15. Cici (Chia Maharani Elfansyah)

76 7 0
                                    

Jejak jejak jejakkkkkkk
Ayolah, aku mau notif dari kalian😫
.
.
Happy Reading :))

*
*

Sepi.

Sudah biasa bagi Chara.

Sendiri, dan ditemani angin malam. Sunyi, sangat sunyi.

Chara memang menyukai kesunyian. Namun bukan kesunyian yang berlarut-larut seperti sekarang yang ia inginkan.

Dan, Untuk saat ini, sudah bukan sunyi lagi. Karna sunyi telah berubah menjadi sepi. Sepi, sepi yang berlangsung lama dan entah sampai kapan akan berakhir.

Yeah, sejak kejadian beberapa tahun lalu, ia telah kehilangan Raja dan Ratu di hatinya.

Ia kini menjadi seorang Putri tanpa adanya Raja yang selalu menjaga dan Ratu yang selalu melindungi.

Bahkan bagi Chara, lebih baik ia kehilangan Harta dari pada kehilangan mereka berdua.

Chara terpaku, ia memeluk lututnya, kedua matanya memandang lurus menatap rembulan yang bersinar terang diatas sana.

Seberapa banyak ia mencoba untuk tetap tegar, namun tetap saja. Ia rapuh.

Semesta seakan ikut menghakiminya, padahal semua ini bukan salahnya.

Mama dan Papa-nya meninggalkan dirinya. Padahal dulu, ia adalah Princess kesayangan keduanya.

Namun, semuanya berubah saat keduanya memilih jalan hidup masing-masing.

Helaan nafas panjang Chara ambil, berusaha untuk menenangkan dirinya.

Chara menyeka air matanya yang entah sejak kapan menggenang disana.

Sampai kapan ia akan terus seperti ini? Lama-lama air matanya akan terkuras abis jika ia terus seperti ini.

Ia ingin bahagia. Ia berusaha mencari dan mendapatkan sumber kebahagiaannya. Namun, semua sangat sulit untuk diperjuangkan.

🥜🥜🥜

"Abang.."

Cowok bertubuh tinggi itu menoleh kearah sumber suara, mengurungkan niatnya untuk membuka kulkas.

"Cici, Kapan nyampe?"

Cowok itu berjongkok, menyambut gadis kecil berusia 4 tahun ke dalam dekapannya.

"Abaaangg, Ci kangen." ucap gadis kecil itu manja.

"Abang juga." jawabnya.

"Gendong, Bang." pinta gadis itu.

Cowok itu hanya mengangguk dan menuruti permintaan gadis kecil itu. Ia menggendong gadis kecil itu dan berjalan kearah ruang tamu.

Diruang tamu terlihat 2 orang lagi, yang tak lain adalah Ayah dan Bundanya.

"Ayahh." teriak gadis kecil yang masih berada dalam gendongan.

Pria berkepala empat yang baru saja dipanggil dengan sebutan Ayah itu menoleh dan tersenyum kearah gadis kecil itu.

"Kenapa gak bilang?" tanya cowok itu dengan wajah datarnya.

Pria berkepala empat itu tersenyum, "Surprise dong, gimana kabar kamu?"

"Baik." jawab cowok itu seadanya.

Cowok itu menyalimi Ayah dan Bundanya.

"Abang, turun."

Cowok itu menurunkan gadis kecil itu dari gendongannya, dan gadis kecil itu pun berlari menghampiri bundanya.

Cowok itu dan pria berkepala empat yang tak lain adalah Ayah dari cowok itu, keduanya duduk disofa.

Stupid Girls VS Cool SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang