Five

654 126 0
                                    

Kejadian saat chan marah besar kepadamu membuat semua seisi rumah ikut marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian saat chan marah besar kepadamu membuat semua seisi rumah ikut marah. Tentu saja, ayahmu dan iris tidak di beritahu. Hanya chan dan bundamu yang tau masalah ini. Alhasil bundamu jadi bersikap sinis kepadamu membuat kamu harus menahan tangis karena kesal.

"Berangkat sendiri aja. Kaka buru-buru, ayo ris"

Setelah berucap seperti itu chan langsung pergi meninggalkan meja makan bersama iris. Hal itu sudah sering terjadi saat chan tengah marah kepadamu.

Padahal kalau di fikirkan lebih dekat kampusmu daripada kampus iris. Kalian memang berbeda kampus. Kamu dapat masuk perguruan tinggi negeri sedangkan iris masuk perguruan tinggi swasta yang jaraknya lebih jauh dari kantor chan.

"Makanya, besok-besok gausah ngomong aneh-aneh ke abang kamu. Untung baru chan yang tau coba kalo ayah. Bisa abis kamu"

Kamu menggigit bibirmu dengan kesal. Buru-buru kamu memasukan dua potong sandwich yang jadi menu sarapan pagi ini ke dalam kotak bekal.

"Bunda arin berangkat"

Tanpa menunggu bundamu berbicara kamu langsung pergi. Telingamu panas mendengar segala ledekan yang di lontarkan oleh ibu kandungmu sendiri.

Kamu berjalan dari rumah ke depan komplek untuk mencari angkutan umum. Sebenarnya bisa saja kamu meminta dijemput oleh felix atau yang lain tetapi kamu tidak ingin menyusahkan mereka.

Kamu menaiki bus yang menuju kearah kampusmu. Beruntung bus tengah sepi membuat kamu dapat duduk di salah satu kursi. Selama perjalan kamu menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Sampai kapan hal seperti ini akan terus terulang.

Sejujurnya kamu lelah. ingin sekali berontak. Tapi apa daya, nyatanya kamu hanya bisa menangis sendirian.

 Tapi apa daya, nyatanya kamu hanya bisa menangis sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jelek"

Kamu mendengus sebal saat merasakan bahwa rambutmu yang sudah kamu tata sedemikian rupa dirusak oleh felix.

"Ih felix tangan lo!!"

Felix tidak peduli, malahan laki-laki itu memakan sandwich yang berada di tanganmu sampai seketika tersisa sedikit.

"Felix!!! Sandwich gua anjir"

Laki-laki itu duduk di sebelahmu lalu meraih botol minummu dengan seenak hati. Beginilah kelakuan kalian berdua setiap ketemu membuat jusuf dan esa yang duduk di hadapan kalian hanya bisa menggeleng.

"Cup, kok lo sendirian aja sih? Biasanya sama aji"

Jusuf merengut kesal mendengar ucapan felix. Nama bagus-bagus malah dipanggil ucup. Ini semua gara-gara aji yang seenak hati mengganti nama orang sehingga yang lain jadi ikut-ikutan.

"Gatau. Di bawa kucing kali"

"Kok gitu suf?". Kamu menatap jusuf dengan raut bingung karena perkataan jusuf yang membingungkan.

"Ya kan kak aji itu titisan tupai berwujud manusia. Eh, tupai apa hamster ya"

Mendengar ucapan jusuf yang aneh membuat felix dan kamu tertawa sedangkan esa hanya menggeleng sambil tersenyum manis. Kamu menyentuh kepala jusuf dan mengusapnya dengan gemas. Entah kenapa jusuf dimata mu bukan seperti mahasiswa melainkan anak tk.

"Kak, jangan di usap-usap gini dong"

"Loh emang kenapa?"

Jusuf mencicit kecil. "Malu kak nanti kalo di liat gebetan gua"

Kalian bertiga terdiam kaget mendengar pengakuan dari anak lucu itu.

"Heh, sejak kapan lo udah berani deket sama cewek!!"

"Kok lo ga cerita si sama gua"

"Yaampun, bayi gemesku udah berani ngegebet cewek"

Kehebohan yang terjadi membuat telinga jusuf memunculkan warna merah. Ia malu karena ketiga kakak tingkatnya ini heboh sekali apalagi felix.

"Ih udah dong, lagian ya gua tuh gede tau. Udah semester 4. Nanti kalo udah resmi gua bawa deh kesini"

"Awas cup, niat hati mau di resmiin buat pamer terus tau-tau malah ketikung orang"

Tanpa sadar Felix menyenggol lenganmu membuat kamu meringis. Ketiga laki-laki itu langsung terdiam dan menatap kearahmu bertanya.

"Lo kenapa?"

"Eh gapapa kok"

Tentu saja, orang seperti felix mana bisa gampang percaya. Laki-laki itu langaung meraih lenganmu dan menekannya dengan pelan membuat kamu kembali meringis.

"Lo ada luka?"

Kamu menggeleng pelan. "Cuma biru dikit kok"

"Kok bisa??"

"Kepentok lemari semalem". Kamu menggigit bibirmu was-was. Takut felix tidak percaya ucapanmu. Tidak mungkin kamu menceritakan kalau ini perbuatan kakak kandungmu sendiri.

"Ayo ke klinik kampus"

"Gausah lix. Gua gapapa, lagipula udah gua kompres es batu tadi pagi"

Felix masih menatapmu khawatir begitu juga jusuf dan esa yang masih terdiam menatap kearah kalian berdua. Setelah beberapa detik akhirnya felix menghembuskan nafas pelan lalu kembali duduk di posisinya semula.

"Kalo kenapa-kenapa bilang gua. Kalo makin bengkak nanti gua anterin ke dokter"

Kamu mengangguk dan memilih memakan sandwich yang masih tersisa sedikit. Suasana kembali seperti semula walau kamu tau beberapa kali felix melirik kearahmu dengan pandangan khawafir begitu juga jusuf dan esa.

Maaf banget harus boong. Tapi gua gamau keliatan lemah di depan kalian. Gua juga gamau kalo kalian tau masalah keluarga gua. maafin gua, gua malu kalo nanti kalian tau sehancur apa keluarga gua dan selemah apa gua di rumah.

 maafin gua, gua malu kalo nanti kalian tau sehancur apa keluarga gua dan selemah apa gua di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PELIK • LEE FELIX √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang