Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Waktu dimana bel pulang sekolah berbunyi yang artinya pelajaran hari ini telah selesai dan semua siswa/i dapat pulang ke rumahnya masing-masing.
Darra yang sedari tadi setelah istirahat banyak diam kini tengah sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, yang ia pikirkan hanyalah ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya di kasurnya.
Tiba-tiba Leana yang berada di sampingnya itu mengenggol lengan Darra, membuat gadis itu sejenak memberhentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Leana dan memberikan tatapan seolah dirinya mengatakan 'Apa?'.
Leana yang mengerti tatapan Darra itupun segera menggerakkan dagunya ke arah pintu. Darra mengikuti arah dagu Leana dan dilihatnya ada seseorang tengah berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangan dan juga tersenyum. Siapa lagi kalau bukan Darren.
Seketika mimik wajah Darra berubah drastis, yang tadinya badmood kini menjadi sumringah setelah melihat Darren. Hal itu di sadari oleh seseorang yang duduk di barisan belakang, siapa lagi jika bukan Revan. Pasalnya sedari tadi cowok itu diam-diam memperhatikan Darra yang berada jauh di depan.
Hatinya terasa semakin teriris melihat betapa senangnya Darra ketika bertemu Darren. Ia pun tak ingin melanjutkan aktivitasnya memperhatikan Darra karena semakin diperhatikan semakin membuat dirinya sakit hati.
Alvin, Theo dan Farhan yang menyadari bahwa Revan pasti tengah memperhatikan gadis itu, mereka hanya dapat hanya bisa tersenyum miris pada Revan.
Sadboy bener lo, bro! batin Alvin.
"Len gue pulang dulu ya, byee!" Ucap Darra sebelum langsung pergi menghampiri Darren yang sudah menunggunya di depan kelas. Leana hanya mengagguk saja mengiyakan.
"Ayo pulang!" Seru Darra saat sudah di depan kekasihnya yang tengah berdiri menyandarkan punggungnya ke tembok.
Darren tersenyum lalu mengacak-acak rambut gadisnya, jujur Darren selalu gemas saat melihat Darra. Sementara Darra mencebikkan bibirnya karena rambutnya kini mungkin menjadi tidak rapih.
Kemudian mereka berjalan melewati koridor menuju parkiran namun sebelumnya mereka ke ruang guru terlebih dahulu karena Darra ingin menyerahkan tugas bahasa Indonesianya.
Disisi lain Revan tengah berjalan bersama Alvin, Theo, dan Farhan. Mereka bertiga asik dengan candaan mereka, sedangkan Revan hanya diam sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba saja cowok itu dikagetkan oleh seseorang yang baru saja menepuk punggungnya. Refleks Revan pun menoleh ke belakang. Dilihatnya Reina sedang tersenyum lebar di belakangnya.
"Belum pulang lo?"
"Belum. Bareng, Van!" Balas Reina sambil berusaha menyamai langkah Revan. Revan tampak berpikir namun sedetik kemudian, ia menyetujuinya.
Sampai di parkiran Darra melihat Revan yang sedang memakai helm dan Reina yanh bersiap untuk naik ke motor milik Revan. Tak disengaja Revan pun menoleh ke arahnya membuat pandangan mata mereka bertemu. Untuk sepersekian detik berikutnya, akhirnya gadis itu membuang kesembarang arah pandangannya dan segera naik ke atas motor Darren.
🕊🕊🕊
Darra menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya saat gadis ini menaiki motor yang dikendarai oleh Darren dengan kecepatan yang terbilang lambat. Kalian pasti tahu, jika kebanyakan pasangan kekasih akan mengendarai motornya dengan lambat.
"Eh, mau langsung pulang?" tanya Darren seraya melihat wajah Darra dari kaca spion motornya.
"Iyalah, emang mau kemana," balas gadis itu, memangnya mau kemana lagi jika tidak pulang ke rumah. Lagi pula, Darra sedang tidak ingin pergi kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen FictionSuatu cerita tentang remaja-remaja yang sedang memahami arti 'Cinta' yang sesungguhnya. Merasakan hal yang manis maupun pahit pasti akan mereka alami. Kebanyakan hari-hari yang mereka lalui terasa menyenangkan, namun dibalik itu akan ada hari di ma...