Sudah satu jam Revan duduk dengan bosan di ruang tamu rumah sahabat perempuannya. Selama itu juga Revan hanya diam sambil sesekali bermain ponselnya atau sekedar melamun seperti orang nolep.
Cowok itu melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Revan rasa sudah waktunya Darra untuk bangun tidur.
Revan pun berdiri, melangkahkan kaki menuju kamar Darra yang berada di lantai dua. Cowok itu sudah seperti berada di rumahnya sendiri.
Kini tibalah Revan di depan pintu kamar sahabat perempuannya. Pintu itu tampak tertutup rapat. Sunyi. Sepi. Hening. Hanya terdengar suara beberapa kendaraan yang melewati komplek itu.
"Dar, dah bangun lo?" tanya Revan sambil mengetuk pintu kamar Darra dari luar.
Krik ... krik ....
Tidak ada sahutan apapun. Revan yakin jika sahabatnya itu masih tertidur dengan nyenyak di dalam.
Panggilan demi panggilan, Revan lakukan untuk membangunkan Darra. Akan tetapi sama seperti diawal, tidak ada sahutan apapun.
Mimpiin apaan tuh telor dadar, sampe susah bangun, batin Revan sambil menerka-nerka. Mungkinkah sahabatnya itu sedang bermimpi sangat indah hingga membuatnya tidak ingin bangun atau bagaiamana?
Jadi apa yang akan dilakukan oleh Revan untuk membangunkan Darra?
"Kayaknya cara ini bakal berhasil," cicit Revan dengan menampilkan devil smilenya.
"Langkah pertama, siapkan handphone." Revan berucap lalu mengeluarkan handphone dari saku celana.
"Kedua, buka aplikasi pemutar musik."
Lagi dan lagi Revan berucap layaknya seorang instruktur yang sedang memberi langkah-langkah kerja untuk para pemirsa di rumah. Benar, cowok itu sedang berlagak seperti dirinya sedang berada di dalam televisi.
"Ketiga, pilih lagu yang diinginkan," ucapnya sambil mengetikkan judul lagu pada kolom pencarian.
"Keempat, putar lagunya." Cowok itu mengucapkan langkah ketiga sekaligus langkah terakhir yang akan dirinya lakukan. Revan menekan ikon untuk memutar musik yang telah ia pilih.
Kemudian musik yang dipilihnya itu terputar dengan suara yang kencang. Sepertinya Revan telah membesarkan volume sampai full sebelum dirinya memutar lagu.
Apakah kalian tidak ingin tahu, lagu apa yang diputar oleh cowok gesrek seperti Revan itu?
Sebenarnya cowok itu sedang memutarkan sebuah lagu yang dapat membuat sahabat perempuannya marah-marah. Lagu apa, sih? Jawabannya lagu dangdut.
"So, let's count from one to three ...." ucapnya sambil tersenyum licik layaknya pemeran antagonis di sinetron Indonesia yang biasa ditayangkan di televisi.
"One," ucapnya sambil mengangkat jari telunjuk kirinya.
"Two." Kini cowok itu mengangkat jari telunjuk dan tengahnya untuk membentuk huruf v.
"Three."
Saat dirinya menyebutkan angka tiga, bersamaan dengan hal itu pintu kamar Darra langsung terbuka lebar dan menimbulkan suara yang cukup keras karena pintu itu tergantung ke dinding.
Pintu itu terbuka dan menampilkan sosok gadis dengan rambut berantakan. Jangan lupakan jika gadis itu tengah menatap tajam ke arah Revan.
Tatapan yang seolah-olah ingin menerkam Revan secara hidup-hidup.
"Hi, baby!" sapa Revan dengan senyuman manisnya, tidak lupa cowok itu juga memberikan flying kiss kepada Darra.
"Mau ditabok ya?" tanya Darra dengan suara khas orang baru bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen FictionSuatu cerita tentang remaja-remaja yang sedang memahami arti 'Cinta' yang sesungguhnya. Merasakan hal yang manis maupun pahit pasti akan mereka alami. Kebanyakan hari-hari yang mereka lalui terasa menyenangkan, namun dibalik itu akan ada hari di ma...