REVAN - 1

651 81 555
                                    

Happy reading..

Seorang gadis duduk berhadapan dengan cowok tampan yang sedang memetik gitarnya mencari nada-nada yang pas. Mereka berdua duduk di barisan paling belakang dekat jendela.

Karena jamkos keadaan kelas cukup sepi saat ini, hanya ada beberapa orang yang masih berada di dalam kelas. Kebanyakan murid perempuan karena murid laki-lakinya sudah mencar entah kemana saja.

Suasana mulai canggung diantara dua insan itu, sebab Revan maupun Darra tak kunjung membuka suara dan hanya sibuk sendiri. Hening. Sepi. Dan..

"Sumpah canggung abis!" Akhirnya cowok itu membuka suara sambil memukul meja di depannya, memecah keheningan yang melanda mereka berdua.

"Bener. Lo juga kenapa daritadi diem? Biasanya banyak omong." Balas Darra.

"Maapin dah. Gimana kalau Revan tamvan ini nyanyi?" Ucapnya dengan menaik turunkan alis, sok ganteng memang.

"Halah, tampan dari hongkong!"

"Katarak mata lo telor dadar?! Segini deketnya kita masa lo ngga sadar gue cakep." Revan memajukan wajahnya mendekat pada wajah Darra membuat jarak yang tipis. Alhasil mata mereka beradu pandang.

Sepersekian detik berikutnya Darra tersadar. "Ih apaan sih lo, jauh jauh!" Ucapnya mendorong baru Revan.

Cowok itu terkikik geli. "Jiahh... Salting si telor dadar!" Katanya lalu tertawa terbahak-bahak.

"Tau lah gue mau pergi bye!"

"Ck. Gue bercanda bego." Revan menarik lengan Darra agar duduk kembali.

Darra menatap sinis Revan yang masih terkekeh di depannya. Pengen nabok tuh muka! Batin Darra.

"Udah mata lo biasa aja Dar, dengerin gue nyanyi nih!" Revan mengambil gitar yg sedari tadi setia berada di sampingnya. Lalu cowok itu mulai memetik senar gitar membuat nada yg indah, dan Revan pun mulai bernyanyi.

Revan memang pintar menyanyi. Suaranya itu beuh merdu sekali. Menyanyi adalah hobinya dari kecil. Dia sering dapat juara dari lomba menyanyi tersebut.

Satu lagu telah selesai dinyanyikan oleh Revan. Darra hanya mendengarkan cowok itu bernyanyi sambil membaca novelnya. Ya terkadang Darra acuh saat Revan bernyanyi, bagaimana tidak? Gadis itu sudah sangat sering mendengarkan Revan bernyanyi.

"Woy lo dengerin gue nyanyi nggak sih?!" Ucap Revan menatap sinis pada Darra. Sedangkan yang di tatap sinis, tak memperdulikannya dan melanjutkan membaca novel.

"Nggak asik nih telor dadar. Gue berasa ngomong sama tembok." Keluh Revan dengan menampilkan wajah sok imutnya. Yang membuat Darra muak.

"Apasih Van, gue dengerin lo nyanyi kok tadi." Kini Darra menutup novelnya dan menaruhnya di atas meja. Lalu menatap lekat Revan yg berada di depannya.

"Lain kali, kalo gue nyanyi lo harus perhatiin gue jangan perhatiin hal yg lain."

"Idih.." Darra memutar bola matanya, malas. "Yodah sono nyanyi lagi biar gue perhatiin." Sambungnya.

Senyum dibibir Revan kembali mengembang. Dengan semangat Revan kembali memetik gitarnya dan kali ini dia menyanyikan lagu seluruh nafas ini.

Namun ditengah Revan bernyanyi, cowok itu mulai gugup dan tak bisa fokus saat bernyanyi. Sebab Darra sedari tadi menatap dua manik coklat milik Revan secara intens membuat Revan salting dan nervous.

"Lho! Kok berhenti, giliran gue perhatiin malah berhenti nyanyinya." Protes Darra saat Revan berhenti bernyanyi.

"Ehh.. hm gue.." balas Revan terbata-bata, jujur Revan sangat baper saat Darra menatapnya.

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang