14. Pelukan Kehangatan

7 2 0
                                    

Elif berlari kencang kearah halte usai mengganti pakaiannya yang tadinya adalah pakaian seragam. Air matanya terus menetes entah dia harus bahagia atau harus sedih. Ini benar-benar membingungkan dan menyakitkan,tetapi ini juga mengharukan dan membahagiakan.

"Oby bukan anak kandung Tante,Lif! Dia itu anak dari abangnya suami Tante. Dia kecelakaan saat ngerayain ulangtahunnya demi menyelamatkan sahabatnya. Dia kehilangan ingatan dan hanya mengingat bahwa dia merayakan ulangtahun. Dia hanya tau bahwa dia kehilangan kasih sayang banyak orang saat ulangtahunnya dan juga hilang ingatan dihari ulangtahunnya. Dia juga gak tau orangtua kandungnya bukan saya dan suami saya. Orangtua kandungnya sudah meninggal saat harus mendonorkan hatinya buat nyelamatin nyawa Oby. Tante gak tega kasih tau semua ini sama dia. Apalagi dia sudah kehilangan ibunya saat melahirkan dia. Tante benar-benar tidak tega. Hiks...." Ny. Lara terus menangis tak tahan.

"Dia bilang dia akan pergi ketempat yang selalu lengket diingatannya. Tante gak tau itu dimana,tapi dia bilang sepertinya dia punya banyak kenangan dan juga cinta di tempat itu," tambah Ny. Lara dalam ingatan Elif.

Itu teringat di otak Elif. Oby benar-benar Yoben sahabat masa kecil Elif yang selalu dia tangisi dan dia rindukan. Tapi kenapa semua penderitaan menusuk kedalam kehidupan Oby hingga Oby harus melewati masa yang sesulit ini!? Apa rencana Tuhan memperlakukan orang yang begitu Elif rindukan ini penuh penderitaan!?

"Bang,antarin ke perkebunan!" Pinta Elif pada seorang tukang ojek.

"Baik dek," jawab tukang ojek itu.

FLASHBACK ON:

Ada banyak anak-anak berkumpul mengelilingi sebuah kue ulangtahun yang cukup besar. Mereka tampak lucu,ceria dengan kostum masing-masing.

"Selamat ulang tahun Yoben,hari ini kamu ganteng bangat!" Ujar seorang gadis lucu dan mungil sembari menyodorkan sebuah kado kecil berwarna pink. "Ini dibungkus sama mamah aku. Makanya cantik," ujar gadis itu menyengir menunjukkan gigi ompongnya yang membuatnya terlihat semakin lucu.

"Isinya Tiger lagi? Atau gantungan tas berbie?" Jawab anak laki-laki itu menerima kado kecil itu.

"Bukan! Isinya itu.." Gadis itu mendekatkan mulutnya ke daun telinga anak laki-laki itu. "Surat yang aku tulis sendiri!" Bisiknya padahal masih bisa didengar oleh anak lain.

Adrie mendengarnya merasa cemburu. Ia mendekat memandang Yoben penuh kekesalan. Rasanya tak terima dengan sikap manis yang Elif berikan pada Yoben. Adrie langsung merampasnya dari Yoben dan berlari keluar rumah.

"Kado ini buat Adrie. Aku gk mau tau!!" Teriak Adrie benar-benar menjengkelkan.

"Adrie,itu kado ulangtahun akuu!!" Teriak Yoben mengejar Adrie ketengah jalan.

"Adriee!! Balikin kadonya sama Yobeen!!" Teriak Elif dari kejauhan.

Adrie berlari sampai keluar gerbang. Yoben terus mengejar Adrie yang membawa lari kadonya.

Tak disadari oleh Adrie,sebuah mobil yang sebenarnya adalah tamu undangan perayaan ulangtahun Yoben melaju tak terkendali dari hulu jalan. Yoben terus berteriak menyuruh Adrie menyingkir,namun Adrie tak menghiraukan.

Sekitar 5 meter lagi,Adrie masih sibuk mengejek Yoben. Sementara Yoben yang ketakutan langsung berlari kearah Adrie dan mendorong Adrie menjauh dari depan mobil. Yoben yang bermaksud untuk kabur dari lajuan mobil tak sempat melarikan diri dan mobil hitam itu langsung menabraknya begitu saja.

BRUK...

Tampak Yoben yang tersalto diudara dan terjatuh cepat seperti buah kelapa yang jatuh dari pohonnya.

Adrie melihat insiden itu, Elif terkejut setengah mati sambil berteriak menangis. Sementara mobil yang baru saja menabraknya menabrak pohon besar yang tumbuh indah didepan rumah Elif. Sang pemilik mobil langsung mati ditempat..

"Enggaaaaaakkk!!!" Teriak Elif berlari menghampiri Yoben yang terkapar tak berdaya.

"Yobeen!!" Teriak sang ayah dari dalam rumah. Sang ayah langsung berlari menuju Yoben.

"Yobeen!!" Adrie ikut berteriak sembari terisak tangis sejadi-jadinya.

FLASHBACK OFF.

Elif berdiri memandangi seorang pria yang duduk membelakanginya memandangi keindahan kebun teh yang juga diselingi berbagai tanaman lain. Elif terisak dan tak bisa menghentikan air matanya. Apa yang harus dia katakan pada Oby yang sudah melupakan kenangan manisnya? Tapi kenapa Oby masih mengingat perkebunan teh luas milik ayahnya yang menjadi tempat bermain mereka ketika anak-anak? Bagaimanapun, Shyelif dan Oby merupakan sepasang cinta pertama dimasa kecil.

Suara isakan itu berhasil mengalihkan pandangan Oby yang tadinya menikmati keindahan kebun teh. "Elif!?" Panggilnya terkejut bercampur heran. Oby berdiri menatap Elif.

"Lo ngapain disini? Lo tau gua ada disini?" Tanya Oby penasaran.

Elif langsung menyodorkan kado kecil berwarna pink. "Happy birthday. Aku harap ulang tahun kak Oby kali ini lebih bermakna," ujar Elif tak berhenti menangis. "Elif pengen Kak Oby bahagia walau cuma sedetik atau semenit," tambah Elif tak menghentikan air matanya.

"Lo kenapa sih? Lo tau darimana hari ini ulangtahun gua?" Tanya Oby tenang.

Elif tak menjawab dan langsung berlari kepelukan Oby. Ia menangis sejadi-jadinya meluapkan emosi yang tak ia mengerti.
"Aku tau aku anak yang nakal,aku tau aku anak yang jahat! Aku cuma bisa bikin kak Oby kesal,aku cuma bisa bikin kak Oby repot dan kesusahan. Tapi aku gak mau kehilangan Kak Oby. Aku gk peduli harus menunggu seberapa lama lagi,agar kak Oby tau aku siapa,tapi aku gak mau kehilangan kak Obyyy!!!Hwaaahaaaaahaaaaa. Aku sayang sama Kak Oby!! Jangan pergi lagi,kak!! Aku gak mau! Aku gak mauuu!!" Teriak Shyelif tak peduli apa pikiran Oby.

Oby sedikit mendorong tubuh Elif mendepaninya. Ia memegang kedua bahu Elif. "Lu kenapa sih? Ada apa? Coba jelasin baik-baik ke gua!" Bujuk Oby lembut pada Elif yang masih terisak.

"Hari ini Elif bolos sekolah buat jumpain Kak Oby ke sini. Kak Oby bikin Elif takut,Kak Oby bikin Elif khawatir. Dari kemarin kata Tante,kak Oby gak pulang rumah! Elif takut kak Oby kenapa-napa. Elif gak mauuu!! Elif gak mau!!!!" Keluh Elif menggelengkan kepalanya cepat sembari menangis.

"Lo kenapa jadi khawatir gini? Biasanya juga Lo jutekin gua,ejekin gua!" Gumam Oby tersenyum kecut.

"Aku gak pernah ngabaiin Kak Oby. Aku selalu berusaha hibur kak Oby! Aku selalu berusaha ngertiin perasaan Kak Oby yang ngalamin banyak hal sulit. Cuma aku satu-satunya perempuan didunia ini yang mampu bertahan jadi teman kak Oby meskipun kak Oby yang kasar dan dingin!" Ucap Elif mulai berhenti menangis meski masih ada isakan yang tersisa.

'Dan Lo juga yang nyakitin hati gua,Lif! Lo yang datang disaat gua susah. Kasih gua sedikit demi sedikit cahaya,sampe-sampe gua berharap banyak sama Lo,tapi sebenarnya Lo cuma kasian sama gua!' Batin Oby merasa sesak.
" Apapun yang terjadi dan apapun perubahan dalam hidup lo,gua harap lo tetap sama seperti biasa,Lif! Selalu ada saat gua jatuh dan selalu bisa ngukir senyuman gua meski cuma beberapa saat!" Ujar Oby membelai rambut pirang dari gadis mungil didepannya. "Lo satu-satunya yang tersisa dalam hidup gua! Lo satu-satunya orang yang nganggap gua manusia didunia ini. Lo adalah matahari yang nerangin jiwa gelap gua,Lif!" Ujar Oby sukses meloloskan airmatanya untuk pertama kalinya didepan gadis yang begitu dia sukai.

Elif langsung menarik Oby dalam pelukannya. Menepuk pelan bahu Oby mencoba untuk menenangkan Oby. "Aku gak akan pernah ninggalin Kak Oby lagi! Aku bakal jadi satu-satunya orang yang jadi pion terakhir buat kak Oby. Mencoba melindungi dan membahagiakan kak Oby," balas Elif masih dalam pelukan.

Oby tersenyum membalas pelukan Elif. Dia sebenarnya bingung tentang apa yang sedang terjadi sekarang,tapi ia tidak peduli,sebab ia tenang dalam pelukan gadis yang sangat dia sukai.

***

BERSAMBUNG

Ini lagi gabut jadi lanjutin aja..
Jangan lupa voment

LOVE SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang