Ketos Galak : 6 | Pillow Talk

79K 9.8K 2K
                                    

Ketos Galak | [Pillow Talk]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketos Galak | [Pillow Talk]


Nungguin nggakkkk? XD


Mohon dibantu tandain typo yaaa.
***


Aku seringnya tidak mengerti pada cara berpikir Kaezar. Rencana awal kan dia akan berangkat dengan Janari. Namun, karena dia ada urusan, Janari mengajakku. Lalu, ketika Kaezar bisa berangkat, bukankah seharusnya dia berangkat bersama Janari? Kenapa jadi aku?

Senang banget ya dia bikin aku harus pulang larut ke rumah karena urusan OSIS?

"Iya, Mi. Di SMA Pengabdi." Aku masih berbicara dengan Mami di telepon sembari mengikuti langkah Kaezar yang kini berjalan ke arah tempat parkir sekolah, meminta izin untuk pulang agak larut.

"Sama siapa? Sendiri?"

"Nggak, nggak sendiri. Aku sama Kaezar," jawabku.

"Kaezar yang waktu kelas sepuluh sering antar kamu pulang?" Mami kenal pada Kaezar karena saat kami duduk di kelas sepuluh dan menjadi bagian pengurus OSIS di Sekbid Budi Pekerti Luhur, Kaezar sering mengantarku jika pulang terlalu sore. Dan hari ini, kebiasaan yang tidak pernah dilakukan selama beberapa bulan itu akan terjadi lagi.

"Iya, Kaezar yang itu."

"Oh. Boleh Mami bicara sama Kaezar?" Kebiasaan Mami, kalau tahu aku akan pergi dengan temanku. Ini tidak hanya berlaku pada teman cowok seperti Hakim atau Sungkara, setiap aku pergi dengan Chiasa atau Davi, Mami juga akan melakukannya.

Namun masalahnya, kali ini orangnya adalah Kaezar. "Hah? Mau apa, Mi?"

"Cuma mau ngomong sebentar. Tolong kasih teleponnya ke Kaezar."

Aku menjauhkan HP dari telinga, lalu menatap punggung Kaezar yang sudah berjalan sekitar lima meter di depanku. "Kae?" Saat melihat cowok itu berbalik, aku mengangsurkan HP ke arahnya. "Mami mau ngomong."

Kaezar kembali berjalan menghampiriku. Menerima HP yang kuberikan begitu saja tanpa banyak bicara atau bertanya, ada apa? Mau ngapain? Atau pertanyaan gugup lain yang biasa terucap dari teman-teman cowokku setiap kali Mami ingin bicara. Kaezar langsung berbicara dengan sopan, "Halo? Iya, sore juga, Tante. Oh, iya, saya Kaezar."

Aku tidak bisa mendengar suara Mami dari seberang sana. Yang bisa aku lakukan hanya mendengar ucapan Kaezar dan memperhatikan raut wajahnya.

"Baik, Tante. Tante apa kabar? Oh. Iya. Boleh kapan-kapan." Kaezar melihat jam di pergelangan tangannya. "Iya. Pasti saya antar Jena pulang kok. Iya, Tante. Iya, pasti. Oh, gitu? Boleh-boleh. Nggak kok, nggak ngerepotin. Sama-sama, Tante."

Ketos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang