Hay para readers..
Gak nyangka sih bakal nambah readers..
Seneng bangat meski cuma beberapa orang doang..
Intinya makasih bangat udah vote dan udah baca..
Maaf nih cerita lama gak kenak up..
Soalnya kirain masih gak ada yang baca..
Sekali lagi makasih bangat ya!!
Happy reading.Pagi-pagi sekali. Alif sudah siap dengan motor sport kesayangannya menunggu Elif yang masih saja belum muncul.
"Elif!! Lama bangat sih lo? Buruan!! Ini udah telat bangat lho, Lif!" Teriak Alif benar-benar bosan menunggu sang adik menampakkan dirinya.
"Sabar napa?" Teriak Elif menyahut dari dalam rumah.
Sementara disisi lain, Oby baru saja keluar bersama dengan keluarganya.
"Iben! Ayah antar kamu kesekolah kamu, yok!" Ajak sang ayah pada anaknya kesayangannya itu.
"Boleh,yah!" Seru Iben bersemangat.
"Ayah? Antarin Oby juga. Motor Oby kan ketinggalan di rumah lama. Kasian dia naik apa?" Bujuk Ny Lara pada suaminya.
Keluarga itu tak sadar bahwa Elif yang baru saja keluar dari pintu rumah ternyata mendengar percakan keluarga itu. Ia terhenti memperhatikan apa yang akan terjadi.
"Oby kan bisa naik angkot,bunda. Lagian dia udah gede. Dia bisa cari jalan sendiri. Ayo, Iben!" Jawab Tn Yuda tanpa rasa bersalah yang sedetik kemudian langsung masuk kedalam mobilnya. Oby hanya diam saja. Sementara bundanya memandang Oby dengan rasa kasihan dan rasa bersalah.
"Oby gak apa-apa kok, bunda. Ayah benar! Oby udah gede dan bisa cari jalan sendiri. Yaudah kalo gitu, Oby pamit ya, bun!" Ujar Oby lembut karna tak sanggup melihat sang bunda yang sedih melihat nasib dari putra sulungnya ini.
Elif terus memandangi peristiwa yang terjadi pada tetangganya itu. hatinya tiba-tiba saja iba dan sedih melihat Oby yang di jauhi oleh ayahnya sendiri.
"Elif? Ayo!!" Teriak Alif membuyarkan lamunan dari adiknya itu.
Oby melirik ke arah Elif sejenak. Ia tersenyum miris kemudian kembali melangkah untuk berangkat ke sekolahnya.
Oby terus melangkah dengan santaynya sambil menikmati pemandangan sepi yang dilaluinya. Sementara seseorang terus mengikutinya dari belakang sembari menjaga jarak dari Oby melangkah.
Oby sebenarnya menyadarinya sejak 10meter melangkah menjauhi rumahnya. Ia hanya bisa menggeleng sembari tersenyum melihat tingkah gadis aneh yang berjalan 3 meter di belakangnya itu. Sesekali Oby berhenti, gadis itu juga ikut berhenti agar jarak aman tetap terjaga. Akhirnya Oby benar-benar usil.Ia melangkah sedikit lambat,Elif yang sibuk dengan pikirannya sendiri tak sadar bahwa Oby memperlambat langkahnya. Ia hanya sibuk dengan keheningan yang dilaluinya. Tiba-tiba, Oby langsung berhenti ketika jaraknya tinggal 1/2 meter dengan Elif. Tentunya,hal ini membuat Elif yang tiba-tiba sadar terkejut dan secara tiba-tiba menghentikan langkahnya hingga membuatnya terjatuh ditempatnya."Aduu!! Ka Oby apa-apaan sih?" Protes Elif kesal.
Oby langsung tertawa lepas. "Lagian lo ngapain coba, ngikutin gua kayak gitu? Aneh!!" Jawab Oby tak menghentikan tawanya.
"Aku gak ngikutin kok! Aku juga mau berangkat ke sekolah. Enak aja di bilang ngikutin. Emang Ka Oby siapa aku ikutin?" Elif mengerucutkan bibirnya.
"Trus, kenapa lo gk ikut aja sama kaka lo itu? Lo ngaku aja deh!! Lo ikutin gue kan?" Goda Oby dengan senyum nakalnya.
"Enggak kok! Tadi itu.. Aish.. Aku cuma pengen naik angkot aja kok," jawab Elif kini ia tak tau harus mengeluarkan kata apaan lagi.
"Bilang aja kalo lo itu emang mau ngikutin gue. Tenang aja, bakal gue maklumin kok! Secara kan, gua ini tampan, keren. Gak apa-apa kalo lo itu juga naksir ama gua," bangga Oby pada dirinya sendiri.
"Kelamaan muji diri kayaknya aku bakal telat ke sekolah deh nanti!" Gumam Elif menyindir sembari melangkah meninggalkan Oby yang masih suka buk puji diri.
"Eh!! Mau kemana lo? Tungguin gua!!Aish.. Nih cewek tega amat!" Teriak Oby berlari mengejar Elif.
* * *
Maaf yah guys..
Part ini kependekan..
Dulu udah bikin banyak bangat, tapi malah kehapus semua..
Jadi agak bosen deh ngulangnya sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SENIOR
Teen FictionHidup selama bertahun-tahun tanpa mendapatkan perhatian dari sang ayah itu emang hambar. Hal itulah yang dirasakan seorang pria bernama Yobyen Yudasa yang selalu merasa tertekan dengan sikap dari ayahnya sendiri. Ia merasa hidupnya memang ditakdirk...