Part 7

6 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentar

Selamat membaca


Leon pov

jika aku mengejar pria tadi Layla akan mati

dengan cepat aku mengendong gadis ini dan masuk ke dalam rumah

Sial

mau di mana pun ia selalu saja menyusahkan

Aku berusaha menghentikan pendarahan dari luka di kepalanya wajahnya terlihat pucat ingatanku kembali dimana kami berusaha menyelamatkan diri dari kejaran para gengster

Oh Leon bukan saatnya mengingat kenangan

aku memberi pertolongan seadanya pada gadis ini

malam semakin larut hingga aku mengantuk dan tertidur di sampingnya

menjelang pagi aku sadar,
Layla masih terlelap dengan nafas teratur

aku membuka perban dari kepalanya perlahan lalu ke kamar mandi saat kembali Layla tak ada di atas ranjang

kemana gadis itu?

"Lama tak jumpa brengsek " dari samping Layla menjayat lengan kiriku menggunakan pisau dapur
ia tersenyum puas

Darah segar mulai mengalir

Aku menutup luka sayatan itu dengan tangan kosong

Jujur aku kaget dengan sikapnya

Gadis ini berubah

Tatapan mata itu berbeda dengan Layla yang dahulu

"Kenapa kaget? Ayolah Leon jangan menatap ku seperti itu Hentikan sandiwaramu bajingan" ia berlari dan menyerang

aku berusaha menghindar namun gadis ini makin mengila

ia mengambil pistol dari ranselnya menembak asal ke seluruh ruangan luka di kepalanya kembali berdarah

"Layla tenang dulu kamu masih terluka"aku berusaha mengapai senjata di tangan gadis yang sempoyongan ini

"Berhenti bersikap baik aku jijik melihatnya" ia terus mengumpat dengan kata kasar yang menyakitkan aku tak tahu mengapa namun ia sedang terluka aku harus menolongnya lebih dulu

Saat ia jatuh aku mengambil pistol di tangannya dan membuang benda itu jauh-jauh

aku berusaha memindahkan tubuhnya ke atas ranjang namun ia terus memberontak

Gadis ini kuat sekali ia mengeluarkan banyak darah tapi masih bisa bergerak sepertinya tiga tahun di markas militer telah merubah kepriabadian bahkan fisiknya

"Maafkan aku Layla apapun kesalahan yang ku lalukan, tapi untuk sekarang tenang dulu kalau kamu ingin hidup" ujar ku

air matanya mengalir mata itu penuh kebencian aku sampai merinding

Sesaat kemudian ia tenang aku menganti perban di kepalanya dengan cepat kemudian duduk dekatnya

Pandanganya lurus ke depan ia tak peduli dengan kehadiran ku

"Pergi dari sini aku tak sudi melihat wajah mu. kali ini kau ku ampuni namun jika kita bertemu lagi aku pastikan nyawa mu hilang saat itu juga"

"Sebenta nona ada yang perlu di luruskan"ujar ku tak terima

Layla melirik namun hanya sekilas

"Ini tempatku lebih tepatnya ini adalah rumah ku, bukankah kau yang harus pergi dari sini?" aku tersenyum lebar

How To Survive (End) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang