Part 9

8 2 2
                                    

Out of pov

Tak di sangka pria yang pingsan tadi mendengar pembicaraan mereka lalu tertawa

"Apa yang kau tertawakan ?"Layla menoleh membuatnya diam

"Sebaiknya khawatirkan nasibmu anak muda" tambah Leon saat gadis di sampingnya mengambil sebuah pisau dan berjalan mendekat kearah sandera




Layla pov

Aku menatap pria  yang tengah duduk ia mengalihkan matanya  kearah lain bahkan tak berniat menoleh sedikitpun padaku

Seumur hidup aku belum pernah menginterogasi orang
pisau ini hanya sebagai bahan gertakan

"Apa tujuan mu mengejar rekanku?"dengan suara pelan aku bertanya

kalau ia tak menjawab aku akan membunuhnya

5 menit berlalu tak ada jawaban

Sebuah tamparan keras berlabuh di pipinya

Ronald  muncul dari belakangku langsung menghantam pria itu bertubu-tubi sampai ia meringis kesakitan

"hetikan ronald!! Ia bisa mati" aku berusaha menahan Ronald yang mulai membabi buta

leon menatap kami seakan sedang menonton hiburan

pria itu sangat menyebalkan

"Baik - baik aku akan menjawab apapun pertanyaan kalian tapi tolong jangan pukul aku lagi" sandera tadi menyerah setelah wajahnya babak belur

"Cepat brengsek kami tak punya waktu!!" bentak Ronald

"Kau dan gadis ini sudah jadi incaran pemimpin kami saat kalian di bandara, mereka akan menghabisi kalian dalam waktu dekat, tapi rencana itu berubah setelah ia ketahuan memergoki kami" pria itu menunjuk wajah Ronald

"Beraninya kau menunjuku!!" Ronald memukul kepala pria itu dengan sebuah buku

"Dan kau sebaiknya berhati-hati"

"Aku? Kenapa? mereka incaran kalian bukan aku"Leon tak terima

"Aku yang akan membunuh mu" tanpa di duga sandera itu berhasil melepaskan diri menggunakan silet dengan sekuat tenaga ia melumpukan aku dan Ronald kemudian berlari kencang ke arah Leon membawa pisau yang di ambil dari tangan ku

"Leon!!!" teriak ku

Dor!!

Sebuah tembakan berhasil menembus jantung sandera tadi, wajah leon penuh cipratan darah

"Ishh menjijikan" dengan santainya pria itu bangun melangkahi jenasah yang  kaku itu lalu berjalan mendekati ku

"Mengapa berteriak? Aku tidak tuli" Leon tersenyum miring
membantu ku berdiri

jantungku berdegup kencang saat melihat wajahnya dari samping
pria ini sangat tampan

Aku terkejut saat ia meraih pinggangku

"Aku bisa sendiri" ujarku menepis tangannya

"Hanya ingin membantu" ia mengangkat kedua tangan nya

Leon mendekati Ronald
membopong rekan ku itu
Karena luka tembakan di tangan kirinya kembali mengeluarkan darah
Leon memintakku mengobati Ronald 
ia akan membereskan mayat pria tadi


"Apa kau menyukai Leon Layla?"ucap Ronald saat aku membalut lukanya dengan perban

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak" bantahku

Mana mungkin aku menyukai pria yang menjerumuskan ku ke dalam masalah ini 

Sial
Hati kecilku berkata lain

How To Survive (End) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang