Ketos Galak | [Tokoh Antagonis]
Terima kasih masih mau baca, masih mau vote dan komen. Terima kasih banyaaakkk.
Mohon dibantu tandain typo ya.
***Pekan pertama semester dua, guru-guru saja masih belum semuanya aktif mengajar. Bahkan ada yang hanya meninggalkan pesan memberi tugas untuk membuat rangkuman materi pelajaran dulu sebelum berlangsungnya KBM. Namun, untuk siswa-siswi yang tergabung dalam kepengurusan OSIS, kelonggaran itu sepertinya tidak berlaku.
Di jam istirahat pertama, Kaezar meminta kami untuk rapat OSIS dengan anggota lengkap, memberitahu pembentukan panitia PENSI yang akan diadakan di pertengahan semester.
"Gue maunya setelah selesai PTS, biar pada fokus dulu belajar, baru seru-seruan," ujar Kaezar.
Seru-seruan? Siswa lain bisa seru-seruan, tapi untuk anggota OSIS tiga bulan sebelum acara pasti akan sangat sibuk, saat hari H apalagi, dan setelah itu pasti repot dengan laporan pertanggungjawaban.
DI MANA LETAK SERUNYA ACARA BAGI KAMI PENGURUS OSIS SEBAGAI JONGOS-JONGOSNYA KAEZAR INI?
"Yaelah, Si Kae. Baru juga masuk sekolah, udah mesti ngurusin PENSI aja," gerutu Hakim yang baru saja duduk di depanku, membawa mangkuk berisi mi instan pesanan kedua, setelah pesanan pertamanya dirampas olehku. Kami baru bisa benar-benar istirahat di jam istirahat kedua, karena Alkaezar Pilar merampas jam istirahat pertama kami untuk rapat mingguan di ruang OSIS.
Sungkara yang duduk di sampingku meraih sambal dari tengah meja, lalu menumpahkan ke mi pangsit di mangkuknya. "Tahu, nih. Ketua OSIS kesayangan lo tuh, Je," ujarnya seraya melotot padaku.
Aku mengernyit, sibuk mengaduk mi instan di mangkuk. "Ketua OSIS kesayangan lo kali, waktu karyawisata terakhir lo satu kamar kan sama dia."
"Siapa yang milih dia sih dulu, anjir?" umpat Hakim di sela suapannya.
"Gue," jawab Sungkara. "Jujur. Gue milih dia."
"Gue juga, sih," tambahku. Karena kupikir Kaezar itu manusia normal, bukan monster yang bisa menyerap seluruh aura positif manusia yang berhadapan dengannya. "Tapi setelah kepilih rasanya gue pengin jeblesin dia ke tembok."
Tidak lama, Chiasa dan Davi datang, bergabung bersama kami setelah tertahan lebih lama di ruang OSIS. Jadi, posisi duduknya sekarang: aku, Sungkara, dan Davi. Sementara di hadapan kami ada Hakim dan Chiasa. Kantin sekolah kami memiliki bangku dan meja yang panjang banget sehingga bisa muat untuk lima sampai enam orang.
"Kaezar tuh bisa nggak sih, sehari aja nggak usah mikirin OSIS?" gerutu Chiasa sembari menyendok sambal berkali-kali ke kuah baksonya. "Baru masuk sekolah, gue udah disuruh bikin anggaran tambahan mading untuk tema-tema yang katanya di-request sama Pak Marwan, tentang kegiatan baru apalah itu. Mana ribet banget lagi sama Davi, mesti narik-narikin dari anggaran tiap Sekbid yang jelas-jelas mana mau anggarannya diambil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Galak
ספרות נוער[TSDP #1] Siapa sih yang nggak mau jadi pengurus inti OSIS? Satu sekolah bakal kenal, "Oh, dia Shahia Jenaya? Sekretaris OSIS Angkatan 72?" Seenggaknya itu yang ada dipikiranku ketika terpilih menjadi pengurus OSIS SMA Adiwangsa. Namun, itu semua ng...