Hari pun telah pagi Saysa segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa Saysa berangkat ke sekolah diantar mang ujang.
"Pagi mang, yuk pergi nanti Saysa telat nih."
"Oke non," jawab mang Ujang dengan semangat.
Mang Ujang dan bibi sudah Saysa anggap sebagai keluarganya sendiri, Ia sangat menyayangi bibi dan mang Ujang.
Saysa pun telah sampai di depan gerbang sekolah. "Mang bentar ya Saysa mau nelpon temen Saysa dulu."
"Iya non."
"Bell loh di mana gue udah di depan gerbang nih."
"Tunggu ya Sya bentar lagi gue sampe."
Tak lama kemudian Bella sampai di depan gerbang. Saysa segera turun dari mobil.
"Bell loh lama banget sih, gue udah dari tadi nungguin lo," Saysa bertanya kepada Bella yang sudah membuatnya menunggu lama.
"Iya nih sorry banget Sya gue tadi kesiangan, emangnya ada apa tumben janjian di depan gerbang."
"Gue mau cerita nih sama lo."
"Emangnya mau cerita apa Sya, tumben banget lo sengaja ngajak gue cuma untuk cerita."
Saysa pun segera menceritakan masalahnya kepada Bella. "Gini lo Bell, gue kesel banget tau sama Rey."
"Rey, maksud lo murid baru di kelas kita?" Tanya Bella dengan wajah penasaran
"Iya lah, emangnya siapa lagi."
"Kenapa lo kesel sama dia ?" Bella memasang wajah penasaran.
"Tau gak malem tadi gue ketemu dia, sumpah tuh anak ngeselin banget deh," Jelasnya dengan perasaan geram terhadap anak baru itu.
"Terus kok loh bisa kesel sama dia, kan cuma ketemu aja."
"Ya mending Bell kalau cuma ketemu, dia itu nyerempet mobil gue, untung gak kenapa-napa bisa dimarahin gue."
"Yaudah Sya gak usah kesel lagi dong, kan mobilnya juga gak kenapa-napa dan lo juga gak kenapa-napa kan, terus dia minta maaf gak sama lo."
"Iya sih dia udah minta maaf sama gue dan gue sama mobil gue emang gak kenapa-napa , tapi gue masih kesel aja sama dia," Jelas Saysa panjang lebar.
"Yaudah Sya jangan marah lagi kan dia kan udah minta maaf sama lo."
"Ya sih dia emang udah minta maaf, tapi gue masih kesel aja sama dia."
"Sya gak boleh gitu kan dia udah minta maaf masak loh gak mau maafin, kasihan tau."
Tak terasa merekapun telah sampai di depan kelas dan mereka segera masuk ke dalam kelas. Kelas terlihat sangat sepi tetapi ada satu tas yang berada di dalam kelas.
"Sya bukannya itu tas Rey?" Tunjuk Bella kearah tas itu.
"Yaudah kalau itu tas dia mau lo apain, udah yuk duduk."
Merekapun berjalan menuju tempat duduk mereka yang berada di barisan paling depan bagian ujung. Namun mereka berdua terkejut saat melihat ada setangkai bunga mawar mereh yang berada di atas meja Saysa.
"Sya ada bunga tuh loh beli bunga ya?" tanya Bella dengan nada heran.
"Ya mana mungkin Bel gue beli bunga."
Dengan wajah penasaran Saysapun segera mengambil bunga itu, terdapat selembar surat yang berisi tulisan.
Teruntuk Saysa
Sya gue minta maaf soal malem tadi, gue gak sengaja gue harap loh mau maafin gue dan mau nerima bunga dari gue semoga lo suka bunganya.
Saysa pun tak sadar bahwa dia tersenyum saat membaca surat itu.
"Sya dari siapa tuh coba gue liat?" Bella segera menarik kertas di tangan Saysa.
"Eh Bell kok gitu sih kan itu punya gue."
"Uuuuuu so sweet banget, ternyata bunga ini dari Rey," ledek Bella yang merasa lucu melihat wajah sahabatnya itu memerah.
"Bell bisa gak lo gak usah keras-keras ngomongnya, nanti kalau ada yang masuk gimana."
"Yaudah Sya Rey kan udah minta maaf kayak ini sama lo, masak lo tetep gak mau maafin dia kasian loh Sya."
"Gue gak peduli Bell, siapa suruh dia ngebut-ngebutan di jalanan."
Tak lama kemudian pintu kelaspun terbuka, Rey memasuki kelas dan mendekati meja Saysa. Rey membisikan sesuatu kepada Saysa
"Sya gue harap lo maafin gue dan semoga lo suka sama bunganya, disimpen ya Sya bunganya," Rey tersenyum tipis kepada Saysa dan berjalan meninggalkannya.
Muridpun mulai berdatangan dan tak lama kemudian bel masukpun berbunyi. Hari ini pelajaran pertama adalah olahraga. Saysa dan Bella segera menuju ke ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka. Setelah mengganti pakaian, mereka berdua segera menuju ke lapangan basket.
"Ayo Sya nanti kita di marahin karena telat."
"Iya Bell tunggu! Lo gak liat masih banyak yang belum dateng."
Sir. Rendy bergerak mendekati murid-murid yang berada di lapangan basket
"Anak-anak hari ini Sir. Vino lagi ada tugas jadi gak bisa ngajar kalian hari ini, maka kalian Sir perintah kan untuk masuk ke lapangan basket indoor sampai jam pelajaran selesai," perintah Sir Rendy kepada murid XII IPA 1.
Tak lama kemudian salah satu murid bertanya kepada Sir Rendy. "Sir, kalau boleh tanya kami semua ngapain ya Sir di situ?"
"Terserah, kalian boleh main basket tapi jangan keluar sampai jam pelajaran selesai," ujar Sir Rendy. "Ya sudah Sir tinggal dulu ya," Sir Randy berjalan meninggalkan mereka.
"Baik Sir," teriak semua murid XII IPA 1.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Любовные романыDi kota Bandung yang indah ini tinggalah satu keluarga yang terdiri dari satu orang anak perempuan, satu anak laki-laki dan sepasang suami istri. Mereka hidup bahagia dengan bergelimang harta. Dirumah yang besar tepatnya di tengah kota Bandung mere...