Season 2 - Three

676 140 3
                                    

"Disaat aku mulai mengharapkanmu. Kamu telah hilang dari pandanganku. Nyatanya aku terlambat"

-Aku bukan untukmu-


"Renjana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Renjana"

Suara itu membuat laki-laki itu menoleh. Ia mendengus sebal saat tau bahwa teman kuliah juga teman kerjanya itu tengah berjalan menghampiri dirinya.

"Juna rin, panggil gua juna"

Arin terkekeh kecil. "Engga ah, gua lebih suka panggil lo renjana. Biar beda dari yang lain"

Renjana akhirnya membiarkan gadis itu memanggilnya dengan nama kecilnya. Memang ia kalau di lingkup keluarga lebih sering dipanggil renjana daripada juna, mengetahui hal itu arin malah ikut-ikutan memanggilnya dengan nama tersebut.

Ia sih tidak masalah selama gadis itu bahagia.

"Mau kopi rin?"

"Mau. Tapi yang ada susunya ya"

Laki-laki tersebut mengangguk dan membuat kopi untuk arin. Selama renjana membuat kopi, arin malah pergi menghampiri sebuah kaca yang tersedia di ruang istirahat kantor. Matanya menatap langit biru di sore hari ini. Cantik sekali.

"Rin, kopi lo"

Arin menoleh lalu kembali ke posisi nya did dekat renjana. Ia meraih segelas kopi tersebut dan meminumnya sedikit demi sedikit.

Renjana menatap pergerakan gadis itu dengan seksama. "Btw, rin nanti lo mau temenin gua ga?"

"Kemana?"

"Ketemu temen gua yang dateng dari indonesia"

Arin berfikir sejenak lalu mengangguk kecil. "Mau mau tapi nanti traktir ya"

"Iyaa"

Arin terkikik kecil karena apa yang ia mau selalu dituruti oleh lelaki dihadapannya itu. Entahlah, arin merasa nyaman dengan renjana. Rasanya renjana adalah haris kedua untuk arin.


-


Pulang dari kantor kedua orang itu langsung berjalan kaki kearah salah satu cafe yang katanya renjana jaraknya dekat dengan kantor. Arin sih mengikuti saja langkah renjana yang telah berjalan lebih dulu.

PELIK • LEE FELIX √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang