Ketos Galak : Prolog

150K 11.5K 485
                                    

Ketos Galak | [Prolog]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketos Galak | [Prolog]

***


Dalam satu bulan, OSIS minimal harus punya tiga hari peringatan yang kegiatannya dilaksanakan dengan membentuk panitia dari masing-masing sekbid yang berkaitan, begitu kata Kaezar di awal kepemimpinannya. Ingat ya, minimal tiga hari peringatan. Itu artinya minimal ada tiga acara yang mesti dilakukan oleh tiga panitia berbeda setiap bulannya, setidaknya ada tiga laporan pertanggungjawaban acara dari panitia setiap bulannya yang mesti aku periksa dan serahkan pada Kaezar.

Dan itu artinya lagi, untuk rapat pleno OSIS kedua yang jatuh pada bulan Januari semester dua ini, aku harus memeriksa lagi—setidaknya—delapan belas laporan pertanggung jawaban kegiatan OSIS.

Rapat pleno dilaksanakan bersama pengurus MPK, pembina OSIS dan wakil bidang kesiswaan. Rapat ini hanya di adakan tiga kali dalam satu tahun; rapat pleno satu membahas program kerja OSIS yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan, rapat pleno dua adalah rapat laporan kegiatan program OSIS selama satu semester, dan rapat pleno tiga adalah rapat laporan pertanggung jawaban OSIS selama satu periode masa jabatan.

Apa itu 'liburan akhir semester'? Aku bahkan tidak mengenalinya karena selama dua pekan kemarin kuhabiskan dengan bolak-balik ke sekolah dan pulang sore hari untuk menyusun laporan kinerja kegiatan OSIS selama satu semester.

Dan sekarang, di bulan Januari yang harusnya kusambut dengan wajah berbunga-bunga karena berhasil melewati pergantian tahun, penampilanku malah terlihat mengenaskan dengan rambut yang diikat asal, kemeja kusut yang seharian bergesekan dengan kursi ruang OSIS, dan masih berdiri di depan printer, menunggu lembar demi lembar laporan itu selesai dicetak.

"Lo ngapain aja sih, Je, dari kemarin?" tanya Kaezar sembari bangkit dari kursi kebesarannya, kursi ketua OSIS yang berada di paling depan deretan meja-meja pengurus OSIS lain. "Harus banget tiap rapat nge-print laporannya mepet gini?"

Aku masih menahan diri untuk tidak meremas kertas laporan di tanganku dan membuang ke wajahnya.

"Kurang ya dua minggu kemarin?"

Kalau Kaezar tidak berhenti bicara, aku janji akan menjejalkan kertas laporan di tanganku ke mulutnya.

"Sepuluh menit lagi, gue tunggu di auditorium." Sayangnya dia berhenti mengomel.

Aku mendengkus kencang melihat kepergian Kaezar, tinggal aku yang berada di ruangan itu sementara pengurus lain sudah berada di ruang auditorium karena printer sempat bermasalah dan menunggu Kaezar membenarkannya tadi.

Aku menatap lembar laporan terakhir yang berhasil dicetak. Dan selesai!

Langkahku terayun melewati meja besar berbentuk lingkaran yang biasa digunakan untuk rapat pengurus OSIS, lalu berlari ke arah meja sekretaris yang selama satu semester ini aku huni untuk mengambil bolpoin dan bergegas keluar dari ruang OSIS. Saat sampai di auditorium, aku sadar bahwa aku adalah orang terakhir yang datang.

Laporan kegiatan sudah aku cetak menjadi rangkap sepuluh, yang masing-masing kubagikan pada pengurus OSIS inti, Favian—sebagai ketua MPK, Pak Marwan selaku pembina OSIS, dan Pak Saifudin selaku wakil bidang kesiswaan.

Setelah itu, aku duduk di samping Kaezar yang tiba-tiba melihat jam di pergelangan tangannya.

Melihat gerakannya, aku menatap Kaezar kesal. "Printer di ruang OSIS tuh udah tua. Jangan kegiatan aja lo maksimalin, tapi sarana lo acuhin." Ucapanku mampu membungkam Kaezar, cowok itu mengalihkan tatapannya ke depan, ke arah peserta rapat.

Aku duduk bersama pengurus inti OSIS lain di deretan kursi paling depan di auditorium, menghadap semua anggota rapat yang hadir. Acara dimulai, dibuka oleh Kaivan yang bertugas selaku moderator, melalui rangkaian pembukaan dan sampai akhirnya di acara inti.

Kami mulai mendiskusikan laporan kegiatan OSIS dari bulan ke bulan. Aman. Setiap bulan dilewati dengan aman. Sampai akhirnya di bulan ke lima, di Hari Pohon yang jatuh pada dua puluh satu November, Favian mulai menginterupsi.

"Kegiatan tanam seratus pohon." Favian menatap lembar laporan di tangannya sebelum menatap Kaezar. "Bukannya kemarin kita ikut tanam pohon di Taman Tabebuya, ya?"

Aku tahu Kaezar melirikku setelah membaca laporan di tangannya, tapi aku mencoba untuk tetap menatap lurus ke depan, tidak tergoyahkan. Karena mungkin saja sekarang mukaku sudah berubah menjadi pucat pasi. Pasalnya, kami tidak sempat membentuk panitia untuk kegiatan itu karena bertepatan dengan persiapan PAS. Jadi, yang bertanggung jawab pada seluruh kegiatan adalah OSIS inti, dan yang bertanggung jawab pada laporannya adalah aku.

"Kok di sini ditulis Taman Ayodia?" lanjut Favian. "Bukannya itu kegiatan OSIS tahun kemarin, ya?"

Hah? Aku mulai memeriksa kertas laporan di tanganku. Lalu ... pundakku seperti diremas kencang.

Kaezar berdeham pelan, seolah memberi pertanda bahwa riwayatku akan segera tamat.

"Laporannya copy-paste dari yang tahun kemarin atau—"

Kaezar menyela ucapan Favian, "Kami selalu jadikan laporan-laporan OSIS terdahulu sebagai rujukan, jadi kesalahan ketik saat melihat rujukan yang kami punya itu bisa terjadi."

Aku pikir Kaezar akan mendorongku ke jurang kesalahan ini, tapi ternyata tidak.

"Kesalahan ketik atau lupa edit?" Favian terkekeh, lalu menyeringai.

Dan acara tatap-tatapan ngeri antara Kaezar dan Favian pun terjadi, mengingatkanku pada rapat pleno satu di mana Kaezar berdebat sengit dengan Favian tentang anggaran dana mana dan kegiatan mana yang harus didahulukan, yang kemudian menjadi cikal-bakal permusuhan tak kasat mata di antara keduanya.

"Oke. Ini dimaklum, yang penting laporan keuangannya sesuai." Pak Marwan melerai. "Nggak masalah. Semua oke," ujarnya.

Aku baru bisa menghela napas, baru sadar juga bahwa sejak tadi menahan napas.

Kegiatan rapat selesai. Kaivan menutup acara pada pukul empat sore. Dan saat semua peserta rapat bangkit dari tempat duduknya, aku mendengar Kaezar berkata, "Ke ruang OSIS. Gue mau ngomong." Nada suaranya mengartikan bahwa, hari ini aku tidak akan selamat.

***



Udah ada nih draft Bab 1 nya, tinggal up. Tapi ... ya liat vote sama komen dulu. 👀 Mau nggak? 👀

 👀 Mau nggak? 👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang