Semua murid laki-laki memutuskan untuk bermain basket. Sedangkan murid perempuan memberikan semangat. Pertandingan pun dimulai.
"Bell temenin gue dong ke toilet," ajak Saysa.
"Tapi Sya pertandingannya kan udah di mulai."
"Yaudah gapapa bentar aja kok, kalau gak mau gue pergi sendirian aja deh."
"Syaa tunggu, jangan ngambek dong."
Saysa meninggalkan Bella yang berjalan di belakangnya. Tiba-tiba dari arah samping Rey tidak sengaja melempar bola dan mengenai kepala Saysa.
"Sya awas!," teriak Bella yang berada di belakangnya.
Saysa tak menyadari bahwa ada bola basket yang mengarah kepadanya. Saysa pun jatuh pingsan karena bola tersebut mengenai kepalanya.
"Sya bangun dong, masak lo mau ninggalin gue," rengek Bella yang sangat takut akan terjadi sesuatu terhadap temannya itu.
Rey segera berlari menuju ke arah Saysa dan membawanya ke UKS. Rey sangat khawatir kepada Saysa dia takut terjadi sesuatu pada Saysa.
"Sya ague minta maaf banget sama lo, gue harap lo gak kenapa-napa," ucap Rey dalam hati.
"Miss tolong!," Rey memanggil pengawas UKS dengan wajah sangat cemas.
Rey pun segera meletakkan tubuh Saysa di atas tempat tidur. Miss Reyna segera memeriksa kondisi Saysa. Rey tetap berada di sisi Saysa, dia takut terjadi sesuatu kepada Saysa.
"Miss gimana, Saysa gak kenapa-napa kan? Soalnya tadi kepalanya gak sengaja terbentur bola basket," tanya Rey dengan rasa panik dan cemas terhadap Saysa.
"Teman kamu tidak apa-apa, tapi dia butuh istirahat karena benturun dari bola basket itu membuat dia sedikit pusing saat bangun nanti."
Setelah mendengar kondisi Saysa, Rey segera berpamitan kepada Miss Reyna untuk kembali ke kelas. "Baik Miss kalau gitu Rey ke kalas dulu ya."
"Iya nak." Ucap Miss Reyna
Rey tidak mengetahui perasaan apa yang ada di dalam hatinya, saat pertama melihat Saysa dia sangat tertari dan ingin selalu ada di dekat Saysa.
"Oh iya jam pelajaran olahraga kan belum selesai, gue ke kantin aja deh beliin makanan untuk Saysa," ucap Rey dalam hati.
Rey membeli roti dan air mineral botol untuk Saysa. "Buk ini semua jadi berapa ya?"
"Sepuluh ribu nak."
Rey segera mengeluarkan uang dari dompetnya dan membayarnya. "Terimakasih buk."
"Sama-sama nak."
Rey segera menuju ke UKS dan menitipkan makanan yang sudah dibelinya untu Saysa ke Miss Reyna.
"Permisi Miss."
"Ada apa nak silahkan masuk."
"Miss ini makanan untuk Saysa dan ini surat untuk Saysa, tolong kasiin ya Miss kalau Saysa sudah bangun."
"Baik nanti Miss kasih ke temen kamu, tapi sebaiknya kamu kembali ke kelas dan beritahu guru yang mengajar kalian mengenai kondisi teman kamu sekarang."
"Baik Miss."
Rey memutuskan untuk kembali ke kelas, walaupun pun jam olahraga belum selesai.
"Rey loh kenapa sih, kok lo khawatir banget sama Saysa," Rey bertanya dalam hati tentang perasaanya ini.
"Rey!" teriak Bella yang berada di belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
RomantizmDi kota Bandung yang indah ini tinggalah satu keluarga yang terdiri dari satu orang anak perempuan, satu anak laki-laki dan sepasang suami istri. Mereka hidup bahagia dengan bergelimang harta. Dirumah yang besar tepatnya di tengah kota Bandung mere...