelompok kan?".
Alen mengangguk.
"Em...Dev". Panggil Alen ragu.
"Deva".
Tidak ada sahutan.
Alen menoleh ke arah teman-temannya.
Retta, Vio dan Safi mengepalkan tangan seolah memberi semangat pada Alen.Oke. Satu kali lagi.
"Dev".
"Hm". Hanya itu yang Valencia dapat sebagai jawaban.
Lengan Alen terayun memegang bahu lebar milik lelaki yang menelungkupkan kepala diatas lipatan tangan di depannya.
Deva reflek duduk dengan tegak lalu menatap tajam tangan Alen yang masih bertengger di bahu nya.
"Eh..em. maaf". Alen gugup.
"Apa?".
"Soal tugas seni, em...kita sekelompok".
"Terus?".
"Itu..alat musik...gimana?". Alen memilin ujung dasinya. Demi tuhan, ia gugup.
"Pake gitar akustik".
"Ha? Tapi aku ga bisa. Emm kalo,".
"Ck. Gue bisa".
Alen membulatkan mulutnya, "oh oke.., terus itu,".
Deva yang hendak menelungkupkan kepalanya jadi terhenti. Ia kembali menolehkan pandangan sepenuhnya ke arah si gadis berambut coklat.
"Nanti pulang sekolah". Seakan mengerti tentang pertanyaan Alen selanjutnya.
Si es cenayang kali ya? Alen belum tanya udah tau aja.
"Latian dimana?".
"Liat nanti".
"Oke, nanti Aku ijin buna dulu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Devalencia (Hiatus)
Teen FictionDeva yang tak pernah mau melibatkan perasaan dalam hal apapun malah terjatuh dalam pesona gadis ceria dengan sejuta luka yang pertama kali ia temui di lapangan sekolah. Annyeong! Selamat membaca~