Ketos Galak : 7 | Interogasi Dadakan

81K 10.3K 2K
                                    

Ketos Galak | [Interogasi Dadakan]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketos Galak | [Interogasi Dadakan]

Kasih emot love dulu yang banyak di fotonya nggak mau tau. XD

Mohon dibantu tandain typo yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon dibantu tandain typo yaaa.❤️
***

Aku membiarkan Kaezar mengantarku sampai ke depan pagar rumah, karena hari ini adalah hari kerja, yang artinya Papi tidak akan cepat-cepat pulang ke rumah dan sibuk di Blackbeans mendekati tengah malam. Beda halnya jika akhir pekan, aku pasti akan menyuruh Kaezar menurunkanku di gerbang komplek, seperti apa yang sering aku lakukan jika diantar pulang oleh Hakim atau Sungkara. Aku rela berjalan dari gerbang komplek ke rumah demi menyelamatkan teman laki-lakiku dari interogasi dadakan Papi.

Aku sangat bersyukur masih memiliki teman di antara dua orangtua yang ribetnya tidak tertolong itu.

"Okay, sip. Thanks, ya!" ujarku setelah turun dari boncengan motor dan menyerahkan helm, sedangkan Kaezar hanya mengangguk-angguk seraya menggantungkan helm di ruang depan motor. "Jangan lupa balikin motor Janari," ujarku.

"Besok aja di sekolah. Sekarang udah malam. Mau langsung balik gue."

"Oh." Aku mengangguk. "Ya udah."

"Gue balik ya."

Aku mengangguk lagi.

Kaezar yang sudah menyalakan mesin motor, tiba-tiba kembali memutar kuncinya, mesin motor kembali mati. "Oh iya, besok lo bisa bawa semua file yang dibutuhin—Eh?" Kaezar tiba-tiba mengangguk sopan. "Malam, Om," sapanya.

Tatapan Kaezar yang terarah ke belakang punggunggku, membuatku menoleh cepat. Lalu membelalak ketika melihat sosok yang tengah berdiri di balik pagar.

Ada Papi di sana, dengan sweter hitamnya, sarung kotak-kotak marun, dan sandal jepit, wajahnya melongok ke luar.

"P-pi? Kok, di rumah?" tanyaku menggeragap. Secepat mungkin aku mengalihkan tatapan pada Kaezar lagi, lalu melotot dan menggedikkan bahu ke arah jalan pulang. Maksudku, "Pergi, Kae! Pergi! Sebelum lo jadi salah satu teman cowok yang terjebak di ruangan interogasi bokap gue!"

Ketos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang