An Incident

456 37 6
                                    

WARNING!!!

-Chapter Panjang-

-Typo Bertebaran-

.

.

Happy Reading^^

-----------------------------------------------------------------------------------

Pagi ini cuacanya sangat bagus, langit yang cerah bersanding dengan sinar mentari yang hangat, berpadu dengan kicauan burung yang riuh di pepohonan sekitar lapangan outdoor. Udaranya masih begitu segar untuk dihirup, sangat cocok untuk melakukan olahraga pagi atau lebih tepatnya jam olahraga. Di lapangan tenis tampak para siswa laki-laki sedang seru-serunya menonton sambil menyoraki pertandingan antar kelas seusai pengambilan nilai praktik beberpa menit yang lalu.

Hashibira Inosuke si pemai bar-bar mewakili kelas 2-C melawan Zenitsu Agatsuma si pemain nyentrik dari kelas 2-A. Semua siswa yang mengikuti jam olahraga pagi itu bersorak tiap kali poin mereka kejar-kejaran bersamaan dengan pukulan mereka yang tidak main-main kuatnya. Teh botol dan roti melon gratis adalah taruhan yang cukup untuk membuat semangat mereka membara.

Sementara dua sahabatnya asik kerjar-kejaran poin tenis, Tanjiro justru dihadapkan dengan Tomioka-sensei yang memintanya berdiskusi soal persiapan turnamen Kendo musim depan. Sebagai ketua sekaligus perwakilan yang dikirim sekolah tentu saja ia harus ikut andil dalam kelancaran turnamen mereka. Entah itu dari segi pengadaan latihan bersama atau perencanan menuju tempat turnamen nanti.

"HeH!, kamu selama sebulan kenapa latihanya bolong-bolong ?" seketika Tanjiro mematung mendengar pertanyaan yang di lontarkan pelatihnya ini. Tidak mungkin dia menjawab jujur, bisa-bisa dia akan digantung di antena radio sekolah.

"Ehehehe, itu sensei bulan kemarin di toko lagi banyak order, jadi aku disuruh bantu-bantu" Tanjiro menjawab diakhiri senyuman lebar yang memamerkan barisan giginya. Tomioka-sensei hanya melihatnya datar, dia sedikit berpikir curiga tentang jawaban Tanjiro, pasalnya dia juga tahu betul orang tua Tanjiro bukan tipe orang yang akan menganggu urusan sekolah anaknya termasuk latihan klub Kendonya.

Jantungnya berdebar kencang menunggu pelatihnya ini merspon jawaban bohongnya, dilihat dari tatapannya yang menajam bisa disimpulkan sementara bahwa guru didepannya ini masih menimbang-nimbang kebenaran jawabannya. Tanjiro menjadi gelisah, bahkan sampai ia tidak lagi mendengar sorak-sorak dari lapangan tenis disampingnya. Ia memang cukup dekat dengan Tomioka-sensei, tapi tetap saja orang ini tidak bisa diajak negosiasi jika bersangkutan dengan pekerjaannya.

"Baiklah..., jadi begini To-"

"TANJIDOR AWAS..!!!" teriak Inosuke tapi Tanjiro tidak sempat mendengernya, ia masih sibuk dengan segala ketegangan dan kegugupannya di introgasi Tomioka-sensei

BUGH

Tanjiro roboh, pangkal hidungnya terasa sangat sakit dan bokongnya agak nyilu usai menghantam da jalanan aspal yang ia pijak. "Sakit...." rintihnya saraya mengelus pangkal hidungnya pelan dan berusaha berdiri dibantu Tomioka-sensi yang juga sempat terkejut atas bola tenis yang tiba-tiba mendarat di hidung Tanjiro.

"Gak kenapa-kenapa kan?" tanya Inosuke yang sudah berdiri disampinya membawa raket, "Enggak kok, sakit aja nanti juga hilang" Tanjiro menjawab sambil masih mengelus pangkal hidungnya yang berdenyut. Inosuke menghela nafas super lega, dia tadi sempat membayangkan jika bolanya kena Tomioka-sensei bisa auto 0 nilainya.

I should catch you [Not Continued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang