7.Terlambat

33 6 2
                                    

Shyelif menghentikan langkahnya di tempat biasa ia menunggu angkutan umum atau bus sekolah. Biasanya bus sekolah sudah berangkat jam 06:30,jadi harapannya yang tersisa adalah angkot.

"Lo ninggalin gua sembarangan. Makin kessal aja gua ama lo," protes Oby yang baru sampai.

Elif mendengus kesal memandang Oby dengan sinis. "Kalo aku gk pergi duluan, kesepakatannya gimana?" Sindir Elif kesal.

"Bodo amat kesepakatan. Orang gua bilang gua gk bakalan brenti gangguin ello, kok!" Balas Oby cuek."By the way,lo nunggu bus di sini? Busnya kapan datang?" Tanya Oby tak sabar.

Tiba-tiba suara angkot yang berhenti di depan mereka menjawab pertanyaan Oby. Shyelif tersenyum menyapa ibu-ibu dalam angkot.

"Bukan bus, tapi angkot. Bus sekolah udah pergi," jawab Elif memasuki angkot.

"Tunggu!" Teriak Oby pada Elif yang baru menginjakkan kakinya di pintu masuk angkot. Elif membalas dengan membalikkan badannya. "Gua duduk bareng emak-emak,gitu?" Tanya Oby dengan wajah polos dan konyolnya.

"Enggak! Lo duduk bareng monyet betina. Dasar!! Ka Oby tuh, mau bikin aku telat? Buruan masuk!Untung ibu-ibu di sini pada ramah dan pemaaf," omel Elif kali ini dia semakin kesal dan ingin rasanya melempar cowok yang satu ini ke Danau Toba,sayang aja jauh.

Oby lalu menarik tangan Elif hingga ia mundur dari tempatnya terhenti. "Gua duluan masuk," ucapnya melepaskan tangan Elif dan masuk lebih dulu kedalam angkot.

"Dasar senior laknat. Untung gue punya sopan santun," gumam Elif dengan nada suara kecil,kemudian masuk kedalam angkot.

"Lu duduk di sini aja!" Perintah Oby di pojokan angkot pada Elif sambil menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya. Elif tak pikir panjang dan iyain aja perintah cowok menyebalkan yang menyusahkan hidupnya itu. " Biar gak ada emak-emak di sisi gue," bisik Oby begitu Elif duduk.

Elif memandangnya sinis. "Nyessel gue nemenin lo naik angkot," ucap Elif kesal.

"Eits! Sopan! Gak boleh pake kata lo gue. Ingat itu!" Cam Oby tak terima dengan bahasa informal Elif.

Elif hanya menggeleng kepalanya sambil memutar bola matanya dengan malas.

Angkot yang sedari tadi dipenuhi oleh suara gosipan ibu-ibu membuat Oby benar-benar pusing. Ditambah lagi,Elif yang ikutan bicar dan tertawa membuat Oby makin pusing setengah gila dengan keadaan yang dialaminya saat ini. 'Mimpi apa sih gua semalam? Hidup gua kok tiba-tiba makin gila gini? Nih cewek juga, kirain gak ribet dan emang pendiem, nyatanya sama aja kayak emak-emak ini.Huh,nasib-nasib.' Batin Oby memandangi Elif dengan risih.

Tiba-tiba, mobil angkot yang mereka tumpangi berhenti mendadak. Semua penunmpang pada heran.

"Bang? Kenapa angkotnya?" Tanya Oby.

"Enggak tau. Kayaknya mesinnya rusak deh, mas," jawab supir angkot sedikit cemas.

"Lha, terus gimana sama kita? Nanti bisa telat ini, pak. Ka Oby gak bisa benerin mobil?" Tanya Elif khawatir.

"Gua gak tau soal mesin. Ello sih. Pake ikutan ribut kayak emak-emak lain," protes Oby meski sebenarnya bukan itu penyebabnya.

"Maaf ya, neng, mas. Daripada kelamaan nungguin montir, kalian jalan aja deh. Ini emak-emak pada mau kepasar jam 10 juga gk apa-apa. Tapi kalian kan gk boleh telat sekolah," ujar sang supir merasa bersalah.

"Yah! Bang, makanya liat dulu keadaan mobilnya kayak gimana. Tellat kan kita," omel Oby tak terima.

"Iya gak apa-apa bang. Yaudah, kita pergi dulu,ya!Ini ongkosnya!" Jawab  Elif dengan maksud menghentikan Oby mengomel.

"Ngapain kasih ongkos? Dia udah bikin kita kenak masalah," protes Oby.

"Aduuh. Kelamaan ngomel. Ntar tellat lagi. Ayo, buruan!" Ucap Elif menarik tangan Oby keluar dari dalam angkot.

"Hati-hati ya, nak!" Ucap salah seorang ibu-ibu didalam angkot.

Elif hanya membalas dengan senyuman. "Ayo, lari. Masih jauh bangat ini, ka. Kita punya 20 menit lagi sebelum gerbang di tutup," ujar Elif memperhatikan jam tangannya.

Oby langsung menempelkan telapak tangannya menggenggam tangan Elif dan berlari dengan posisi sedikit lebih maju dibanding Elif. Dia mengeratkan genggamannya. Elif terus memandangi tangan Oby yang menempel pada telapak tangannya sembari ikut berlari bersama Oby.

"Berapa menit lagi, Lif?" Tanya Oby tak berhenti berlari.

"Lim,lih,ma menit lahgi," jawab Elif dengan nafas yang tak bisa diaturnya karena lelah. Padahal, jarak masih jauh sekali.

"Berapa menit lagi pelajaran mulai?" Tanya Oby lagi.

"15!" Jawab Elif singkat.

Oby mempercepat larinya tanpa melepas genggamannya pada tangan Elif.Lima menit berlalu dan hanya sekitar 5 meter lagi, mereka benar-benar sudah telat. Elif dan Oby berhenti memandang satpam sekolah yang baeu saja pergi dan digantikan oleh si guru BP sialan yang siap memberi hukuman untuk mereka.

"Mampus. Telat lagi. Bisa-bisa nanti aku di suruh ngepel atap sekolah sama pak Dani. Sial bangat sih nasib aku," gerutu Elif takut.

"Lo tenang aja. Masih ada 8 menit biar bisa ikut belajar," ucap Oby dengan santainya.

"Tenang? Biar ada 8 menit, tetap aja, kita gak bakal bisa hindarin pak Dani," protes Elif.

"Nanti lo buruan masuk kedalam. Gua bakal bikin Pak Dani sibuk,"

"Maksudnya? Nanti ka Oby malah dihukum sendirian lagi,"

Oby mendekatkan wajahnya  ke wajah Elif,memandangnya dengan menaikkan salah satu alis matanya. "Lo khawatirin gua?" Goda Oby dengan senyum nakalnya.

"Hah? Apaan sih, Ka Oby?" Balas Elif mendorong dada bidang Oby."Enak aja," dumel Elif kesal.

"Lo khawatirin gua,tadi," ucap Oby masih menggoda.

"Bukannya khawatir. Tapi, aku gak mau aja curang," elak Elif.

"Emang lo mau di suruh ngepel atap sekolah?" Ujar Oby.

"Hah? Gak mau,"

"Yaudah nurut aja, begok," ucap Oby lagi tak memperpanjang perbincangan dan langsung berlari ke arah gerbang. Elif melototkan matanya melihat kebodohan Oby menjumpai Hukuman.

"Lha, Yobyen? Astaga!!Kamu kok telat? Kamu kenapa tellat? Tumben. Kamu biasanya kan yang paling duluan samapai di sekolah," cerocos Pak Dani tak percaya murid unggulan yang satu ini telat.

"Hah? Yobyen? Kayak pernah denger," gumam Elif merasa tak asing.

"Ah, iya nih, Pak. Hari ini hidup saya benar-benar rumit,pak.Saya mau cerita panjang lebar nih, sama bapak," ujar Oby pura-pura memasang wajah menyedihkannya dan merangkul Pak Dani sambil berjalan menjauhi gerbang.

Elif memperhatikan si drama queen itu dengan pandangan jengkel. Ternyata dia pandai bersandiwara juga rupanya. Oby yang berusaha mengalihkan Pak Dani melirik ke Elif memberi kode untuk masuk.
Elif yang antusias langsung berlari hati-hati melewati gerbang.

"Untung saja!" Gumamnya lega.

                                          * * *

Aduh gaess..
Capek juga ngetiknya.
Udah 1006 kata lho ini..
Tapi tenang aja, biar aku up nya gk jelas waktunya, pasti bakal aku tamatin kok ini cerita.
By the way, makasih ya, udah ngevote cerita aku..
Biar cuma 5 orang
Tapi senang bangat punya readers
Thank you...


LOVE SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang