part 9 | geng motor

25 10 0
                                    

"Alen pulang!".

"Buna di dapur Al". Teriak Dena.

Alen berjalan ke arah dapur disisi kanannya.

"Buna bikin semur daging betawi nih. Sana ke kamar. Mandi, terus bantuin Buna".

"Siap!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Siap!". Alen mengacungkan dua jempolnya ke depan.

Beberapa menit kemudian Alen turun dengan pakaian rumahan.

"Alen bantu apanih". Tanya Alen antusias.

"Alen bantu potong-potong kentang sama wortelnya deh".

Alen mengangguk-angguk kemudian beralih mencari kentang dan wortel yang Dena maksud.

Lama mencari dan menelusuri dapur serta lemari pendingin Alen tak kunjung menemukan apa yang diminta Dena.

"Buna, kentang sama wortelnya Buna taruh dimana?". Alen menyerah, pada akhirnya ia bertanya pada Dena yang tengah memotong daging menjadi kotak-kotak kecil.

"Di bawah meja itu Al. Buna tadi abis belanja".

"Ngga ada, suer deh. Udah Alen cari. Buna lupa beli kali". Ujar Alen sembari menengok kolong meja sekali lagi.

"Udah kok, tadi seinget Buna udah beli". Dena meletakkan pisaunya, berusaha mengingat dimana dia meletakkan kantong sayuran belanjaannya tadi.

"Tapi ini engga ada".

"Yahh gimana dong. Kalo ga ada kentang sama wortel nya masa isinya daging sama kacang polong aja?".

"Biar Alen beli di supermarket depan Buna". Usul Alen.

"Gapapa? Udah agak malem loh".

Alen mengangguk yakin, "lagian deket".

"Yaudah beli secukupnya aja ya". Ujar Dena sembari menyerahkan beberapa lembar uang.

Alen berlari ke kamarnya. Lalu kembali dengan outer rajut dusty pink miliknya.

"Bawa motor aja Al". Saran Dena

"Jalan kaki aja deh, sekalian jalan-jalan". Sahut Alen.

"Yaudah. Hati-hati oke?".

"Siap!".

Beberapa menit setelah Alen pergi. Dena menepuk dahinya sendiri, "astaga! Kantong sayur masih ada di garasi!". Pekiknya.

Di sisi lain

Alen berjalan santai, di tangannya terdapat kantong belanjaan berisi kentang, wortel dan beberapa snack yang sengaja Alen beli.

"Sepi banget heran". Gumam Alen heran, biasanya tidak se-sepi ini.

Brumm brumm

Tinn!

"Eh neng cantik. Sendirian aja".

Devalencia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang