Part 6

8 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentar

Selamat membaca

Seminggu setelah kebakaran konstruksi bangunan yang hampir runtuh mulai di perbaiki Keadaan Ronal membaik pria itu datang menemuiku dan berterimakasih Aku sungguh tak peduli karena ucapanya seperti tak ikhlas

Dari kejadian itu hubungan diantara kami berdua menjadi renggang sama seperti dulu aku tetap membencinya

Semua prajurit di sini berlatih hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tak terasa 3 tahun telah berlalu

Sebentar lagi kami di utus keluar negeri untuk bekerja sama dengan pemerintah memberantas organisasi gelap yang menentang perdamaian

Setelah berbaris rapi di halaman depan masing-masig orang di antaraku menerima sebuah amflop dimana dalam amflop tersebut ada nama tempat yang akan kami tuju
Kamila di tempatkan di sebuah negara bernama Neron ia terlihat senang aku turut bahagia
giliranku membuka amflop yang di berikan Jack nama negara itu sangat aneh Reutron bahkan mata Kamila melotot melihat isi amflop ku

"kau kenapa Kamila?"

"Layla negara ini.. negara ini diduga sarang utama dari seluruh organisasi gelap yang menentang perdamaian"

Deg

Mati aku

Aduh kenapa malah begini  jika benar yang di katakan Kamila sungguh itu di luar ekspetasi, aku bisa mati lebih dulu sebelum membalaskan dendam pada Leon

"Apa bisa di ganti?" tanya ku

"Tentu bisa Layla tapi kamu harus latihan lagi di sini ini selama 10 tahun"

kaki ku melemas

Tiga tahun ini saja rasanya seperti neraka bagaimana mungkin aku akan bertahan selama 10 tahun

"Kalian semua prajurit terpilih segera siapkan atribut dan perlengkapan malam ini kalian akan di jemput helikopter dari negara tujuan kalian untuk memulai misi ingat bertahanlah semampu kalian. keluar dari tempat ini bukan berarti kalian bebas kabur dari pengawasan ku kalian akan tetap di awasi. sampai jumpa 6 tahun lagi" usai berbicara panjang lebar komandan Jack meninggalkan kami

Aku tak habis pikir bahkan sampai akhir pun aku akan tetap menjadi budak orang-orang di sini

Aku menarik nafas mencoba berpikir positif setidaknya untuk sementara waktu aku bisa bebas dari neraka kecil ini

Pukul 12 tengah malam seperti yang di katakan Komandan Jack kami jemput oleh helikopter yang datang silih berganti Kamila memelukku gadis itu ingin aku berjanji akan kembali menemuinya enam tahun kemudian, aku hanya tersenyum dan menganguk air mataku jatuh melihat ia terbang menjauh di bawah helikopter,
rasanya seperti orang yang selalu mendukung dan peduli dengan keadaan mu tiba-tiba harus di rengut paksa oleh keadaan semoga gadis itu bisa menjaga dirinya dengan baik
Maaf Kamila aku mungkin tak bisa menepati janji

Aku heran saat melihat Ronal naik helikopter yang sama denganku
Masa bodoh bukan urusan ku

Perjalanan kami memakan waktu 8 jam saat mendarat ku kira kami sudah sampai di tempat tujuan ternyata tidak kami di turunkan di sebuah bandara kecil terlihat beberapa orang lalu lalang dengan terburu-buru

pilot helikopter memberi kami tiket lalu menyuruh masuk untuk cek in karena pesawat akan segera berangkat, Ronal berjalan duluan sedang aku mengikutinya dari belakang sialnya dalam pesawat itu aku dan ronald harus duduk
aku tak akan berbicara walau satu kata dengan pria dingin ini

Bukan main sudah 12 jam kami dalam pesawat sebenarnya seberapa jauh Negara Retron itu

Tubuhku lemas sekali karena hanya duduk diam tak melakukan apapun sampai akhirnya tertidur pulas

