-ML11-

88 30 3
                                    

Happy Reading!
_________________

1) "Berpikirlah sebelum engkau mengeluarkan lisanmu, karena kau akan menyesalinya suatu saat nanti."

2) "Di nomor satukan, kemudian dihempaskan. Itulah harapan yang berbuah kekecewaan."

-||-

"MAMAH RAKA KELAPANGAN YA, MAU MAU MAIN BOLA!" Raka berteriak dari ruang tamu, agar Mamanya yang berada di dapur mendengarnya.

Hari saat ini sudah sore, sejak tadi pula hingga saat ini Arvi dan Gisel belum pulang kerumahnya. Gisel, anak itu masih asik bercerita dan berceloteh ria kepada Mama dan Citra sedari tadi, Arvi juga ikut menanggapinya satu persatu. Dan saat ini pun Gisel juga berada didapur bersama Citra dan Mamanya. Anak itu memaksa ingin ikut membantu juga katanya. Jadilah Citra mengajak Gisel ikut bersamanya mengubek-ubek didapur.

Saat tadi Arvi ingin izin pulang, Arvi kembali ditahan hingga siap magrib agar bisa makan bersama. Arvi tidak bisa menolak, akhirnya ia hanya bisa mengiyakan dan setuju.

"UDAH SORE KA, HARUSNYA KAMU MANDI SANA. BUKANNYA MALAH MAIN BOLA!" balas Mamanya yang juga ikut teriak.

Raka? Yang namanya Raka tidak pernah mendengar apa yang Mamanya atau Kakaknya katakan, apa yang dilarang, itu akan tetap ia lakukan.

Raka menolehkan pandangannya melihat Arvi yang duduk disofa, menonton berita. Ia melihat Arvi yang sudah mulai kebosanan.

"Lo ikut gak bang? Gue mau main bola kelapangan." Tanya Raka. Arvi berpikir sejenak.

Risma datang dari dapur dengan celemek yang masih menempel ditubuhnya.
"Nak Arvi kalo bosen, ikut Raka aja kelapangan main bola." Saran Risma.

"Yee si Mama, sama Raka aja misuh-misuh, tadi disuruh mandi gak dibolehin main bola. Sekarang malah nyuruh Bang Arvi main bola, plin-plan banget sih." Sebalnya.

"Gak usah komentar. Masih untung ya Mama berbaik hati bolehin kamu."

Arvi terkekeh pelan, sudah berapa kali ia terkekeh sejak tadi. Keluarga ini memang ajaib. Pikirnya.

Arvi kemudian mengangguk setuju, ia berdiri dari duduknya. Dan ikut bersama Raka kelapangan untuk bermain bola dan Risma kembali ke dapur melanjutkan kegiatannya.

-||-

"OPER BANG!" Teriak Raka.

Arvi masih bersemangat menggiring bola mempertahankan bola itu masih pada posisi dikakinya, ia membawa bola itu lebih mendekat ke arah gawang. Mendapati teriakan Raka Arvi mengoper bolanya ke Raka. Raka mengambilnya. Menendangnya dengan semangat, memasukkan bolanya ke dalam gawang.

Goal!

Raka dan Arvi bertos ria, senang. Atas keberhasilan mereka mencetak gol.

"Hosh, hosh. Istirahat dulu bang. Capek gue." Arvi mengangguk, mengikuti Raka yang duduk di tepi lapangan.

Raka melempar sebotol air mineral ke Arvi. Hap! Arvi menangkapnya dengan cepat.

Arvi membuka tutup botolnya, mendaratkan mulut botol itu kemulutnya. Gleg! Gleg! Air mineral didalam botol itu mengalir dengan cepat membasahi kerongkongan Arvi. Memberikan sensasi segar, membuat hausnya hilang seketika.

MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang