Not Couple

397 34 5
                                    

WARNING!!

-Typo bertebaran-

-Chapter Panjang-

.

.

Happy Reading

Selepas makan siang dan mendengarkan pengumuman dari Uzui-sensei semua orang sudah berpencar ke segala penjuru mansion dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang giat latihan mandiri, ada yang mengerjakan tugas, ada yang cuma duduk santai dan ada juga yang sudah tidur siang dalam damai. Sesuai jadwal,mereka baru akan mulai latihan besok pagi dan hari ini dikhususkan untuk beristirahat.

Dan di beranda salah satu sisi mansion, seorang gadis tengah sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Iris biru tuanya tampak fokus memandang setiap tulisan di layar berukuran 11 inchi itu. Beberapa kali angin berhembus sedikit menggodanya,tapi nampaknya dia sama sekali tak tertarik untuk menikmati angin musim panas pegunungan yang terasa sejuk bagai datang dari syurga.

Saat ini yang terpenting baginya adalah deadline artikel klub jurnalis yang harus selesai sebelum jam 4 sore nanti dan sekarang sudah jam 2 siang. Setidaknya jam 3 dia sudah harus rampung, sejam sisanya itung-itung untuk mencari signal yang kurang bersahabat di daerah ini.

"Astaga...., bisa-bisanya mereka gak punya hati sama otak. Udah tau gue ada turnamen masih aja ngasih tugas beginian ke gue. Mana udah berapa minggu gak ikutan klub jurnalis" dumelnya tanpa menghentikan gerak jemarinya pada papan keyboard.

Rasanya ingin sekali dia mengirim bom nuklir ke rumah ketua klub jurnalis yang terkadang memang tidak tahu diri. Seingatnya diawal musim panas kemarin ia telah mengirim surat cuti ke klub Jurnalis sampai turnamen musim gugur selesai, alih-alih mendapat persetujuan dia justru mendapat banyak artikel kasar yang belum diedit sedikit pun.

"Aoi.., mau aku ambilin es teh. Kayaknya kamu capek banget" seorang gadis mungil muncul di belakangnya dan memperhatikan teman sekamarnya ini masih sibuk menatap layar laptop bahkan tidak menoleh sedikit pun.

"Boleh Kanao, tolong ya... Artikel-artikel gila ini harus kukirim jam 3 nanti" jawabnya masih sibuk dengan pekerjaanya. Kanao hanya tersenyum kecil dan meninggalkan Aoi dengan segala kesibukannya. Ya.., meskipun gadis bersurai hitam itu mengomel sepanjang mengerjakan artikelnya, tetap saja dia tidak akan pernah berniat keluar dari klub jurnalis.

-

-

-

03.30 PM, akhirnya pekerjaanya selesai sedikit lebih lama dari targetnya. Dia sedikit merenggangkan tubuhnya, sedikit menggeliat menarik otot-ototnya yang agak tegang. Kakinya berselonjor bebas dan punggunya di jatuhkan pada lantai kayu yang masih terasa dingin. Nyaman.., itu mungkin rasa yang paling dominan

"Akhirnya...selesai juga. Keriting ni jari.." desahnya pelan menatap langit-langit yang dihiasi pantulan bayangan air dari kolom sisi lain ruangan itu. Ia menghela nafas panjang dan perlahan menutup matanya, berniat beristirahat sejenak sebelum nanti sore ikut membantu di dapur.

"AAAOOOOIIIIIIIIIIII...........!!!"

Astaga, rasanya gendang telinga Aoi ingin meledak sekarang. Teriakan kencang yang entah dari mana datangnya itu mengusik secuil waktu tenangnya yang berharga.
Ia mengepal tanganya kuat dan menggeretakan giginya menahan kesal.

"APA SIH...?!" balasnya tak kalah keras setelah membangunkan paksa tubuhnya.

Sekarang dihadapannya telah berdiri sesosok manusia yang paling berisik dan menyebalkan yang pernah ia kenal seumur hidupnya. Sosok pemuda berambut panjang sebahu itu berdiri dengan batuan seorang Shinazugawa Genya yang masih memakai seragam karatenya.

I should catch you [Not Continued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang