Twenty four

789 148 3
                                    

"Kamu mau makan dulu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu mau makan dulu?". Hera menatapmu dengan pandangan bertanya sedangkan jenan tengah sibuk mengatur ulang jadwalnya di tab yang berada di tangan.

"Gausah kak"

"Kalo laper bilang aja ya. Kita masih ada 20 menit sebelum terbang"

Kamu mengangguk. Matamu menatap kearah orang-orang yang berlalu-lalang di bandara. Ada beberapa yang terburu-buru karena takut tertinggal pesawat, ada juga yang santai berjalan sambil memainkan ponsel atau meminum segelas kopi.

Kamu menyesap lattemu dengan pelan. Tidak lama kamu melihat seorang laki-laki yang seperti sedang kebingungan. Kamu tersenyum tipis saat tau bahwa perkiraan mu benar.

"Kak, aku izin bentar ya keluar"

Kak jenan mengangguk. "Jangan lama-lama. Dikit lagi kita mau berangkat"

"Iya"

Setelah itu kamu beranjak keluar daric caffe. Menghampiri laki-laki tersebut dengan langkah perlahan.

"Felix"

Iya, laki-laki itu adalah felix. Kamu merasakan bahwa pipimu langsung dipegang oleh felix yang panik. "Kok lo ga pernah bilang sih kalo mau pergi"

"Lix, jangan gini"

"Rin, gua serius. Lo mau kemana?"

"Gua mau ke jepang lix"

Felix terdiam kelu untuk beberapa waktu. "Lo mau ninggalin gua?". Setelah itu laki-laki tersebut menggeleng kecil. "gausah gua deh. Lo mau ninggalin kembaran lo. Dia sakit loh rin, masa iya Lo pergi ga sama kembaran lo"

Kamu tersenyum pahit mendengar ucapan laki-laki di hadapanmu ini. Kamu fikir ia datang kesini karena peduli padamu tetapi tetap saja ujung-ujungnya iris lagi.

Kamu menjauhkan tangan laki-laki itu dari pipimu. "Iris udah banyak yang jagain kok, termasuk lo. Gua mau pergi lix. Gua gakuat dirumah itu"

"Rin, lo kenapa sih? Tiba-tiba banget pergi. Perasaan selama ini lo oke-oke aja"

Tanpa sadar kamu meneteskan air mata membuat felix semakin bingung. Kamu memukul-mukul pelan dada laki-laki di hadapanmu ini.

"Lo bodoh lix. Lo terlaku fokus sama iris sekarang dan lupain gua"

"Lo ngomong apa sih rin. Gua ga lupain lo kok. Gua tuh deket sama iris karena gua kasian, dia sakit"

Kamu yang berlinang air mata menatap kearah felix. "Sakit ya? Gua juga sakit lix kalo lo mau tau"

"Lo sakit apa emang? Selama ini lo baik-baik aja kan. Kalo iris sakit parah setau gua"

"Emangnya lix semua orang yang udah mandang iris bakal nganggep gua selalu oke. Gua sakit lix, gua sakit hati. Bayangin lo bertahun-tahun hidup sebagai bayang-bayang kembaran lo. Dan lo selalu salah di mata keluarga lo. Bahkan ibu lo sendiri minta lo buat donorin ginjal lo sendiri buat kembaran lo kalo lo mau pergi dari rumah"

Felix terdiam membeku mendengar kamu yang terus berbicara.

"Coba lo jadi gua. Apa lo tahan lix? Gua rasa gaakan lo tahan ngadepin keluarga kaya gitu. Apa yang gua lakuin ga pernah di hargain. Maka dari itu gua berharap banyak karena lo temen gua satu-satunya yang paling tau gua. Gua nyembunyiin fakta kalo gua punya kembaran biar lo ga terlaku fokus sama kembaran gua.

Nyatanya ekspektasi gua bener saat lo udah ketemu iris. Lo seakan lupa kalo sebelum ketemu iris, ada gua"

"Rin-"

Kamu mengusap air mata yang mengalir di pipimu. Senyum pahit terukir di wajah mu. "Udah ya lix, gua mau berangkat. Gausah nyari gua lagi lix"

"Arin, lo gaboleh pergi"

Kamu menepuk pelan dada laki-laki tersebut dengan pelan sambil memundurkan tubuhmu.

"Gua pergi lix. Titip mantan kembaran gua ya"

Ihiii aku bahagia banget udah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ihiii aku bahagia banget udah selesai. Dari kemaren pengen banget buru-buru selesain dan belum sempet juga. Kebetulan gaada kerjaan langsung aja aku kerjain sampe tangan sakit wkwk.

Aku jadi curhat 🙉

PELIK • LEE FELIX √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang