PART 1

35 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentar

Selamat membaca

Aku berjalan di tengah kota yang sepi hanya terlihat beberapa orang melakukan aktivitas meraka
setiap jalan ku tapaki dalam keheningan memikirkan kejadian dua tahun lalu

Dulu sebelum pergi wamil tempat ini di penuhi manusia
namun setelah virus mematikan menyerang dunia tahun 2099 lalu populasi manusia di muka bumi berkurang hingga 50 persen bahkan tempat kelahiran ku ini terkena dampak
Beruntung di tahun 2100 ilmuan
berhasil menemukan vaksin yang mampu memusnakan virus itu.

Aku terus berjalan hingga tiba di sebuah rumah milik keluarga ku sebelum keluar dari kemiliteran kami di beri senjata dan amunisi agar bisa bertahan hidup
asal tau saja dengan berkurangya populasi manusia, di tahun 2102
dunia semakin liar tidak ada lagi yang namanya HAM setiap orang bebaskan melakukan apapun yang mereka inginkan kekerasan,pembunuhan, dan penindasa terjadi di mana-mana
Aku sadar dengan kenyataan bahwa sekarang yang kuatlah yang bertahan

Aku Leon
usiaku 22 tahun
orang tua dan adik perempuanku tewas terkena virus
kini tinggal aku seorang diri

Saat membuka pintu
Aku terpaku pada sebuah bingkai foto keluarga di ruang tamu dalam keadaan hampir jatuh ke lantai
rumah ini sangat berantakan

sudah ku duga
pasti ada orang yang datang mengacak -acak tempat ini untuk menemukan barang berharga

Posisi rumah ku jauh dari tengah kota di belakangnya terdapat hutan pinus yang sangat luas.
ketika kecil aku dan adik perempuan sering di ajak Ayah berkemah di sana
mengingat kenangan itu rasanya sakit sekali
tak ingin larut dalam kenangan masa lalu, aku membereskan tempat ini agar layak di huni
tekad ku sudah bulat untuk tetap tinggal dan mempertahankan rumah peninggalan ini sampai mati.

Aku membersihkan rumah ini hingga larut malam dan menyalakan sebatang lilin karena tak ada listrik
setelah itu, aku beristirahat sebentar di ruang tengah
karena lapar aku menghangatkan makanan kaleng yang di bawa dari pangkalan militer jumlahnya lumayan banyak hampir memenuhi tas, semoga ini dapat membantu beberapa hari kedepan
Sembari menunggu makanan itu
aku memasak air di sebuah teko sedang di atas kompor gas tua

Aku Menuju ke kamar untuk menganti seragam militer ini dengan baju kaos biasa
ketika membuka lemari tak ada pakaian satu pun di sana

sialan

ini pasti ulah pencuri
mana seragam ini berat tak mungkin aku mengenakannya setiap hari

Aku beralih ke kamar Ayah dan Ibu mudah-mudahan saja baju Ayah masih ada
saat membuka pintu kamar mereka aku terkejut melihat seorang wanita berkulit putih dengan rambut tergerai dan pakaian kusut menatap ku dengan mata ber air
aku langsung menutup pintu itu karena kaget

Apa itu hantu? Tapi kakinya bisa menyentuh lantai
Karena ingin memastikan, sekali lagi aku membuka pintu dan gadis tadi masih ada tapi posisinya sudah berlutut sambil menangis

"Tolong.. tolong jangan bunuh saya" lirihnya memohon ke arah ku

"S..siapa kamu?," aku masih belum percaya jangan-jangan ia adalah penjahat yang sengaja mengelabuhi

"saya..saya hanya tersesat tuan sudah 3 hari saya tinggal di tempat ini karena kabur dari orang yang ingin menjual saya" air matanya terus mengalir tanganya tak henti memohon

Hati kecilku kasihan melihat gadis ini aku menghampiri langsung membujuknya agar diam ia kembali mengingatkan ku pada Hena Almarhum adik ku

"apa kamu lapar?," tanyaku padanya

Ia menggeleng lemah
katanya masih kenyang
Aku bingung dari mana ia mendapat makanan sedangkan rumah ini saja berantakan semua barang berharga termasuk makanan telah di bawa pencuri

How To Survive (End) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang