Tringgg . . . . Tringggg. . . .
Bel pulang telah berbunyi menandakan pelajaran telah usai. Bagi para murid suara bel pulang adalah suara tanda kemerdekaan. Semua murid berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Aurora, Levia dan Kimberly.
"Ra, nanti lo pulang naik apa?" tanya Levia pada Aurora yang berada disebelahnya saat mereka sedang berjalan melewati koridor.
Baru saja ingin menjawab tiba-tiba ponsel Aurora berbunyi. Aurora langsung mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya. Dia mendapatkan pesan dari Adrian abangnya.
Abang-k(e)u : Dek, kamu bisa pulang sendiri kan? Soalnya abang ada latihan futsal.
You : Aku pulangnya naik apa bang?
Abang-k(e)u : Naik taksi ae dek atau gak sama sapa gitu. Terserah kamu lah yang penting nyampe rumah. Dah ya, abang mau matiin hp dulu. Bye hati - hati.
Aurora hanya membaca pesan terakhir dari abangnya dan menghela nafas kasar dan menyimpan kembali ponselnya.
"Gimana Ra? Nanti lo pulang sama siapa? Naik apa?" tanya Levia sekali lagi membuat Aurora menoleh kearahnya.
"Gak tau" balas Aurora mengendikkan bahunya.
"Oh, lo gak dijemput? Bareng gue aja kalau gitu" sahut Kimberly yang ingin memberi tumpangan pulang untuk Aurora.
Aurora merasa segan jika menerima tumpangan Kimberly "Gak usah deh, gue naik taksi aja. Takutnya gak satu jalur rumah gue sama rumah lo" balas Aurora yang menolak tumpangan Kimberly.
"Yaudah kalau gitu gue duluan ya Kim, Ra. Supir gue udah disana, btw nanti kalian hati hati. Byeeeee" putus Levia yang pamit pulang terlebih dahulu saat dia melihat kalau supirnya sudah berada di lapangan parkir sekolah. Aurora dan Kimberly melihat Levia yang sudah masuk kedalam mobilnya dan setelah itu mobilnya pergi meninggalkan perkarangan sekolah.
"Jadi gimana Ra? Lo tetep mau pulang sendirian naik taksi?" tanya Kimberly melirik kearah Aurora yang sedang kebingungan harus pulang kerumahnya menaikki kendaraan apa?
Aurora mengangguk dengan mantap "Iya, lo pulang duluan aja" jawabnya menyuruh Kimberly untuk pulang terlebih dahulu. Kimberly menghela nafas pelan dan pamit kepadanya untuk pergi pulang terlebih dahulu.
Aurora melihat kepergian mobil Kimberly keluar dari perkarangan sekolah. Dan sekarang dia mulai berlari menuju halte sekolah yang berada disamping gerbang sekolah. Dari kejauhan ada yang sedang menatapnya dengan tajam, mengikuti gerak gerik Aurora hingga dia sampai di halte sekolah.
Rupanya seseorang yang menatap Aurora sejak tadi adalah Gevariel. Gevariel bangkit dari motornya ingin menyusul Aurora yang berada di halte sekolah tapi malah ditahan oleh sahabat-sahabatnya.
"Eitss, mau kemane bos?" tanya salah satu sahabat Gevariel menahan tangannya yaitu Rezvan. Rezvan Bagaskara Aditama adalah salah satu dari keempat sahabat Gevariel. Memiliki sifat sedikit mesum, tukang kepo dan bobrok.
Gevariel melirik sekilas kearah Rezvan yang tiba-tiba menahan tangannya lalu dia langsung melepaskannya. Setelah itu Gevariel kembali berjalan kearah dimana Aurora berada sekarang. Tapi baru saja satu langkah, lagi-lagi Gevariel ditahan oleh sahabatnya.
"Mau kemana kau bos?" tanya salah satu sahabatnya yaitu Alzendra. Alzendra Juan Malendric yang juga merupakan sahabat Gevariel. Alzendra merupakan lelaki yang sangat lola tapi sebenarnya dia lelaki buaya kerap sekali menggoda wanita. Ketika wanita itu sudah jatuh hati dan terpikat dengannya dia akan meninggalkan wanita itu begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVARIEL [ ON GOING ]
Teen FictionPacaran hanya karena tantangan tanpa ada rasa cinta? Apakah itu sangat menyakitkan bukan? Walaupun pada akhirnya mereka jatuh cinta tapi apakah mungkin kisah mereka akan selalu berjalan mulus atau tidak? Ini kisah seorang lelaki bernama Gevariel Jef...