12. Benar-Benar Dia

12 3 5
                                    

'Ulangtahun kak Oby?' Batin Elif.

Elif langsung berlari ke kelasnya. Ia mengambil sebuah buku di laci mejanya. Ia membuka buku itu seperti sesuatu yang harus dia buru. Tangannya terhenti ketika sebuah foto terlihat di diarynya. Ia teringat ketika sang kakak mengatakan Oby benar-benar mirip dengan sahabat masa kecilnya.

Ia memperhatikan foto itu dan mengingat wajah Oby yang selalu ditemuinya. "Yoben!!" Gumamnya air mata lolos melewati pipi beningnya.

Tiba-tiba Vania muncul dibelakangnya. "Foto siapa tuh, lucu bangat!!!" Teriak Vania geram dengan ke-6 orang anak dalam foto itu. Elif langsung cekatan menyembunyikan
foto itu.

"Apaan sih,Lif? Ayo dong, kasih aku liat foto itu! Itu foto siapa coba?" Rengek Vania memaksa Elif.

"Apaan sih lo? Ini tuh foto sepupu gue di kampung nenek gue. Dia ngirim foto sama surat dari kampung. Gak usah berlebihan gitu, deh!" Elak Elif.

"Pelit bangat sih lo!!" Vania mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bukannya pelit," balas Elif datar.

***

Oby melangkah keruang olahraga. Hari ini adalah pelajaran olahraga dalam kelas mereka. Ia hampir mengambil bola kaki dari dalam lemari peralatan olahraga, tiba-tiba Adrie mendahuluinya sambil melakukan spinning dijari telunjuknya. Oby dengan santay dan sombong memutar arah perhatian pada Adrie. "Sopan bangat sih lo!?" Ketusnya datar.

"Ada hubungan apa lo sama Elif?" Tanya Adrie santay sambil memainkan bola ditangannya.

"Apa urusannya sama lo? Elif bukan siapa-siapa lo kan!" Jawab Oby datar.

"Dia itu sesuatu dalam hidup gua! Gua gak mau dia dekat sama orang gk ada akhlak kek lo!" Tekan Adrie menghentikan permainan bolanya memberi pandangan mematikan pada Oby.

"Tapi meski lo suka sama dia, dia gak punya perasaan apa-apa sama lo!" Oby terlihat ingin memanas-manasi hati Adrie.

"Siapa bilang? Lo gak liat dia perhatian sama gua?" Balas Adrie tak mau kalah.

"Lo bakal nangis saat tau kalo dia gk cuma nganggap lo saudara kandung aja! Gua masih punya harapan buat jadi cinta keduanya Elif!" Tekan Oby meninggalkan Adrie tak lupa memberikan senyum iblisnya sebelum wajah Adrie lenyap dari matanya.

Entah mengapa rasanya itu seperti menyusuk dan memecahkan hati Adrie. Itu terasa sesak hingga dia tak dapat mengatakan apapun menyerang Oby.

Dilapangan olahraga, tampak sekelas siswa berkumpul dengan barisan yang beranrakan sebelum praktik olahraga dimulai.

"Hari ini, kalian bebas melakukan apapun. Karna bapak sedang melakukan persiapan masuk PNS. Tapi sebelumnya, kalian pemanasan dulu! Takutnya nanti urat kalian terputus-putus seperti cinta mantan yang tak diperlukan lagi!" Ujar sang guru Olahraga tampan yang terkenal ceria sembari memberi candanya.
Para murid berhasil tertawa,beberapa merasa tersindir karna pengalaman.

"Bukan terputus seperti cinta mantan, pak! Tapi terputus kek tali zurga para cewek!" Teriak Rey sontak membuat tawa anak-anak cowok semakin menaik. Beberapa perempuan ikut tertawa, tapi ada juga yang malah ingin menjambak rambut gondrong si bucin gila yang asal bunyi itu.

"Terputus kayak karet semvakmu! Dasar idiot!!" Umpat seorang siswi disamping Oby.

Oby tertawa kecil merasa lucu. Teman-teman sekelasnya memang terkenal aneh dan gila. Beberapa guru srring terlihat semakin kurus setelah mengajar dari kelas itu. Kalau bukan karna sebagian besar dari mereka pintar dan memiliki paras yang oke, sudah pasti tidak akan ada guru yang mau mengajar mereka.

"Yasudah, kalian lanjut bercanda usai pemanasan selesai! Okay?!!!" Teriak sang guru olahraga masih dengan tawanya. Ia lalu meninggalkan murid-murid itu keruangan kantornya.

"Ada yang aneh guys. Ini aneh bangat!!!" Teriak Bimo memulai kegaduhan.

"Aneh apanya anjay?" Geram seorang siswi dari belakang.

"Ada yang liat gak sih? Ini tuh aneh bangat!! Ini itu first moment. Coba tebak, apa yang aneh itu?" Bimo malah mencoba menggoda teman sekelasnya yang penasaran.

Oby terlihat penasaran. Ia memandang Bimo penuh tanya. Sementara siswa lain tampak kesal dengan tingkah Bimo yang membuat sekelasnya bingung.

"Eh, muka kodok, gak usah bikin orang penasaran. Buruan kasih tau. Gua lempar juga lo ke sungai Nil!! Biar sekalian dimakan kuda nil!" Geram Seorang siswa laki-laki.

"Disungai Nil mana ada kuda, begok!" Rey menegor dengan datar. "Disungai nil adanya cintamu yang dibuang sama gebetan, hahhayyy!!" Canda Rey tertawa lepas. Beberapa siwa tertawa. Oby dan Adrie terdiam.

"Okay guys. Yang aneh adalaaaaaah...." Bimo semakin memanasi kepala teman sekelasnya.

Plak...
"Anjing!!! Gak usah bikin emosi bangke!!" Teriak Aldo melemparkan bolanya ke lengan Bimo.

"Dasar gak sabaran!!" Rengek Bimo menekuk wajahnya. "Iya tak kasih tau. Yang aneh tuh, Oby tertawa untuk kali pertama. Puas???" Omel Bimo masih mengelus lengannya.

Oby terlihat bingung. "Kok gua?" Gumamnya kecil.

"Eh, iya juga!! Ini kali pertama gua liat Oby ketawa. Rayain woi!!!" Teriak Nadia si cewek barbar.

Serentak teman sekelasnya malah bersorak-sorak.

Rayain!
Rayain!
Rayain!

Oby mengacak rambutnya kesal. "Lebay amat sih lu pada! Buruan pemanasan! Mau gua laporin jih ke guru? Lo juga,Do! Lo kan ketua kelas. Atur dong!" Omel Oby meski sebenarnya dia hanya merasa malu.

"Sok ngartis bangat!" Umpat Adrie datar.

***

Pulang sekolah, para siswa mulai berhamburan melewati gerbang untuk pulang kerumah masing-masing. Elif berdiri di bangsal sekolah hendak menunggu seseorang.

Oby dan Adrie keluar bersamaan dari dalam kelas. Keduanya teralih menatap Elif yang berdiri dibangsal. Keduanya saling menatap penuh persaingan. Mereka berdua langsung berlari menghampiri Elif. Seperti lomba lari jarak 100 meter. Mereka lebih cepat dari pelari profesional. Seandainya mereka ikut ke Asian Games, sudah pasti Indonesia pemenangnya. Canda menang!!

"Elif!" Panggil kedua anak laki-laki itu begitu didepan Elif. Keduanya saling memandangi penuh tantang.

"Kalian kenapa? Kok lari gitu sih kak?" Tanya Elif bingung.

"Lo nungguin siapa?" Tanya Adrie penasaran.

"Aku? Aku nung.."

"Lo nungguin gua?" Potong Oby dengan penuh percaya diri.

Elif tersenyum manis. Yah, senyuman itu terlihat manja dan menggoda. Kedua pria itu terpaku. Kemudian Elif menggeleng sembari menunjuk kearah Rey yang menghmpirinya.
"Gak usah kepedean!" Jawab Elif tertawa kecil.

"Gua lama ya? Sori ya. Tadi dipaksa preman kelas gua nyapu kelas. Itu anak gak ada akhlak!!" Dumel Rey kesal.

" Iya gak apa-apa. Untung sahabat." Balas Elif. "Aku duluan ya kakak-kakak ganteng. Sampai jumpa besok lagi!" Pamot Elif percaya diri.

"Kemana?" Tanya Adrie cemas.

"Ke mal, beli sesuatu, hihi," jawab Elif terus melangkah.

"Anak itu!!" Geram keduanya bermaksudkan Rey. Keduanya kemudian saling memandang lagi.
"Lo kayaknya jatuh cinta sama gua. Hobby baru ya lo mandangin gua?" Tegor Adrie geram bercampur kesal.

"Dih, kepedean lu!!" Oby ikut geram meninggalkan Adrie.

Adrie memandangi punggung Oby yang semakin jauh. Ia terus meperhatikan Oby yang berjalan kegerbang. Punggung itu terlihat tidak asing. Ia semakin memperhatikan punggung itu dan kemudian,Oby terlihat menjadi anak kecil yang berjalan menjauhinya.
Adrie melotot terkejut. Matanya memerah berlinang air mata yang tak jatuh. Ia menggeleng tak mungkin.

"YOBEN!!" Gumamnya berbisik pada dirinya sendiri.

BERSAMBUNG..



LOVE SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang