Daily Life

608 45 0
                                        

Siang ini Zenitsu tengah menyalin PR sejarah milik Tanjiro yang tumben sekali diberikan begitu saja terlebih setelah pengkhianatannya terhadap pemuda yang sedang menatap keluar jendela dengan wajah dipenuhi senyuman aneh itu.

"ni anak kenapa ?" gumam Zenitsu setelah memperhatikan Tanjiro sebentar. Meskipun Tanjiro itu tipikal orang yang suka tebar senyuman tapi menurut Zenitsu untuk kali ini terlalu berlebihan. Bayangkan saja sepanjang pelajaran sampai jam makan siang sekarang, dia terus tersenyum atau terkekeh pelan seperti orang gila.

Panik, awalnya Zenitsu memang merasa begitu. Tapi setelah setengah hari duduk bersebelahan, Zenitsu malah merasa jijik dan menduga dengan pasti alasan temannya ini kembali berubah 180o menjadi mode jatuh cinta.

"Woy!"

Teriak Inosuke dari pintu kelas yang berhasil menarik perhatian penghuni kelas yang tersisa. Dia masuk begitu saja sambil menenteng kotak bekalnya santai dan segera menghampiri dua sahabatnya yang tumben sekali belum keluar kelas, "Gak pada makan siang ?" tanyanya sambil sedikit mengintip apa yang ditulis Zenitsu.

"Bentar, ini udah mau selesai" Jawab Zenitus sambil menyalin tugas Tanjiro.

Inosuke menghela napas bosan dan beralih menghampiri Tanjiro yang masih saja melihat keluar jendela. Pemuda berambut sebahu ini tampak mengerutkan keningnya setelah melihat eksepresi aneh Tanjiro, "Woy.., ni anak kenapa ?" tanyanya pada Zenitsu. Si kuning hanya menghela napas sambil merapikan alat tulis yang ada dimejanya, "Gak tau, udah dari pagi Tanjiro kek gitu"

"Heh!, makan siang gak ?" Zenitsu sedikit menepuk keras punggung Tanjiro menyadarkan pemuda yang katanya paling bijak seangkatan ini dari lamunan atau lebih tepatnya fantasinya.

"Iya, Hayuk~~" jawabnya bernada yang membuat Zenitsu geleng-geleng dan Inosuke yang mengerutkan keningnya heran.

-

-

-

Cuaca siang ini cukup bagus untuk dinikmati. Tidak terlalu menyengat sinar mataharinya, tidak terlalu panas juga dan beberapa kali angin ikut berhembus pelan. Seperti biasa tiga serangkai ini akan makan siang di taman belakang sekolah yang terkenal akan suasananya yang adem dan tenang.

Inosuke memakan bekalnya sambil memaikan game di ponselnya, Zenitsu makan dengan tenang sambil sesekali memperhatikan Tanjiro yang masih saja tersenyum tidak jelas, dengan sumpit yang mengambang diantara nasi dan kehampaan udara.

Zenitsu mendengus pelan sambil mengunyah makanan dimulutnya. Sungguh Tanjiro kalau lagi jatuh cinta benar-benar mengerikan dan berubah menjadi sedikit idiot. Dia sudah mencoba bertanya dan meminta Tanjiro berbagi cerita yang Zenitsu tebak sangat membahagiakan, bukannya mendapat jawaban logis dan cerita menarik Zenitsu hanya mendapat senyuman mengelikan dan wajah bodoh Tanjiro yang benar-benar ingin ia lempar pot bunga.

"Jadi...., siswa yang katanya paling bijak seangkatan ini kenapa?" dehem Zenitsu memecah atmosfer tidak jelas akibat aura kebahagian Tanjiro yang berlebih. Inosuke melirik sebentar dan kemudian mematikan ponselnya, sepertinya orang yang paling tidak sadar situasi juga penasaran.

Tanjiro tersenyum lebar, menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, "Aku sudah menemukannya ^^" jawabnya tanpa menghilangkan senyuman lebar dari wajahnya.

Sudah Zenitsu duga kalau ini masih seputaran jatuh cinta dan gadis di kereta itu. Padahal baru kemarin Tanjiro bilang akan melupakannya, sekarang dia malah tampak jauh lebih tidak karuan dari kemarin-kemarin, "Jadi..., kamu ketemu lagi di kereta ?" tanya Zenitsu sambil kembali malahap sepotong sosis bakarnya.

"Bukan di kereta tapi disini" senyumannya semakin lebar dan menyilaukan.

Kedua pemuda ini masih belum sepenuhnya mengerti dengan jawaban Tanjiro. Ayolah, ada banyak sekali makna dari kata "disini" mereka harus mengkualifikasi dulu sekarang ditambah jawaban itu keluar saat setengah fungsi logika Tanjiro menghilang. Jadi mereka agak sedikit ragu untuk menarik kesimpulan.

I should catch you [Not Continued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang