21

341 22 1
                                    

"Siapa kau?"

"Kenapa kau menangis?"

"Siapa dirimu?"

Berbagai pertanyaan melintas bersamaan dengan perasaan sakit yang menyiksa tanpa bisa diketahui penyebabnya, semua itu ditujukan oleh Levi pada seseorang yang ada didepannya, yang tetap tersenyum meksipun dirinya berurai air mata. Ini adalah hal familiar, namun seberapa sering ia berusaha untuk mengingatnya. Hal itu tidak akan pernah dia ingat, Eren tidak ada. Dia tidak pernah ada dalam hidupnya. Lantas, perasaan aneh apa ini. Hatinya seperti tercabik-cabik. Sakit, dadanya berdenyut dan ia tidak mampu menghilangkannya.

"Apa ini?"

"Adakah yang tau?"

"Bisakah kau memberitahukan perasaan apa ini?"
.

.
Erwin tiba-tiba menariknya hingga terjatuh agak jauh ke arah depan. Eren meringis saat menerima serangan dadakan itu, Levi hanya diam. Erwin mendekatinya, ia tersenyum hangat yang tampak menjijikan. Mengunakan kata cinta untuk sesuatu yang kotor seperti itu, Eren kesal sekali. Untuk hal ini ia tidak bisa menerimanya.

Cinta bukanlah hal semudah itu, cinta bukanlah hal seperti itu.

"Berikan Levi padaku" seru Erwin menarik kerahnya hingga sedikit terangkat. Eren menatap dengan tatapan tajam, wajahnya terlihat begitu marah.

"Dia bukanlah barang!, Sejak awal dia bukanlah milikmu, dia adalah milikku!" Seru Eren. Erwin tampak tertawa, Eren meninju wajahnya hingga ia gantian yang terjatuh. Eren naik di atasnya, dengan perasaan marah yang menggelora. Ia mulai mengangkat kepalan tangannya tinggi-tinggi keatas lalu memukul bagian kiri wajah tampan Erwin di pipinya.

Buk!

"Kau adalah manusia terkotor yang pernah ada"

Buk!

"Cinta yang kau bilang bukanlah hal se-hina itu"

Buk!

"Levi bukanlah barang, dia adalah seorang manusia yang berhak untuk hidup. Harga diri Levi bukanlah sekedar itu"

Buk!

"Nyawa manusia bukanlah hal yang serendah itu yang bisa kau gunakan kapanpun. Erwin, kau mempermainkan hidup orang lain seperti mainan. Berdiri di atas sana dan melihat semuanya, tidakkah itu adalah monster?"

Buk!

"Dasar kau bajingan, kau bukanlah seorang manusia melainkan adalah seseorang yang tidak memiliki perasaan kemanusiaan sedikitpun, kau akan membayar harga yang akan dibayar oleh seseorang yang memiliki ratusan dosa yang tidak akan terhapus dan akan terlupakan sedikitpun!"

Buk!

"Sejak awal Levi adalah milikku, dia adalah omega milikku!"

Buk!

Buk!

Erwin menghentikan tangan Eren yang memukulinya membabi-buta. Pipinya tampak memerah memar. Darah tipis mengalir dari ujung bibirnya yang berdarah. Meksipun begitu ia tetap mengurai senyuman.

"Bukankah kau juga sama saja, seperti alpha yang sangat di benci oleh Levi?"

"Aku bukan dia, aku berbeda. Aku ingin Levi ada di sisiku, aku ingin dia ada disini. Dia adalah omega ku. Maka ia harus selalu ada disini melayani ku!"

"Kau sama egoisnya Levi, aku juga kan mendapatkan Levi disisinya. Bukankah arti kata cinta kita sama saja?"

Eren tidak ingin disamakan, "Levi adalah omega-ku sudah seharusnya ia menuruti semua keinginanku bukanlah, aku adalah alpha-nya, dan kau itu bukanlah siapa siapa Erwin. Kau itu hanyalah orang asing!, Aku yang memiliki hubungan soulmate dengannya, aku yang akan memiliki dirinya!"

Can't I Save You? (EreRi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang