GEVARIEL - PART 09

252 36 0
                                    

"Lev, lo kenapa sih daritadi mondar-mandir mulu dah" ucap Kimberly.

Levia menggaruk tengkuk lehernya "Gue bingung anjir, tadi gue denger jam 9 bakal ada razia. Gue takut disita semua barang-barang gue" balasnya sambil mengigit kukunya.

"Emang lo bawa barang terlarang Lev? Sampai ketakutan begitu" ujar Aurora sambil membaca novelnya.

"Mana mungkin gue bawa barang terlarang, ini lohhh gue bawa parfum, lipblam sama bedak, gue takut banget kayak adik kelas semua disita guru. Mana mahal lagi barang barang gue ini" balas Levia dengan wajah cemas. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.

"Oh iya, kan gue bisa sembunyiin di mobil" lanjutnya mengambil kunci mobilnya lalu beralri keluar pergi menuju parkiran sekolah.

"Eh Kim, kalau bawa novel bakal disita kaga?" tanya Aurora.

Kimberly menjawab "Setau gue, sih kaga bakal disita. Soalnya beberapa murid juga banyak yang bawa novel Ra, tapi kaga tau kalau untuk sekarang"

Aurora mengangguk dan tiba-tiba dua orang lelaki masuk kedalam kelas mereka dengan membawa kardus kosong. Kedatangan mereka membuat suasana kelas menjadi sepi yang awalnya ramai sibuk menyembunyikan barang yang telah dilarang sekolah untuk membawanya.

"Letak ransel kalian semua diatas meja" ucap Pak Dodi dengan tegas dan semua murid mengikuti apa yang diucapkan olehnya.

"Riko, kamu cek satu persatu ransel mereka" Riko mengangguk dan berjalan kearah meja Kimberly yang kebetulan berada paling depan.

Riko mengecek ransel Kimberly "Tidak ada barang yang mencurigakan Pak" katanya.

"Lan-" Tiba-tiba Levia datang dan membuka pintu kelas begitu kencang membuat semua orang yang berada didalam kelas terkejut.

"Levia, darimana kamu ngos-ngosan begitu?" tanya Pak Dodi membuat Levia terdiam dan berpikir harus menjawab apa.

Levia terkekeh "Hehehe Pak, a-anu Pak, saya baru dari toilet" jawabnya berbohong.

"Yaudah, silahkan balik ketempat kamu" balas Pak Dodi mempersilahkan Levia kembali ketempatnya.

Mendengar itu Levia kembali ketempatnya, tapi sebelum itu dia meminta maaf kepada Pak Dodi. Saat dia sudah duduk ditempatnya, dia sekilas melirik kearah Aurora seraya meletakkan ranselnya keatas meja. Sekarang dia tidak perlu takut, karena semua sudah aman.

"Lanjutkan Riko" kata Pak Dodi.

Riko melanjutkan mengecek isi ransel dari salah satu murid yang duduk bersebelahan dengan Kimberly. Saat tidak menemukan barang untuk disita, dia pun melanjutkan mengecek isi ransel Levia.

"Pak, saya menemukan parfum didalam ransel Levia" Riko menunjukkan barang itu lalu memasukkannya kedalam kardus kosong yang telah dibawanya. 

"Yahhh parfum gue, it's okey lah lagian enggak mahal-mahal amat harganya" cicit Levia.

Setelah itu Riko kembali melanjutkannya. Kali ini dia akan mengecek isi ransel Aurora, perempuan yang pernah ia temui didekat kamar mandi sekolah. Dia mengecek isi tas Aurora dan mendapatkan sebuah novel.

Sebenarnya tidak apa-apa jika membawa novel, but Riko tiba-tiba memiliki ide untuk kembali menjahili Aurora.

"Pak saya menemukan novel" ucap Riko menunjukkan novel itu kepada Pak Dodi.

Aurora melebarkan bola matanya dan mendapatkan senyuman miring diberikan oleh Riko. Dia mengepalkan tangannya, sangat kesal pada Riko, tapi semoga saja Pak Dodi menyita novelnya.

"Membawa novel tidak apa-apa asalkan dia tau waktu kapan harus membacanya" balas Pak Dodi membuat Aurora bernapas lega.

Riko mengernyitkan keningnya "Lah gak apa apa gimana Pak? Ini kan sekolah bukan perpus Pak buat apa bawa novel coba? Bisa aja dia baca novelnya nyuri-nyuri pas jam belajar Pak" ucapnya semakin membuat Aurora panas.

GEVARIEL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang