Happy Reading!
________________"Berani jatuh cinta, berani menahan sakitnya."
____________Ting nong!
"Bentar!"
"Siapa sih, malam-malam bertamu. Pasti mas Eza! Kebiasaan emang."
Gadis itu melangkahkan kakinya, keluar melihat siapa yang datang. Tidak mungkin ada orang yang bertamu di jam segini. Orang mana yang mau bertamu di jam 9 malam kerumah orang?
Diandra semakin mempercepat langkahnya. Ia yakin bahwa itu benar-benar Eza. Masnya. Siapa lagi kalau bukan Eza?
"Loh mas Arvi? ada apa mas tumben malam-malam ke apartemen Dia." Diandra agak bingung. Ada gerangan apa mas sepupunya ini berkunjung ke apartemennya tengah malam begini?
Arvi menatap Diandra sayu.
"Mas boleh nginap di apartemen kamu? Sehari aja Di."
Alis Diandra menukik, banyak pertanyaan yang mengitari otaknya. Tapi ia tidak mau bertanya lebih pada masnya itu. Dan mempersilahkan pria itu untuk masuk.
"Ya ampun mas, kayak sama siapa aja sih, selamanya disini juga gak papa kalau mas mau. Ya udah ayo masuk mas. Udah malam gak enak diliatin orang." Diandra mempersilahkan Arvi masuk. Arvipun masuk mengikuti langkah adik sepupunya itu.
"Duduk dulu mas, Di buatin minuman dulu. Mau teh apa kopi?"
"Teh aja Di."
"Okey tunggu bentar ya mas, Di buatin dulu." Arvi mengangguk, lalu merebahkan badannya ke soffa. Ia memejamkan matanya sejenak sembari menunggu Diandra selesai membuatkan teh untuknya.
Beberapa menit kemudian, tak cukup waktu lama, Diandra datang dengan secangkir teh, dan kue yang terletak diatas nampan yang berada ditangannya.
"Mas, ini tehnya diminum dulu."
"Ah iya makasih banyak ya Di, maaf mas merepotkanmu." Arvi bangkit dari tidurnya mendudukkan dirinya. Lantas Diandra pun ikut duduk disebelah Arvi dalam keheningan.
"Kuenya dimakan mas, lumayan buat ganjal perut. Di hari ini gak masak, tadi cuma beli kue bolu aja. Gak papa ya mas." Arvi mengangguk pelan.
"Gak papa Di, malah mas gak enak ngerepotin kamu." Arvi memegang gagang dan cangkir teh itupun terangkat. Arvi mengesap air bewarna coklat kemerahan itu melalui mulutnya.
Diandra tak tau apa yang membuat masnya itu berkunjung. Dia senang masnya masih mengingatnya. Tapi iya tau jelas bahwa saat ini masnya itu sedang tidak baik-baik saja. Ia ingin bertanya. semua itu ia urungkan. Diandra sadar bahwa ia tidak punya hak tentang privasi Arvi. Ia hanya bisa diam menatap masnya nanar sampai masnya berinisitif untuk cerita padanya.
Hemm mungkin.
"Mas kalau mau tidur langsung tidur aja ya, maaf mas cuma ada sofa. Biasanya mas Eza kalau kesini juga tidur di sofa hehe."
Mendengar nama Eza membuat raut wajah Arvi berubah kembali sendu. Ia kembali teringat tentang sejam yang lalu. Dimana Eza dan istrinya kembali bersama. Rasanya tak rela. Tapi ia tidak berdaya. Biarlah. Jika Citra masih memiliki rasa untuk Eza, ia ikhlas walau akan sulit untuk melepaskan.
"Mas! Kok bengong sih. Mikirin apa? Mas ada masalah ya? Kalau ada masalah cerita aja sama Di, tapi kalau mas belum siap cerita juga gak papa. Di tidur duluan ya mas. Ngantuk banget nih." Arvi mengangguk lagi sembari terkekeh pelan melihat Diandra yang menguap menutup mulutnya. Tangan Arvi bergerak mengelus surai hitam sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE
RandomCover by pinterest @haixyar _______________________________________ 🌿 "Chik tungguin gue," Bruk!! "akh sakit pantat gu___" aduh Radit, ia memegang dan mengelus pantatnya yang kesakitan akibat terpeleset kulit pisang yang dibuang Chika barusan. Ten...