Part 2

12 2 0
                                    

aku terbangun dengan posisi memeluk gadis ini sepertinya di luar  hujan lebat

"Hey..hey.. bangun" aku mengguncang tubuh mungilnya tak lama ia sadar  mengusap wajahnya kasar lalu
menatap ku cemberut

"kita harus segera pergi dari sini sebelum kelompok orang yang ku bunuh semalam datang"

"baiklah"

"bungkus beberapa pakaian adiku menggunakan tas ini" aku memberinya sebuah tas gunung milik ibu dulu

Ia hanya menurut
Aku menunggunya di pintu belakang sembari mengecek ulang barang bawaan

"Kalau boleh tahu kita akan kemana pak tentara?" gadis itu bertanya sambil mengikat tali sepatunya

"Aku hanya warga sipil yang baru selesai wamil tolong jangan panggil tentara, aku akan mengantar mu ke pangkalan militer dulu, di sana kamu akan aman" ujarku memberinya sebungkus biskuit

Hujan mulai reda kami segera meninggalkan tempat ini
semoga ayah dan ibu di surga memaafkan ku karena pergi dari rumah mereka yang berharga
tapi suatu saat aku akan kembali lagi ke sini setelah semuanya aman

Sebaiknya aku mengantar gadis ini secepat mungkin ia seperti beban hidup yang tiba-tiba muncul dan menggangu ketenangan ku
coba saja dia laki-laki pasti aku tak perlu melindunginya seperti  sekarang
namun demi rasa kemanusiaan yang tinggi aku harus mengantarnya ke markas di sanalah tempat yang paling aman

untuk sampai ke sana kami harus melewati jalan potong di pinggir kota dengan berjalan kaki 
sebelum memasuki kota aku berhenti di jalan setapak dan menatap gadis yang berjalan di belakang

"Kita harus memotong rambut panjang mu agar tidak ada yang curiga kalau kau adalah buronan orang jahat di kota" ia kaget

"b..aiklah" mendengar persetujuan darinya aku mengambil gunting di tas lalu memotong rambut panjang itu sampai di bawah telinga

"Begini lebih baik ayo..."

Kami terus berjalan sampai hari menjelang malam sepertinya gadis di  ini sudah kelelahan lebih baik kami menginap di hutan malam ini
aku menyuruhnya duduk di bawah pohon besar sambil menunggku menyalakan api

Ketika mencari kayu bakar di sekitar pohon dari jauh aku melihat sekelompok orang mendekat ke arah kami
dengan capat aku menarik tanggan gadis di belakang untuk tiarap

"Hey apa kamu melihat Roy sudah seharian ini dia tak pernah muncul" ujar salah seorang pria yang ku yakin adalah ketua dari gerombolan orang itu

"Tidak bos katanya dia pergi ke hutan mencari gadis untuk di jual" jawab salah satu anggotanya

"Mana ada gadis di hutan..
sudahlah mungkin ia sudah mati di makan beruang "










"sepertinya mereka sudah jauh" aku berdiri dan menggumpulkan kayu yang terbuang tadi

"permisi tuan bisakah anda membantu sepertinya baju saya tersangkut di akar pohon ini"rintih gadis itu

Aku menghela nafas dan mendekatinya dengan sebuah senter kecil tak sengaja kaki ku mengijak daun lincin lalu terpeleset jatuh  menindih gadis ini

"aduhh berat" ia mendorong tubuh ku sekuat tenaga

"M..aaf saya tergelincir...
jangan dorong dulu biarkan saya melepas baju mu dari akar ini" 

"Tampannya" ujar gadis ini membuat ku menaikan sebelah alis

"sudah sekarang kamu bisa berdiri"

aku menyalakan api
kami pun duduk berhadapan mendapat kehangatan di tengah hutan yang gelap dan dingin dari kobaran api ini

"Nama kamu siapa?" tiba-tiba saja dia bertanya dalam keheningan

How To Survive (End) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang