Happy Reading!
_________________Mengingat kejadian semalam yang terjadi antara dirinya dan Arvi, Citra benar-benar berfikir keras. Apa yang membuat Arvi berbuat seperti itu secara tiba-tiba.
Citra merasa kecewa. Entah apa yang mendominasikan perasaan kecewanya, ia pun bingung. Bagaikan air yang terus mengalir seperti itulah kondisinya saat ini.
Citra membuat dirinya seolah-olah sibuk, ia sengaja menyibukkan dirinya. Datang kekantor lebih cepat setelah pekerjaan rumah terselesaikan dan setelah ia mengantar Gisel kesekolah.
Citra terus mengetikkan jarinya pada keyboard, membuat laporan keuangan. padahal laporan itu sudah ia selesaikan sejak seminggu yang lalu. Pekerjaannya hanya memantau dan kembali melihat laporan yang dibuat oleh pegawai lainnya. Tapi ia malah menyibukkan dirinya ke pekerjaan yang telah ia selesaikan. Itulah salah satu caranya agar ia tidak terlalu memikirkan masalahnya. Dan juga ia sedang berusaha untuk tidak berkomunikasi dulu dengan Arvi.
"Di minum kopinya."
Citra mengalihkan pandangannya saat suara Arvi bergema, Citra hanya diam tak bereaksi. Arvi heran, tidak hauskah wanita dihadapannya itu tanpa minum sedari tadi? Bahkan kopi itu tidak tersentuh sedikitpun dari 4 jam yang lalu.
"Kenapa? Tidak suka kopi? Saya suruh Dendi untuk mengantarkan air mineral." Ucap Arvi lagi.
Citra masih tak bersuara, ia mendiami Arvi dan kembali pada layar monitornya. Arvi menggeram kesal melihat sikap Citra yang mengabaikannya.
"Sebagus itukah komputer itu dari saya? Sampai kamu lebih memilih menatap komputer itu dari pada saya suamimu huh." Ucap Arvi bergumam kecil yang masih dapat ditangkap oleh pendengaran Citra.
Hingga terdengar suara ketukan pintu membuat Arvi menghentikan ucapannya. Menampilkan Chika dengan flashdisk ditangannya.
"Permisi pak!"
"Ini semua laporannya sudah saya masukkan semuanya seperti yang bapak minta." Ucap Chika meletakkan flashdisk itu diatas meja. Arvi hanya bergumam 'hm'.
"Cit! Ayok ngisi lambung, Mas Radit udah nungguin kita di sana." Ajak Chika. Citra mengangguk.
"Bentar gue save dulu." Chika menggangguk. Menunggu Citra duduk dikursi yang berada didepan meja Citra.
Arvi menghela nafasnya memperhatikan kedua wanita dihadapannya. Seolah-olah dirinya tak dianggap ada diruangan itu.Setelah selesai Citra dan Chika berjalan keluar tanpa ada inisiatif untuk permisi atau izin pamit pada Arvi, bahkan sekedar basa-basi untuk mengajak pun tidak.
-||-
"Lama banget lo berdua." Ucap Radit merasa kesal.
"Bukan gue Mas, nih adek lo kayak siput jalannya kayak lagi gak semangat hidup dianya." Timpal Chika melirik Citra. Citra langsung duduk dikursi tanpa menjawab atau menimpali ucapan keduanya.
"Lo kenapa Cit? Dimarahin Arvi?" Tanya Radit terang-terangan.
"Suara lo bisa kecilin sedikit gak mas? Diliatin orang tuh." Radit malah terkekeh mengacungkan cari telunjuk dan jari tengahnya membentuk tanda V.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE
RandomCover by pinterest @haixyar _______________________________________ 🌿 "Chik tungguin gue," Bruk!! "akh sakit pantat gu___" aduh Radit, ia memegang dan mengelus pantatnya yang kesakitan akibat terpeleset kulit pisang yang dibuang Chika barusan. Ten...