Aku bangun dan tersadar saat pesawat sudah mendarat ada dua  pramugari sedang berbicara penumpang yang  lain telah meninggalkan pesawat ini aku bergegas turun mencari Ronald setidaknya aku harus mengikuti pria itu karena tujuan kami pasti sama

"Hei cepat kemari bodoh" teriakan itu tak asing di telinga

Dari kejauhan terlihat Ronal mengendarai mobil sedan hitam
Rupanya ia yang berteriak padaku
saat mendekatinya

aku memukul kepala pria ini keras

"Jangan panggil aku bodoh lagi"

Ia meringis hendak melawan namun aku tak peduli dan mengabaikan nya

Mobil kami memasuki sebuah desa yang sangat sunyi terdapat beberapa rumah sedarhana ala pedesaan jaraknya berdekatan  Ronal menghentikan laju mobil tepat di depan sebuah rumah

"Turunlah ini rumah yang akan kau tempati saat bertugas. Ingat tujuanmu adalah mencaritahu apa pengaruh organisasi terlarang telah masuk sampai ke tempat ini. Jika sudah kamu tahu apa yang harus di lakukan. tempatku masih 90 kilometer lagi dari sini aku akan mengunjungi mu setiap hari minggu untuk memberikan uang atau informasi" jelas pria itu melatap lurus kedepan

Aku menganguk paham lalu turun dan berjalan ke arah rumah tadi

Ronal turun dan mengikuti ku dari belakang apa-apan dia bukanya pergi

aku terkejut saat ia mengengam tangan ku pelan

"Berhati-hatilah Layla" beberapa saat kemudian ia berlari kearah mobil dan pergi meninggalkan aku

Cih..

Pria dingin itu ternyata punya rasa peduli

Hari menjelang malam aku menyalakan lentera di ruang tengah dan dapur karena tak ada listrik

Aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri
rumah yang ku tempati lumayan terawat walau telah lama tak di huni selepas itu aku duduk seorang diri di ruang tengah menikmati semangkuk mie instan besok aku harus membeli bahan makanan
pukul 10 tengah malam aku masih membaca buku dari rak tua di ruang tengah namun sayup-sayup terdengar langkah kaki
sepertinya ada yang mengawasiku

Aku mengambil pisau di atas nakas lalu menuju ke suara langkah tadi saat semakin dekat langkah itu tak terdengar lagi aku membuka pintu belakang dan maju namun dari arah samping seseorang  menodongkan pistol di atas kepalaku dengan cepat aku berbalik hendak menusuknya dengan pisau tetapi sebuah hantaman keras di kepala membuatku penglihatanku buram

Apa aku mati?

Sebelum menutup mata ada bayangan seseorang di hadapanku

Leon...?

Kenapa dia di sini?

Apa dia ingin membunuhku?

Leon prov

aku harus mengejar yang pria misterius yang memukul Layla

Sudah tiga tahun aku berusaha mencari tempat yang  sunyi untuk hidup sendiri sampai menemukan desa ini. Rasanya sangat nyaman walau baru 5 bulan

Namun hari ini entah dari mana gadis yang ingin ku hindari seumur hidup berhenti dengan sebuah mobil tepat di depan rumahku ia bahkan bertingkah seperti rumah ini adalah miliknya
ia mandi menggunakan air yang susah paya aku ambil dari sumur, ia makan mie dengan air panas yang aku masak dengan perjuangan melawan dingin untuk mendapat kayu bakar, dan ia bahkan membaca buku miliku

aku terus mengamati tingkahnya sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengejutkan gadis ini
Tapi saat mendengar suara ranting patah dari pintu belakang sepertinya ada orang selain kami berdua di sini saat aku sampai di belakang Layla sudah jatuh dengan kepala bersimbah darah

Tatapan kami bertemu

Halo readers selamat datang di cerita kedua ku
Semoga kalian suka karena
Cerita ini berdasarkan imajinasi ku sendiri
Mohon maaf bila masih ada typo
Jagan lupa tinggalkan jejak berupa vote ataupun komentar
See you next part🙂🙂

How To Survive (End) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang