3. Dihukum

44 11 0
                                    

"What? " Teriak Shyelif kaget
"Wah, gk benner nih. Masalahnya kok jadi di tumpahin ke gue sih? Gila. Kenapa jadi gue yang biangkerok? Gak mau gue. Gue kan gak tau kenapa mereka berantem". Omel Elif yang tidak terima dirinya di jadikan biang masalah.

"Coba deh lo liat ini!" Vania menyodorkan layar ponselnya memutar awal pertengkaran Oby dan Adrie.

Elif mencoba melihat kejadian awalnya.

"Gua gak suka lo gangguin Shyelif lagi. Awas aja kalo sampai lo bikin dia malu lagi, lo bakal tau apa yang bakal gua lakuin sama lo. Dan!! Satu lagi!! Suruh cewek lo ngejauh dari Shyelif!" Ancam Adrie ditonton oleh Elif dalam video.

"Lu kira gua takut sama lo? Enggak kok. Dan lagian nih ya, cewek lo sendiri yang bodoh! Siapa suruh dia terus mandangin orang main basket. Cewek lu itu kayak cewek murahan tau gk?" Oby menghina shyelif dalam video itu hingga tampak Adrie yang benar-benar marah.

Shyelif menjauhkan wajahnya dari layar ponsel Vania. "Sampe segitunya ka Adrie belain gue. Gue harus keruang BP sekarang. Gue pergi dulu ya,Van!" shyelif segera berlari ke arah ruang BP. Rasanya tak adil bila Adrie dihukum lebih berat daripada si Oby kakak kelasnya yang selama ini dia hindari dan dianggapnya sebagai iblis dalam sekolah.

Sementara di ruang BP:

Kedua pria itu berdiri di ruang BP sambil menunjukkan sikap sombong masing- masing. Tak ada raut wajah bersalah pada kedua anak senior itu.

"Mau jadi apa kalian ini? Kalian berdua masih mendongak tidak merasa bersalah? Hanya gara-gara seorang perempuan, kalian bertengkar seperti orang kerasukan?
Kalau salah satu diantara kalian mati atau masuk rumah sakit,gimana?Kalian mau masuk penjara? Kalian itu dikenal sebagai siswa teladan dan cerdas di sekolah! Apa begini karakter teladan itu? Kalian ini... Benar-benar sangat merusak citra sekolah ini". Pak Dani terus mengomeli kedua pria berwajah memar dan biru itu,  yang sama sekali tidak merasa bersalah atas perkelahian yang baru saja terjadi itu.

"Pak! Oby duluan kok. Siapa suruh dia ngehina Shyelif. Saya gk bisa terima,pak!" Adrie benar-benar membela dirinya sebagai pahlawannya Shyelif.

"Enak aja lo! Cewek lo yang beneran ganjen ya emang fakta kan?" Oby sama sekali tidak mau kalah.

"Apa lo bilang?" Adrie menunjukkan sikap menantangnya.

"Apa kalian akan terus bertengkar bahkan saat berada di depan saya? Kalian ini benar-benar ya!" Bentak Pak Dani mengheningkan mulut keduanya.

"Maaf,Pak!" Elif tiba-tiba masuk setelah jarinya mengetuk pintu ruang BP.

"Nah, akhirnya yang dalang masalah datang juga!" Ujar Oby menatap Elif dengan sinis.

"Diam kamu Oby! Kamu? Kamu tau tidak kenapa saya memanggil kamu kesini? " Tanya Pak Dani dengan raut wajahnya yang siap menelan.

"Tau sih,pak.Tapi saya kan gak ada salah apa-apa!? Trus, saya juga bingung,pak! Kenapa saya jadi ikutan di panggil ke sini? Kan saya gak nyuruh mereka berantem". Shyelif mencoba membela dirinya.

"Enak aja lo bilang gitu. Gara-gara lo,nih! Cowok lo bikin muka gua jadi bonyok.Pokoknya lo juga harus ikut kenak hukum!" Oby menghakimi.

"Ka Oby apaan sih? Ini juga salahnya ka Oby kan? Kalo ka Oby gak Ngejelek-jelekin aku, mana mungkin terjadi masalah? Pak! Pokoknya hukumannya buat ka Oby semua! Ka Adrie kan gak salah". Pintah Shyelif tak terima ucapan Oby.

"Pak, hukum aja saya. Elif gak salah kok. Saya siap dihukum,pak. Tapi jangan hukum Elif. Kasian dia gak salah". Adrie membela Shyelif.

"Ka Adrie.." Ucap Elif lirih.

LOVE SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang