Hari sudah malam, jika dilihat dari jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Sejak Isya tadi teman-teman Revan pulang ke rumahnya masing-masing. Hingga tinggal tersisa Reno.
Mengapa Reno tak kunjung pulang? Alasannya karena Reno tidak mau pulang dan Revan tak akan mengizinkan anak kecil itu pulang. Sejak teman-temannya pulang, Revan dan Reno bermain ps di kamar atas. Mereka sangat asik sekali dalam bermain hingga lupa akan waktu.
"Udah malem nih, ayo abang anter pulang." ucap Revan yang berdiri dari duduknya lalu mengambil jaket di lemari.
"Mau naik apa? Mobil atau motor?"
Reno tampak berfikir. Anak kecil ini sering naik mobil, ia bahkan sampai bosan karena Papa dan Mamanya tak mengizinkan dirinya naik motor jika tidak Papanya yang menyetir motor itu.
Namun ini kesempatan yang tepat untuk dirinya pulang naik motor, lagipula jika bersama Revan ia akan merasa aman, jadi tak perlu khawatir.
"Motor aja bang!" serunya dengan semangat membuat Revan tersenyum sumringah.
"Yaudah nih pake jaket abang, biar ngga masuk angin." Revan menyerahkan jaketnya lalu mengambil satu lagi jaket dari lemarinya.
Jaket army itu memang kebesaran di tubuh Reno, namun tak apa daripada nanti Reno masuk angin lalu sakit, bisa-bisa dirinya dimarahi oleh sang Mama.
Mereka pun menaiki motor ninja hitam milik Revan dan Revan melajukannya membelah jalanan malam kota Jakarta. Karena membawa anak kecil Revan tak berani mengebut, dalam perjalanan pun dirinya banyak mengajak bicara Reno agar tidak bosan di jok belakang.
Hingga kurang lebih lima belas menit mereka sampai di pekarangan rumah Reno yang tak lain juga rumah Darra. Rumah ini terlihat mewah dan juga asri, karena banyak tanaman yang tertanam di halaman rumah itu.
Sudah beberapa bulan ini Revan tak pernah mengunjungi rumah Darra, biasanya ia sangat sering bermain ke tempat ini. Menganggu anak SMA yang tinggal dirumah ini, hingga bermain dengan Reno.
"Assalamu'alaikum, Mama!" Reno mengucapkan salam dengan nada yang tinggi ciri khas seorang anak kecil sehabis pulang bermain.
Sarah selaku Mama dari Darra dan juga Reno datang dari arah dapur, "Reno.. Kamu udah pulang nak? Eh ada Revan." Sarah tersenyum ramah menyambut Revan yang berdiri di depan pintu bersama dengan anak laki-lakinya.
"Malem tante." Sapa Revan juga dengan tersenyum.
"Ayo masuk dulu, tadi tante buat brownies kamu bawa pulang ya."
Selalu seperti ini, setiap Revan berkunjung ke rumah Darra, cowok ini selalu dibawakan beberapa makanan buatan Sarah. Jika tidak seperti itu, maka Revan harus memakannya di rumah Darra langsung. Bukannya merasa sungkan dan tidak suka, justru sebaliknya Revan malah merasa senang. Karena masakan Sarah tak ada duanya, sangat enak.
"Iya siap tante, nanti Revan bawa pulang." Cowok itu terkekeh. Mumpung ke rumah Darra, sayang jika tidak membawa ataupun memakan makanan buatan Sarah.
Revan duduk di sofa ruang tamu milik keluarga Darra, sedangkan Reno entah kemana perginya mungkin sedang di kamarnya. Tanpa disuruh pun Revan akan menganggap rumah ini sebagai rumahnya sendiri, itulah bukti kedekatan Revan dengan keluarga Darra.
"Oh iya, Darra nya kemana? Bukannya dia tadi pergi sama Reno saat ke rumah kamu." Sarah bertanya pada Revan, pasalnya tadi Reno keluar rumah dengan gadis itu. Namun sekarang malah pulang hanya bersama Revan saja.
Revan diam sebentar tak langsung menjawab pertanyaan dari Sarah, "Ah..tadi Darra pergi duluan tante, memangnya dia belum pulang?"
"Belum, tante kira dia sama kamu." balas Sarah sambil menutup tempat tupperware yang sudah diisi oleh brownies buatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen FictionSuatu cerita tentang remaja-remaja yang sedang memahami arti 'Cinta' yang sesungguhnya. Merasakan hal yang manis maupun pahit pasti akan mereka alami. Kebanyakan hari-hari yang mereka lalui terasa menyenangkan, namun dibalik itu akan ada hari di ma...