Seperti biasa hari ini Aurora kembali menjalankan aktivitasnya yaitu bersekolah. Aurora sangat ingin menidurkan tubuhnya diatas kasur empuknya. Akibat dia begadang bersama Adrian menonton bola malam itu hingga dini hari. So, she feels sleepy now.
Hari ini Aurora berangkat bersama Adrian. Saat mereka berdua berjalan dikoridor sekolah banyak pasang mata melirik kearah mereka dengan tatapan kagum dan iri kearah mereka. Mungkin beberapa perempuan yang jatuh hati pada Adrian, iri kepada Aurora yang mengira mereka berdua adalah pasangan kekasih padahal mereka adalah abang-adik.
Saat Adrian mengantar Aurora sampai didepan kelasnya tapi tidak sengaja bertemu dengan Kimberly dan Levia yang jalan dari arah utara.
"Ra? Kok bisa sama bang Adrian?" tanya Levia kebingungan.
"Ya, bisalah orang gue abangnya Aurora" jawab Adrian tersenyum manis lalu pergi meninggalkan Levia dan Kimberly yang masih tidak percaya dengan perkataan Adrian tadi.
Levia menarik Aurora masuk kedalam kelas dan diikuti Kimberly dari arah belakang.
"Jadi lo adiknya bang Adrian?" tanya Levia dengan nada meninggi "Terus yang kemarin jawab telfon gue pertama kali itu bang Adrian? Beneran Ra?" tanyanya lagi dengan senyuman melebar.
"Iya, emang kenapa?" balas Aurora dengan menindurkan kepalanya diatas meja.
Levia semakin tersenyum dengan lebar lalu berlompat-lompat girang dan sesekali berteriak histeris. Aurora dan Kimberly bingung dengan Levia sekarang.
"Woi, lu kenapa?" tanya Aurora memukul paha Levia dengan kencang membuat Levia meringis kesakitan dan menghentikan aktivitasnya tadi.
"Gak apa-apa hahaha. Asal lo tau Ra, dulu gue sebelum pacaran sama Rezvan pernah suka sama bang Adrian hehe. Abang lo itu idaman gue bangettttt tapi sayangnya gue memilih menyerah karena lawan gue banyak, banyak yang suka sama bang Adrian tapi lebih cantik dari gue huhu. Gue seneng banget, for the first time gue ngomong sama abang lo Ra" jelas Levia menghela napas pelan.
"Wow" balas Aurora singkat.
Tiba-tiba Kimberly menjitak kepala Levia "Udah gak usah halu tentang bang Adrian lagi. Nanti dikemanain si Rezvan? Kalau dia tau lo pernah suka sama bang Adrian, beuh" peringatnya.
"Yeu, jangan lo bocorin lahh nanti malah kesebar terus Rezvan tau-"
"Tau apa?" Tiba-tiba Rezvan masuk kedalam kelas mereka bersama teman-temannya. Aurora, Kimberly dan Levia saling bertatapan.
Levia tersenyum lalu berjalan kearah Rezvan "Gak tau apa-apa kok sayang. Aku kemarin sama Kim dan Rora cuman beli botol lumba-lumba yang lagi trend itu lohhh. Kalau kamu tau pasti kamu bakal ngejek aku" jawabnya dengan berbohong. Levia berdoa dalam hati agar Rezvan percaya padanya.
Rezvan membentuk mulutnya menyerupai huruf 'O' "Oh itu, ngomong-ngomong udah dibayar belum botol lumba-lumba nya kalau belum sini aku bayarin" tawarnya mengeluarkan dompetnya untuk memberikan selembar uang merah kepada Levia jika dia belum membayar pesanannya itu.
"Gak usah sayang, udah aku bayar kok" tolak Levia menyuruh Rezvan kembali menyimpan uang itu lalu mencubit pelan pipi Rezvan.
"Ck, lu ngajak kita-kita pada kesini cuman mau liat lu pacaran?" decak Gevariel yang sejak tadi sangat kesal melihat Rezvan yang mengajaknya kesini hanya untuk menontonnya pacaran bersama Levia. Sangat membuang-buang waktunya
Sudut mulut Rezvan terangkat "Iri bilang bos" ejeknya.
"Ganteng doang tapi kaga ada gandengan" sindir Satria melirik-lirik kearah Gevariel "Siapa dia?" tanyanya pada teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVARIEL [ ON GOING ]
Teen FictionPacaran hanya karena tantangan tanpa ada rasa cinta? Apakah itu sangat menyakitkan bukan? Walaupun pada akhirnya mereka jatuh cinta tapi apakah mungkin kisah mereka akan selalu berjalan mulus atau tidak? Ini kisah seorang lelaki bernama Gevariel Jef...