Happy Reading
Azka terus menarik tangan vio dengan tatapan yang tajam, bahkan tangan vio pun sudah berdarah karena ulah azka. Azka membawa vio ke ruangan lalu mengunci tubuh vio dengan kedua tangannya. Vio yang sudah mulai takut azka akan melakukan hal yang tidak di duga. Kekesalan azka sudah memuncak azka memukul dinding terus-menerus dengan tangannya hingga mengeluarkan banyak darah.
"Vio" Panggil azka tetapi tak ada jawaban dari vio, ia terus menunduk dan memejamkan matanya.
"VIO!" bentak azka yang membuat vio semakin takut
"A-apa?" Ucap vio gemetar
"LIAT GUA!" Bentak azka, lalu vio mengangkat kepalanya dan menatap azka
"Lo denger gua baik-baik" Ucap azka mencoba menahan emosinya "lo gak usah deket-deket sama nathan Kalo dia deketin lo, lebih baik lo ngejauh" Ucap azka dengan nada sedikit rendah
"Kenapa? Kenapa gua gak boleh deket sama nathan? Dia baik, gua juga nyaman sama dia" Ucap vio yang matanya mulai berkaca-kaca karena takut dan menahan perih di pergelangan tangannya.
"GUA BILANG JANGAN DEKETIN YA JANGAN DEKETIN!" Ucap azka berteriak. Vio yang sudah meneteskan air mata karena bentakan dari azka.
"Gua heran sama lo Gua itu cuma tahanan lo tapi kenapa lo seolah orang yang paling ngelindungin gua" Ucap vio kesal
"LO ITU GAK TAU NATHAN KAYA APA! GUA YANG UDAH KENAL DIA BERTAUN-TAUN LO CUMA BARU BEBERAPA HARI KETEMU DIA!" Ucap azka sambil memukulkan tangannya ke dinding yang membuat vio memejamkan matanya takut.
Azka memegang dagu vio, lalu menatapnya. Vio yang sudah sangat ketakutan dan tidak bisa mengontrol wajahnya, tangisnya pun mulai terdengar oleh azka
"Kalo lo masih deket sama nathan, lo abis di tangan gua!" Ucap azka yang penuh penekanan. Vio sontak kaget dan melebarkan matanya menatap azka. "Mau pulang ga?" Tanya azka yang dapat anggukan dari vio, lalu azka menarik tangan vio dan membawanya ke parkiran yang sudah sepi. Saat di perjalanan tak ada yang membuka suara mereka terdiam dan azka yang fokus pada jalanan.
Sesampai vio di rumah ia turun dari motor azka dan membuka helm nya, lalu memberikan helm tersebut pada azka, vio menatap azka seolah ingin mengucapkan sesuatu tapi ia tidak punya keberanian. Saat vio hendak masuk ia balik lagi dan memberanikan diri untuk berbicara pada azka.
"Azka? lo gak ada hak buat atur hidup gua. Gua mau deket sama siapa, mau temenan sama siapa, itu urusan gua bukan urusan lo. Dan juga gua yang berhak nentuin hidup gua sendiri, dan gua tau mana yang baik buat gua dan mana yang enggak. Gua akan tetep deket sama nathan karena menurut gua dia baik. Harusnya sih gua jauhin lo karena lo itu bahaya buat gua. Pertama lo udah nyakitin hati gua dengan omongan ketus yang lo lontarin, kedua lo udah nyakitin fisik gua. Gua gak akan pernah anggap lo teman, dan sekarang lo gak usah jemput ataupun anterin gua pulang, sekarang gua yang mutusin kalau gua gak akan jadi tahanan lo lagi" Ucap vio sambil melepas gelang yang di berikan azka. Gelang tersebut adalah gelang yang azka pakaikan pada orang yang mencari masalah padanya.
Setelah vio mengucapkan itu ia langsung masuk dan azka yang menatap vio dengan tatapan yang susah di artikan, azka melajukan motornya menuju rumah yang sangat mewah, mungkin itu adalah rumah dia bersama orang tuanya. Azka memasuki rumah itu dan mendudukkan dirinya di sofa besar lalu azka memejamkan matanya mengingat perkataan dari vio. Tiba-tiba ada yang membuka pintu rumahnya. Azka membuka matanya dan melihat siapa yang datang.
"Ngapain lo?" Tanya azka ketus
"Gua cuma mau anterin makanan" Ucap cewek tersebut sambil menaruh kotak tersebut di meja
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Melody of Nine Girls
Teen FictionCerita anak remaja sekolah menengah yang sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama antara gang lugambaskar dan the nine girls. Kisah cinta yang sangat rumit hingga membuat mereka menyerah untuk kenal dengan kata cinta. Sama-sama mempunyai masalal...