Dojo tampak begitu ramai sore ini, suara langkah kaki yang mondar mandir dan seruan orang-orang terdengar menggema pada langit-langit kayu tua itu. Tempat ini lebih ramai dari biasanya, bukan soal orannya yang banyak namun karena ada keramaian disalah satu sudut aula tradisional ini. Mereka tengah berkerumun pada satu titik sambil mendengarkan seorang pria bertubuh tinggi kekar itu berbicara. Hampir semua orang disana berwajah tegang, seakan hendak mendengar pengumunan batas waktu hidup mereka.
Disisi lain aula berlantai kayu itu, kerumunan lain tengah berduduk bersimpuh mengelilingi kedua orang yang tengah saling menyerah dengan pedang bambu dan segala perlengkapan yang terpasang apik ditubuh mereka.
"HAH!" Brak
Suara teriakan itu nyaris kalah dari suara dua bilah pedang kayu yang saling bertabrakan. Sangat kuat dan juga menggema diruangan yang terbilang ramai itu. Mungkin bisa membuat orang terkejut jika tidak terbiasa, namun hanya akan menjadi suara lalu bagi mereka yang berada disekitar pertarungan itu.
Brak
Satu dari orang yang bertarung tadi terpental kebelakang nyaris menabrak rekan-rekannya. Sementara ia yang menghentakan pedang kayunya sekuat itu, terlihat berdiri gagah dengan wajah yang agak sangar dari balik helm pelindungnya. Pemuda itu tampak sedikit membungkuk memberi salam sebelum kembali ke barisan rekannya yang duduk bersimpuh. Ia melepaskan perlengkapan pelindung kepalanya itu sambil mengatur nafas dan menyeka keringat di keningnnya. Sungguh pakaian Kendo benar-benar tidak cocok untuk musim panas.
"Panas...." keluh pemuda beranting ini usai mendudukan dirinya disamping teman kuningnnya. "Aelah.. lemah amat" ketus Zenitsu menanggapi sambil tetap berfokus pada jalannya battel yang baru.
"Gagal rencana kita, klub Kyudo udah selesai latihannya" ujar Tanjiro terdengar putus asa ketika matanya mendapati Gyome sensei yang sudah mengakhiri kegiatan klub didikannya. Seperti yang mereka takutkan, sensei pelatih klub Kendo ini mengubah jadwal materi klub menjadi sesi penilaian tanpa persiapan yang katanya bertujuan memperlihatkan keseriusan anggota klub.
Zenitus menghela nafas rendah tanpa mengalihkan arah pandangnya, "Mau coba liat daftar anggota klub Kyudo, kali aja ada fotonya" sarannya terdengar cukup masuk akal dan menjanjikan tapi seketika Tanjiro ingat kemana dia harus pergi untuk bisa mendapatkan dokumen semacam itu, Pelatih Klub.
Tidak!, itu terlalu mustahil sampai ia tidak ingin memikirkannya lagi. Gyomei sensei mungkin terlihat baik dan lembut serta berwibawa, hanya saja untuk bisa masuk ke kantor guru tanpa tujuan yang jelas sepertinya hanya akan membuatnya ditendang keluar.
"Gila.., berdiri depan kantor guru aja udah bikin merinding" tolak Tanjiro sedikit memelankan suaranya saat sang pelatih tampak melihat kearah merak berdua. Tanjiro sebenarnya masih sedikit trauma dengan ruangan itu, pasalnya di hari pertamanya sebagai siswa SMA dia justru dipanggil ke kantor guru karena anting yang ia pakai. Mungkin akan baik-baik saja jika dipanggil secara langsung, tapi saat itu dia dipanggil mengunakan toa pengumuman sekolah. Sunggu awal yang teragis.
"Terus nyerah ?" tanya Zenitsu yang terdengar tidak suka. "Ya enggaklah!. Emang gak ada cara lain apa ?" sergahnya diakhiri pertanyaan menawar. Bagi Tanjiro apapun akan dia lakukan asal jangan berurusan dengan kantor guru terlebih Gyomei sensei.
"Gak tau , nyerah aku. Bingung mau ngasih saran gimana" Zenitsu terdengar amat kesal sekarang dan kembali fokus pada penjelasan sang pelatih yang baru saja mengakhiri sesi penilaian.
-
-
-
Latihan klub berakhir agak lebih lama dari biasanya sekarang, terlebih bagi mereka yang telah terpilih untuk mengikuti event olahraga tahunan musim gugur nanti, termasuk Tanjiro dan Zenitsu. Ada latihan khusus sekitar 90 menitan dan juga sedikit pengarah dari pelatih, belum lagi acara bersih-bersih Dojo yang akhirnya menguras habis energi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I should catch you [Not Continued]
Fanfic"Jatuh cinta itu mudah, tapi memilikinya yang sulit." "Memilikinya itu mudah, tapi mempertahankannya yang sulit." "Mempertahankannya itu mudah, tapi memperjuangkanya yang sulit. "Mencintainya itu mudah, tapi menyatakannya yang sulit" - - PERHATIAN...