REVAN - 6

154 73 454
                                    

Hppy reading..
_____________________

Pukul 04.10 samar-samar Revan mendengar suara alarm berbunyi. Ia pikir itu adalah bagian dari mimpinya. Namun, suara alarm ini terdengar jelas dan nyata. Beberapa detik kemudian cowok itu mengerjapkan matanya. Ia melihat ke sekeliling ruangan. Ternyata dirinya masih di rumah sakit.

Cowok itu mengambil sikap duduk. Ia melihat ke arah bangkar, disana terdapat seorang gadis yang tengah tertidur lelap. Revan malah tersenyum. Ternyata ia terbangun karena suara alarm Darra.

Revan berlajan mendekat ke arah bangkar. Cowok itu mengambil handphone Darra yang berada di meja, lalu mematikan alarm.

Saat itu, tiba-tiba saja Darra terbangun dari tidurnya. Baru bangun tidur gadis itu sudah disuguhkan bare face cowok yang tengah berdiri di depannya. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Tunggu?! Apa gadis itu tidak salah lihat? Dan ini nyata?! Berarti...?

"Revan?"

Cowok itu segera menoleh. "Eh, dah bangun lo."

"Ini kenapa gue ada di atas bangkar?" Tanya Darra bingung. Seingatnya, kemarin malam gadis itu tidur di sofa.

"Gue pindahin." Balas Revan santai.

Flashback on.

Revan yang sedari tadi memejamkan mata, tak kunjung dapat pergi ke alam mimpi. Cowok itu tidak bisa tidur. Sedangkan dilihatnya seorang gadis dapat dengan mudahnya tertidur di sofa.

Cowok itu turun dari bangkarnya, berjalan menghampiri sofa. Kemudian ia berjongkok di samping Darra yang tengah tertidur pulas.

"Lo emang pelor Dar." Ucapnya terkikik geli.

Lumayan lama Revan memandangi wajah damai Darra saat tidur. Senyumnya kian mengembang, menandakan cowok itu bahagia. Perlu kalian ketahui, saat dirinya tak masuk sekolah tadi pagi, cowok itu amat sangat rindu pada Darra. Dan kini berapa senangnya ia dapat melihat Darra secara eksklusif.

Tangan Revan terulur, cowok itu dengan lembut mengusap pipi gadis didepannya. Kapan cowok itu akan memiliki Darra sepenuhnya? Bukan hanya sebatas sahabat namun untuk hubungan lebih lanjut.

Tiba-tiba Darra bergerak menyamping dalam tidurnya, membuat gadis itu nyaris saja terjatuh dari sofa. Untungnya Revan dengan sigap menahan tubuh Darra supaya tak terjatuh ke lantai.

"Ck! Untung ada gue. Coba kalo ngga, udah nyium lantai lo." Revan cowok itu berbicara sendiri, kemudian ia mengangkat tubuh Darra. Menggendong gadis itu ala bridal style, dan membawanya ke bangkar.

Flashback off.

"Terus itu ngapain megang hp gue?" Tanya Darra penuh selidik. Mungkin saja Revan membuka-buka isi galerinya.

"Jangan mikir yang iya-iya. Gue cuma matiin alarm lo." Balas Revan, kemudian memberikan hp itu pada Darra.

"Udah bunyi? Berarti dah subuh dong."

Revan hanya menggapinya dengan mengangguk. Kemudian cowok itu merebahkan kembali tubuhnya di sofa. Baru saja menutup matanya, cowok itu ditarik paksa lengannya supaya tidak tidur lagi.

"Aduh apaan sih Dar?" Keluh Revan.

"Ngapain tiduran lagi. Ayo sholat bego!"

"Astaghfirullah, sholat aja duluan. Gue masih ngantuk nih." Balasnya sedikit merengek dan mencoba untuk merebahkan lagi tubuhnya. Namun Darra dengan sigap menarik lagi lengan itu.

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang