Matahari terbit menerangi seisi rumah. Suara hentakan kaki terdengar menuruni anak tangga. "Selamat pagi." Ucap Saysa dengan wajah datar.
"Pagi." Ujar wanita setengah baya yang sedang makan di meja makan.
Saysa segera duduk di kursi makan dan mengambil roti yang berada di atas meja makan. Suasana terlihat hening. Saysa segera mengoleskan selai pada rotinya.
"Sya, gimana sekolah kamu," tanya wanita setengah baya itu kepada putrinya.
"Biasa aja," jawab Saysa singkat
"Mama dan papa berharap kamu bisa menjadi seperti mama dan papa. Kamu harus belajar yang rajin ya Sya."
"Iya ma Saysa tahu," Saysa segera menghabiskan roti dan susu yang telah di siapkan.
"Kamu harus tau mama dan papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu Sya."
"Iya ma," Saysa segera berdiri dan berpamitan kepada wanita setengah baya itu. "Saysa berangkat sekolah dulu ya."
"Iya hati-hati ya, ingat kata mama belajar yang rajin."
Saysa segera berjalan meninggalkan meja makan dan tak memperdulikan ucapan wanita itu. Setelah di teras Saysa segera menghampiri mang Ujang. "Mang berangkat."
"Siap non," mang Ujang segera menghidupkan mobil dan mengantar Saysa ke sekolah.
Dalam mobil Saysa merasa bahwa dirinya hanya memikirkan kebahagiaan orang lain di banding kebahagiaan dirinya sendiri, dia sudah lelah dengan semua ini. Sedari kecil dia selalu belajar dan mengabaikan masa kanak-kanaknya. Dia memang ingin menjadi seorang dokter, tapi dia juga ingin hidupnya dapat berjalan dengan semestinya. Dalam perjalanan Saysa hanya merenung dan hanya diam.
Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah. "Non Saysa, non sudah sampai non."
"Iya mang, makasih." Seketika lamunan itu pun buyar dan Saysa segera turun dari dalam mobil. Ia berjalan menyusuri jalanan menuju ke kelasnya. Sesampainya di depan kelas Saysa segera membuka pintu kelasnya ia segera menghilangkan rasa sedih dalam dirinya. Ia tak ingin orang lain mengetahui kesedihannya.
"Hai Sya," panggil Bella dari arah belakang.
"Hai Bell."
"Lo inget gak Sya hari ini ada pelajaran biologi."
"Inget, kenapa emangnya."
"Lo lupa ya, kan hari ini ada pembagian kelompok."
"Ooo kirain apa, kalau itu gue inget."
"Duh gimana ya gue takut nih."
"Takut kenapa?"
"Gimana ya kalau kita gak sekelompok Sya."
"Iya ya, berdoa aja Bell semoga kita sekelompok."
"Amin... oh iya Sya nanti kalau mau ke tempat lab barengan ya."
"Ya."
Mereka pun segera duduk di kursi mereka. "Oh iya Sya kan besok nyokap gue ulang tahun lo mau gak temenin gue beli hadiah buat nyokap gue."
"Boleh, kapan."
"Hari ini pulang latihan bisa kan."
"Em... bisa gak ya."
"Ayolah Sya, gue gak tahu lagi mau ngajak siapa," Bella memasang wajah memelasnya.
"Iya iya," Saysa tertawa melihat wajah Bella.
Jam pelajaran pun di mulai. "Selamat pagi anak-anak."
"Semat pagi Miss," ucap semua murid.
"Baiklah sesuai janji Miss minggu lalu, hari ini kita akan melakukan pembagian kelompok."
![](https://img.wattpad.com/cover/254576942-288-k326506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
RomanceDi kota Bandung yang indah ini tinggalah satu keluarga yang terdiri dari satu orang anak perempuan, satu anak laki-laki dan sepasang suami istri. Mereka hidup bahagia dengan bergelimang harta. Dirumah yang besar tepatnya di tengah kota Bandung mere...