It's Just Smile

1.6K 58 13
                                    


Cuacanya lumayan suram sore ini. Biasanya di jam-jam pulang kerja seperti ini matahari masih bersinar di ufuk barat, tapi sekarang ia sedang tertutup awan mendung sejak siang tadi. Diluar sedang hujan gerimis dan itu sudah berlangsung cukup lama sampai mengundang rasa malas. Pemuda bersurai coklat pekat ini tampak malas melihat keluar jendela kereta, dia mengantuk dan ingin tidur tapi dia juga sedikit khawatir melewati stasiun pemberhentiannya seperti yang sudah-sudah.

Dia menyenderkan punggungnya perlahan, meluruskan kakinya dan sedikit menghela nafas. Sepanjang hari ini banyak sekali hal-hal yang tak terduga terjadi dimulai dari terlambat, buku tugas tertinggal, lupa membawa bekal, latihan Kendo yang tidak berjalan lancar dan yang paling buruk soal kabar mantan pacarnya yang sudah mendapat penggantinya.

"Oh ya tuhan...., hari ini~~" lirihnya terdengar kelelahan sambil menyenderkan kepalanya disalah satu tiang besi penyanggah. Matanya terasa sangat berat, tubuhnya juga sudah merasa nyama dengan posisi seperti ini, ditambah suasana kereta yang sepi dan cuaca gerimis yang mendukung. Tertidur bukan sesutau yang bisa dihindarkan

"Permisi..., maaf kak"

Suara itu terdengar samar-samar ditelinga pemuda beranting ini, matanya masih berat dan ia sangat malas untuk sekedar memastikan suara itu bukan berasal dari alam mimpi.

"Permisi... kak" Suara itu terdengar lagi dibarengi dengan sedikit tepukan di bahunya. Kali ini ia cukup tersadar karena beberapa kali tepukan dibahunya terasa cukup kuat.

Dahinya berkerut dan perlahan kedua matanya terbuka dengan malas. Ia sedikit kebingungan melihat sosok gadis yang berdiri didepannya sambil berpegang pada besi peyanggah tempatnya menyandarkan kepala,

"Maaf kak, sebentar lagi stasiun ke tiga sebelum pemberhentian terakhir" ujarnya tak bernada dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan. Pemuda ini terlonjak kaget dan segera membenarkan posisi duduknya, ia melihat papan pengumuman yang menuliskan kereta sedang menuju stasiun tempatnya turun.

"huuuuuh.........." ia menghela nafas lega. Matanya beralih pada gadis yang tadi membangunkannya, dia harus berterima kasih kalau tidak dibangunkan mungkin dia akan kelewatan sampai di pemberhentian terakhir.

Tanjiro, pemuda beranting mirip hanafuda ini memandang lurus kedepan ke arah seorang gadis yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya. Petugas kereta sudah mengumukan kesegeraan kereta tiba di stasiun yang ia tuju, Tanjiro berdiri dan menghampiri gadis itu sebelum kereta benar-benar berhenti,

"Ano..., makasih ya tadi udah bangunin. Kalau enggak, mungkin aku akan ketiduran sampai dipemberhentian terakhir" ucapnya santai sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Gadis didepannya ini tampak tidak menunjukan ekspresi apapun, ia hanya diam memandang Tanjiro sampai pemuda itu menyelesaikan ucapannya. Sejujurnya Tanjiro sendiri juga sedikit salah tingkah ketika dipandang seperti itu

"Sama-sama^^" responya begitu singkat dan terkesan cuek namun dengan senyuman indah yang merekah di wajahnya. Seketika, pemuda ini berpikir bahwa tidak ada hal yang semenakjubkan ini dalam hidupnya. Jantungnya bedebar kencang tanpa peringatan apapun, perutnya terasa geli seperti ada kupu-kupu yang menari didalamnya, untuk sesaat nafasnya seperti tertahan dipangkal kerongkongan. Enam belas tahun ia hidup, baru kali ini ia merasa sesenang ini hanya kerena melihat senyuman dari orang yang sama sekali tidak ia kenal.

"Eh..., jantungku berdetak cepat sekali"

-

-

-

Tanjiro memandang kosong langit musim panas yang semakin hari tampak semakin cerah warna birunya. Sudah lebih dari sebulan sejak hari itu dan sampai sekarang ia tidak bisa menghilangkan bayang-bayan dari senyuman gadis itu, rasanya seperti sudah dicetak permanen dalam ingatannya. Sejak hari itu pula, ia menjadi penasaran dengan si gadis, siapa dia, darimana asalnya, dimana keberadaanya dan yang jelas ia ingin mengenalnya. Sangking penasaranya ia sampai merubah jadwal pulangnya sama seperti dihari itu, namun sampai hari ini tidak ada hasil apapun.

I should catch you [Not Continued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang