04

950 96 9
                                    

- Ibrahim Aldebaran -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Ibrahim Aldebaran -

- Ibrahim Aldebaran -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Jadi, seburuk apa rumor yang kamu dengar tentang saya?"

Mia menelan ludahnya gugup. Duduk bersebelahan dengan Ibra membuatnya hanya bisa melirik laki-laki itu dari ekor matanya. Berbeda dengan Diandra yang justru menampilkan ekspresi acuh tak acuh. Seolah tatapan tajam yang di layangkan oleh Ibra bukanlah apa-apa untuknya.

"Cukup banyak untuk di jadikan sebagai alasan kenapa gue meragukan niat baik lo untuk menikahi Mia." Ujar Diandra cukup tenang. Perempuan 26 tahun itu duduk tegap dengan menyilangkan tangannya di dada. Dagunya terangkat, seolah menantang Ibra. Dan Mia yang duduk di depannya hanya bisa berdoa di dalam hati, semoga laki-laki di sampingnya tidak merasa tersinggung dan...

"Boleh saya tau, disini kamu berbicara sebagai apa?" Tanya Ibra yang ikut menyilangkan tangannya di dada, punggungnya ia sandarkan ke sandaran kursi. Laki-laki itu menatap Diandra lurus-lurus.

"Sebagai sahabat sekaligus satu-satunya keluarga yang Mia anggap. Dan gue nggak mau kalau sampai sahabat gue jatuh ke tangan yang salah." Jawab Diandra lugas.

Mendengar itu, Ibra mengernyit lalu melirik Mia penuh tanya. Mungkin dia bingung dengan kalimat terakhir Diandra yang mempunyai makna lain. Ibra mendekatkan bibirnya ke telinga Mia dan berbisik pelan, tapi setiap katanya penuh penekanan.

"Kamu harus jelasin ke saya semuanya! Semuanya tanpa terkecuali, Caramia." Ujar Ibra dengan sengaja menekankan kata-katanya. Lalu kembali menarik diri dan menatap Diandra. "Well, sebelum itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kamu Diandra."

Bukan hanya Diandra yang terlihat bingung. Mia juga tidak kalah bingung. Perempuan itu sampai memutar lehernya untuk menatap Ibra. Menunggu Ibra melanjutkan kata-katanya.

"Terima kasih karena sudah menjadi sahabat Mia selama ini. Terima kasih karena sudah memasang badan untuk melindungi sahabatmu. I'm so proud of you, Diandra. And about the rumors... sayangnya saya tidak akan membela diri untuk itu. Saya memang sebrengsek yang kamu dengar. Saya tidak bisa menjamin bahwa Mia akan selalu bahagia setelah menikah dengan saya, Tapi..." menjeda kata-katanya, Ibra menggenggam tangan Mia dan membawanya ke pangkuannya. "Saya pastikan akan memberikan yang terbaik untuk dia."

Di atas kertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang