Summer Camp -Is That True?-

309 33 7
                                    

WARNING!!

-Chapter ini PANJANG-

-Typo bertebaran-

.

.

Happy Reading...^^

-

-

Sudah empat hari sejak camp dimulai. Semakin hari latihan semakin diperketat saja, bahkan sampai mengundang keluh dari banyak pihak termasuk pelatihnya juga. Ya.., salah seorang pelatih merutuki dirinya sendiri yang telah memberi kepercayaan pada Tanjiro sebagai penyusun jadwal camp untuk semua klub.

Selepas latihan malam yang singkat, sebagian besar peserta memilih mengistirahatkan diri sambil menikmati udara malam pegunugan yang khas. Namun ada juga yang masih giat latihan di Dojo,ya siapa lagi kalau bukan Tanjiro.

Pada aula Dojo yang luas, ia masih asik menganyunkan pedang kayunya, seolah-olah tengah menyerang lawan.Tak hanya dirinya, dipojok aula dekat dekan stop kontak terdapat makhluk kuning yang tengah fokus dengan layar tabletnya. Sesekali kelapanya mengangguk seakan memahami isi dari video turnamen tahun lalu itu.

Di beranda Dojo, ada Inosuke yang juga masih ikut latihan. Ya dua hari lalu kakinyayang terluka baru membaik dan barulah ia mendapat pesetujuan pelatih untuk mulai latihan intensifnya. Makanya sejak dua hari lalu juga dia mati-matian membayar dua hari absennya, walau sebenarnya tanpa dibayar pun pemuda bersurai hitam kebiruan ini akan menang.

Bugh

Zenitsu mengalihkan pandanganya dari layar, ia tengah melihat Tanjiro yang baru saja merebahkan tubunya di lantai sampai menciptakan suara yang cukup keras. "Udahan ?" tanyanya sambil melepaskan earphonenya.

"Pengennya si belum, tapi udah pegel banget lengan aku" jawab Tanjiro sambil mengulurkan kedua tanganya ke udara dan menggerak-gerakanya beberapa kali. "Gak usah dipaksain kali, besok aja kita battle nya" ujar Zenitsu yang malah ikutan rebahan disamping Tanjiro sambil menonton video di tabletnya.

Rencanya setelah Tanjiro latihan sebentar, meraka ingin battle beberapa kali. Tapi karena yang satu keasikan nonton dan yang satu keasikan latihan, jadilah waktu latihannya kelamaan. Diluar masih terdengar Inosuke yang beberapa kali menghentakan kakinya pada lantai kayu di beranda sampai menciptakan getaran dan bunyi khas.

"Itu Inosuke, udah gak papa kakinya ?" gumam Tanjiro yang melihat keluar Dojo dari pintu yang kebetulan ada didekat mereka.

"Udah gak usah khawatirin tu anak, percuma jatuhnya" jawab Zenitsu masa bodo. Kalau dipikir-pikir memang benar sih, Tanjiro jadi keinget waktu jari Inosuke yang kestaples tapi dengan tenangnya atlet Karate itu bilang "Eh, jari gue kestaples. Keren dah!!". Dianya tenang tapi orang-orang didalam ruang kelas jadi heboh dan panik.

"Tan, itu Genya bukan sih ?"

Tanjiro menyerngit mendengar pertanyaan pemuda kuning disampinya yang sekarang telah duduk sambil melihat keluar pintu Dojo yang kebetulan menghadap taman. Karena penasaran, dia ikutan bangun dan juga melihat kearah pandang Zenitsu.

Matanya sedikit menyipit, untuk medapatkan gambaran jelas dari sosok yang tengah berjalan beriringan dengan seorang gadis berambut putih sebahu itu. Maklum Tanjiro agak rabun ditambah lampu taman hanya remang-remang saja.

"Iya itu Genya sama si-"

"Astaga kaget gue!"

"Aelah..., culun lu, kuning"celetuk Inosuke yang tiba-tiba muncul di pintu Dojo.

I should catch you [Not Continued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang