Tanjiro sedang duduk melamun di teras Dojo sekolah yang sepi siang ini. Sudah tiga hari sejak berakhirnya camp pelatihan dan sudah lima hari sejak dirinya medeklarasikan PDKT dengan Kanao. Tapi nyatanya sampai sekarang belum ada kemajuan, jangankan kemajuan dimulai aja belum tapi udah ketabrak sama jadwal latihan klub yang beda hari.
Ingin rasanya Tanjior minta ganti hari latihan biar bareng sama klub Kyudo, tapi rasanya gak mungkin banget. Karena sampai hari ini pelatih mereka itu masih bermood buruk, bahkan sekarang auranya terasa agak gelap meskipun biasanya auranya juga memang gak cerah.
"Huuffttt...." Tanjiro menghela nafas panjang, dimainkannya botol minuman isotonik itu sampai berbusa. Dia benar-benar bingung harus melakukan apa, boro-boro mau PDKT ketemu aja belum pernah lagi.
Mau mulai lewat chat dia takut ganggu dan malah auto di blokir, sebenernya si cuma cerita Inosuke kalao Kanao kurang suka di spam chat dsb. Awalnya Tanjiro gak percaya tapi setelah Genya mengatakan hal yang sama, ok fix dia langsung yakin.
"Heh! Kalo gak mau minum lagi mending itu buat gue" celetuk Zenitsu yang lewat didepannya dengan baju kaos putih yang penuh keringat ditambah botol minum kosong. Dia baru saja dihukum Tomioka-sensei karena kebanyakan ngeluh sepanjag latihan. Emang gak jelas bangat alasannya..
Tanjiro menyodorkan botol minuman isotoniknya. Awalnya Zenitsu berniat menerimanya tapi setelah diperhatikan, isi botol itu nampak tidak layak minum lagi dia jadi pengen ngetok wajah melas Tanjiro ini.
"Lu iklas gak sih mau ngasih ?"
"hah..? ikhlas kok. Ini minum aja" kata Tanjiro kembali meyodorkan. Zenitsu Cuma pasang wajah datar, sekarang menyimpulkan bahwa temanya ini pasti lagi di mode galau karena gak bisa PDKT.
"Gak! Gak jadi!" tolaknya dan langsung duduk disamping Tanjiro. Okeh sebentar lagi dia akan mendengar curhatan hati seorang pengejar cinta. Kadang Zenitsu bingung mau nanggepi kayak gimana. Memang si dia pernah beberapa kali pacaran tapi gak ada satupun yang akhirnya bahagian, pokoknya bad ending semua-lah.
Nah, sekarang dia dihadepin sama orang yang sama sekali belum pernah memulai duluan kisah cintanya, udah gitu targetnya terlampau tinggi banget. Pusing Zenitsu, harusnya dia pura-pura polos aja daripada harus membimbing Tanjiro yang kelewat beg* masalah ginian. Ah.., rasanya malas sekali Zenitsu mengingat masa pacaran Tanjiro yang ah.. sudahlah..
"Aku harus gimana ?"
Pemuda bersurai kuning ini gelegapan menerima pertanyaan dari sahabatnya itu. Sepertinya dia baru saja melewati sesi curhat dan malah sibuk sendiri dengan pikirannya,
"Ya mau gimana..." jawabnya ambigu membuat Tanjiro kesal sendiri.
Tapi Zenitsu memang bener-bener gak punya ide buat ngasih saran, gimana mau ngasih saran masalahnya sekarang dia juga ada diposisi yang sama kayak Tanjiro. Sama. bener-bener sama, sampe Zenitsu kepikiran mungkin ini karma buat Tanjiro yang overprotektif banget sama adiknya.
"Eh! Gue keinget sesuatu!" Tanjiro sedikit kaget mendengar seruan Zenitsu yang tiba-tiba. Ia segera mengambil ponsel di sakunya dan mengetik sesuatu di laman pencarian. Tak berapa lama senyuman mengembang lebar diwajahnya yang masih sedikit merah karena kepanasan,
"Nih!" ia menyodorkan layar ponslenya tepat didepan wajah Tanjiro agar pemuda yang tengah gelisah, galau, merana itu sedikit tercerahi
"101 Metode PDKT ?"
Terlihat kerutan kebingungan dikening Tanjiro setelah membaca sebuah gambar buku disalah satu aplikasi ebook, "Hah ?"
"Gini loh, gue pernah denger katanya buku ini manjur banget buat yang lagi PDKT, sampe ni buku best seller. Nah, coba lu pakek cara-cara dibuku itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
I should catch you [Not Continued]
Fanfiction"Jatuh cinta itu mudah, tapi memilikinya yang sulit." "Memilikinya itu mudah, tapi mempertahankannya yang sulit." "Mempertahankannya itu mudah, tapi memperjuangkanya yang sulit. "Mencintainya itu mudah, tapi menyatakannya yang sulit" - - PERHATIAN...